7 Alasan Turning Red Jadi Film Animasi Terbaik Pixar

Awal tahun ini, para pencinta film animasi disambut dengan film keluaran Pixar berjudul Turning Red. Film yang tayang di Disney+ ini mengisahkan seorang gadis remaja bernama Mei yang harus hidup berdampingan dengan kutukan beruang merah yang diwariskan secara turun-menurun di keluarganya.
Tayang perdana pada 11 Maret silam, Turning Red menjadi tontonan film animasi terfavorit dan terbaik tahun ini. Dilansir Buzz Feed, ada berbagai macam alasan yang membuat Turning Red menjadi film animasi terbaik Pixar.
1. Disutradarai peraih piala Oscar

Domee Shi menjadi sosok yang menyutradarai Turning Red. Ia dipercaya menyutradarai film animasi ini karena sebelumnya sudah memiliki pengalaman yang serupa.
Pada waktu itu, Domee Shi jadi sutradara dan penulis skenario film animasi pendek berjudul Bao (2018). Berkat itu, ia pun berhasil menyabet piala Oscar untuk kategori Best Animated Short Film.
2. Film Pixar pertama yang disutradarai perempuan Asia

Domee Shi menjadi perempuan Asia pertama yang menyutradarai film keluaran Pixar lewat Turning Red. Ia memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan representasi positif dari komunitas warga Asia.
"Saya sungguh merasakan ada banyak tanggung jawab dan tekanan dalam menggambarkan cerita tentang gadis China/Kanada ini, karena tidak banyak representasi Asia yang ada di media kami," ujarnya kepada Nerd of Color pada Februari 2022.
3. Film Pixar pertama yang kepemimpinannya dikerjakan oleh para perempuan

Domee Shi tidak hanya memimpin proyek film ini sebagai sutradara dan penulis skenario, ada perempuan lainnya yang juga memegang kepemimpinan di berbagai bidang. Ada Lindsey Collins yang hadir sebagai produser film dan Julia Cho yang ikut terlibat sebagai penulis skenario.
"Saya bahkan tidak sadar bahwa semuanya dipimpin oleh perempuan hingga pesta penutupan produksi film ketika saya benar-benar menonton film itu," kata Rosaline Chiang kepada The Hollywood Reporter pada Maret 2022.
4. Domee Shi mengangkat isu menstruasi dan pubertas dalam Turning Red

Dalam wawancara dengan Uproxx pada Maret 2022, Domee Shi membahas bagaimana Turning Red memasukkan adegan ibu Mei menanyakan apakah anaknya sudah mulai menstruasi pertama.
"Ini sangat aneh, karena itu terjadi pada setiap wanita, setiap gadis, tetapi kamu tidak mendengarnya atau membicarakannya. Itu terasa canggung dan gila, tetapi kita semua melaluinya", ucap Domee Shi. "Namun, pada saat itu, kamu merasa sangat kesepian. Jadi, inilah usahaku untuk membantu para perempuan tidak terlihat seperti itu," tambahnya.
5. Turning Red mengajak anak-anak untuk tidak masalah jika merasa tak sempurna

Sandra Oh menyatakan bahwa dia berharap Turning Red akan memulai diskusi antara keluarga Asia tentang normal bagi anak-anak untuk memiliki kekurangan atau tidak selalu memenuhi keinginan orang tua mereka selama masa remaja.
"Yang saya harap film ini adalah keterbukaan mengenai segala percakapan bagi mereka yang ada di komunitas Asia. Ketika kamu masih muda, kamu pasti akan mengecewakan orang tuamu," katanya kepada NBC Asian America.
6. Mengeksplorasi pengalaman keluarga Asia dan imigran

Dalam Turning Red, Mei dan ibunya, Ming, terkadang suka berselisih saat Mei melalui masa kecilnya. Domee Shi memasukan hal ini ke dalam film untuk mencerminkan pengalaman anak-anak Asia dan imigran.
"Saya pikir, terutama untuk anak-anak imigran, anak-anak Asia, dan Mei di film, dia harus menyadari bahwa tidak ada hubungan yang sempurna dengan orang tuanya. Itu akan selalu berantakan," kata Domee Shi dalam wawancara NBC News.
Ia juga mengatakan kutipan dalam konferensi pers bahwa pembuat film memilih untuk menjelajah nuansa hubungan orang tua anak Asia dalam menghadapi perubahan. Hal itu nantinya yang akan membentuk jati diri seorang anak.
7. Mengingatkan penonton bersikap emosional itu wajar

Saat berbicara dengan The New York Times, Lindsey Collins menjelaskan bahwa salah satu misi Turning Red adalah mengirimkan pesan bahwa merangkul emosi adalah hal yang positif. Sebab, selama ini masih banyak orang yang tak mengerti sisi emosi pada dirinya.
"Perempuan selalu dihakimi karena tidak mengendalikan emosi mereka – ugh, dia sangat emosional," katanya. "Saya suka bahwa kita memiliki karakter utama yang belajar dari waktu ke waktu bahwa tidak harus membuang emosi untuk dianggap sebagai perempuan baik," tambah Lindsey.
Ada berbagai macam alasan yang menjadi daya tarik dari film Turning Red. Gak heran kalau film ini dikatakan sebagai film animasi terbaik. Film ini pada akhirnya berbicara tentang kemampuan untuk menerima segala emosi. Wah, sarat makna banget, ya!