6 Film Realisme Berlatar Negara Amerika Latin, Ada Nomine Oscar

Haus film-film menapak tanah alias realisme? Silakan jelajahi sinema Amerika Latin. Mereka dikenal sebagai gudangnya film realis, baik neorealisme (naturalistik) maupun expressive realism (fokus pada elemen psikologi). Roma (2018) adalah salah satu contoh paling populernya.
Namun, jangan berhenti di film itu. Coba juga enam rekomendasi film realis Amerika Latin berikut buat dapat gambaran lebih luas. Ada beberapa yang juga berstatus nomine Oscar layaknya Roma, lho!
1. Workforce (2019)

Workforce adalah film expressive realism asal Meksiko yang mengikuti Fransisco (Luis Alberti). Bekerja di jadi kuli bangunan, ia menyaksikan sendiri betapa kejamnya kontraktor memperlakukan saudara kandungnya yang juga bekerja di sektor serupa saat jadi korban kecelakaan kerja. Dituduh mabuk, si saudara tak dapat kompensasi atas kecelakan yang merenggut nyawanya itu.
Kesal, ia akhirnya menemukan celah untuk mencari keadilan dengan caranya sendiri. Unik dan twist-nya gak tertebak. Selain mengkritik kapitalisme dan ketimpangan kelas, Workforce juga menyoroti sifat naluriah manusia yang cenderung berubah saat dapat kekuasaan.
2. City of God (2002)

Melibatkan banyak aktor amatir, City of God adalah salah satu mahakarya asal Brasil yang sampai sekarang susah disaingi. Inti film ini sebenarnya memotret kehidupan di favela alias pemukiman padat penduduk di Rio de Janeiro yang didesain untuk mengisolasi kelompok tersisih dari pusat kota. Film berorbit pada Rocket (Alexandre Rodrigues) yang juga bertugas sebagai narator.
Lahir dan besar dalam kondisi ekonomi yang tidak ideal, Rocket dan teman-temannya tak asing dengan aksi kejahatan. Lewat Rocket pula, kita bakal paham mengapa geng kriminal jadi bagian integral dari kehidupan orang-orang di kawasan itu. Bukan hiburan belaka, City of God suguhkan studi etnografi yang menawan.
3. La Civil (2021)

La Civil akan membawamu kembali ke Meksiko sambil menyelami fenomena kekerasan dan perdagangan manusia di bagian Utara negara itu. Ceritanya berpusat pada Cielo (Arcelia Ramírez), seorang ibu yang masih memproses fakta hilangnya sang putri, Laura. Di tengah kegundahan itu, sepucuk surat ancaman menghampirinya.
Ia mencoba meminta bantuan aparat keamanan, tetapi kasus hilangnya Laura hanya akan menumpuk di daftar arsip mereka tanpa kejelasan. Cielo akhirnya memutuskan untuk mencari keadilan sendiri. Berbekal tekat dan waktu, ia melakukan investigasi mandiri. Sembari mengikuti Cielo, penonton bakal dibuat kesal dengan apatisme berbagai pihak saat ditodong kasus orang hilang di Meksiko.
4. The Second Mother (2015)

Ketimpangan kelas juga masih jadi momok di Brasil. The Second Mother mencoba memotret realitas ini dengan cara yang unik dan subtle, yakni lewat dinamika hubungan seorang asisten rumah tangga (ART) dengan putri yang selama ini ia tinggal di rumah kerabatnya di kampung. Kini sudah berusia 18 tahun, sang putri menumpang sementara di rumah majikan sang ibu untuk bersiap mengikuti ujian masuk kampus.
Di sinilah, jarak antara sang ibu dan putri terpampang jelas. Sang ART justru lebih mengenal anak majikannya dibanding putrinya sendiri. Dibumbui adegan kocak, tapi juga penuh haru, ini film realisme yang memang layak dapat glowing review dari penonton.
5. Central Station (1998)

Bertema road trip, film nomine Oscar Central Station juga salah satu yang wajib masuk daftar tonton. Sekali seumur hidup, cobalah nonton pertemuan tak terduga seorang pensiunan dengan bocah kecil sebatang kara. Diceritakan sebagai seorang tukang tipu, si pensiunan ternyata kena karma saat hendak menipu bocah kecil itu.
Mau tak mau, ia pun ikut dalam perjalanan mencari ayah si bocah. Seperti sebuah perjalanan pada umumnya, selalu ada hikmah dan pencerahan yang bakal dipetik keduanya. Dengan pendekatan realisme dan psikoanalisisnya, Central Station jadi sebuah hiburan yang membuka mata dan menentramkan jiwa.
6. 7 Prisoners (2021)

Kita belum bebas dari perbudakan modern adalah pesan utama dari film realisme Amerika Latin berjudul 7 Prisoners. Berlatarkan Brasil, film mengikuti 7 pemuda asal pedalaman Brasil yang ditawari pekerjaan menjanjikan di Sao Paulo. Mereka datang dengan penuh optimisme sampai akhirnya sadar bahwa mereka dijebak di sebuah asrama tak layak huni dan harus bekerja lebih dari jam kerja normal tiap harinya.
Lebih parahnya, gaji mereka tak dibayarkan sesuai perjanjian. Di sinilah, mereka mulai berkonspirasi mencari cara untuk membebaskan diri. Namun, ternyata oknum yang menjebak mereka bukan orang sembarangan. Tak menawarkan akhir yang memuaskan, ini salah satu film realis yang pesannya nampol.
Pantas saja banyak pihak yang kecewa saat Emilia Perez (2024) rilis. Nyatanya, benchmark film realis Amerika Latin cukup tinggi. Lihat saja betapa tajam dan akuratnya mereka saat memotret realitas. Mulai sekarang, masukkan mereka dalam rujukan favorit saat butuh tontonan menapak tanah.