Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Film tentang Pengalaman Imigran Paling Nyata dan Miris

Souleymane's Story (dok. Trigon Film/Souleymane's Story)
Souleymane's Story (dok. Trigon Film/Souleymane's Story)
Intinya sih...
  • Take Out menggambarkan kisah hidup imigran ilegal China di New York yang terlilit utang dan bekerja sebagai kurir makanan.
  • Nasib Souleymane, imigran Guinea di Prancis, juga digambarkan dalam film sebagai kurir yang bertahan hidup dengan bantuan organisasi nirlaba.
  • Farewell Amor menggambarkan pengalaman imigran Angola di New York yang harus berjuang dengan perbedaan budaya dan lapangan kerja kasar.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Migrasi adalah hal yang tak terelakkan lagi seiring dengan ketimpangan pasar kerja dan konstelasi politik yang tak kondusif. Keberadaan imigran di negara-negara dengan perkembangan ekonomi pesat dan kestabilan politik pun jadi hal yang makin lumrah. 

Meski dianggap sebagai risiko yang bakal mengubah hidup, harus diakui kalau tak semua imigran dapat pengalaman yang menyenangkan. Sebaliknya, gak sedikit yang harus melalui masa-masa pahit demi dapat suaka maupun izin tinggal dan kerja. Berikut beberapa film yang sukses menggambarkan pengalaman imigran secara nyata.

1. Take Out (2004)

Take Out (dok. Criterion/Take Out)
Take Out (dok. Criterion/Take Out)

Take Out mengikuti 1 hari dalam hidup Ming Ding (Charles Jang), imigran ilegal asal China yang bekerja jadi kurir di sebuah restoran Asia di New York. Terlilit utang yang sudah jatuh tempo, ia lantas mengambil pesanan sebanyak-banyaknya hari itu untuk bisa melunasi kewajibannya. Film karya Sean Baker dan Shih-Ching Tsou itu mengekor kegiatan Ming Ding mengantar makanan dari satu tempat ke tempat lain untuk bertemu dengan berbagai macam perangai pelanggan.

2. Souleymane's Story (2024)

Souleymane's Story (dok. Unifrance/Souleymane's Story)
Souleymane's Story (dok. Unifrance/Souleymane's Story)

Nasib Souleymane (Abou Sangaré) dalam film pemenang Best Actor European Film Awards setali tiga uang dengan Ming Ding. Datang dari Guinea sebagai imigran ilegal di Prancis, ia bertahan hidup dengan jadi kurir dan memanfaatkan bantuan dari organisasi nirlaba. Sambil mempersiapkan wawancara suakanya, kita akan diajak mengikuti kesehariannya sebagai kurir makanan daring dengan akun sewaan.

3. Farewell Amor (2020)

Farewell Amor (dok. Criterion/Farewell Amor)
Farewell Amor (dok. Criterion/Farewell Amor)

Farewell Amor tak kalah menyesakkan. Film menggambarkan pengalaman imigran Angola bernama Walter (Ntare Mwine). Setelah bertahun-tahun bekerja di New York, ia berhasil mengumpulkan uang untuk membawa serta istri dan putrinya ke negeri Paman Sam itu. Namun, di sinilah krisis mulai terbentuk. Perbedaan kultur hingga jarak antara ekspektasi dan kenyataan mulai tersingkap. Satu yang menyesakkan ialah fakta bahwa Walter ternyata lulusan S-2 yang mau tak mau mengisi lapangan kerja kasar di Amerika Serikat.

4. Limbo (2020)

Limbo (dok. MUBI/Limbo)
Limbo (dok. MUBI/Limbo)

Bergenre tragikomedi, Limbo jadi balada sejumlah pria dari berbagai usia yang menunggu pengajuan suaka mereka diterima. Untuk sementara waktu, mereka ditempatkan di sebuah desa terpencil di Skotlandia sambil menerima pelatihan-pelatihan. Namun, sementara adalah kata yang tak pasti kapan akan berakhir. Film mengikuti keseharian mereka yang terlunta-lunta dan mulai kehilangan asa.

5. In the Land of Brothers (2024)

In the Land of Brothers (dok. Jogja-NETPAC Asian Film Festival/In the Land of Brothers)
In the Land of Brothers (dok. Jogja-NETPAC Asian Film Festival/In the Land of Brothers)

Sempat tayang di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024, In the Land of Brothers memotret pengalaman imigran Afghanistan di Iran lewat perspektif tiga karakter dari periode berbeda. Satu yang sama, mereka datang ke Iran dengan harapan besar untuk membangun hidup yang lebih baik. Tanpa ada prasangka kalau mereka harus menghadapi tantangan selama lebih dari 1 dekade. Digarap sutradara debutan Raha Amirfazli dan Alireza Ghasemi, film berhasil mencerminkan rasa tercerabut dan krisis identitas yang dirasakan para imigran.

6. La Cocina (2024)

La Cocina (dok. Tribeca Film Festival/La Cocina)
La Cocina (dok. Tribeca Film Festival/La Cocina)

Lewat sebuah dapur restoran mewah, La Cocina berhasil memotret pengalaman imigran yang pelik dan sering kali pahit. Ia berlatarkan The Grill, restoran mewah yang dibangun pria Arab-Amerika dan memperkerjakan pegawai dari berbagai latar belakang. Kebanyakan dari mereka adalah pekerja migran yang butuh sponsor visa, tetapi tak sedikit yang merupakan warga kulit putih Amerika Serikat. Ketimpangan status warga negara dan berbagai masalah lain menyeruak selama film bergulir, kompleks, rumit, tetapi lekat dengan realitas.

7. To a Land Unknown (2024)

To a Land Unknown (dok. Unifrance/To a Land Unknown)
To a Land Unknown (dok. Unifrance/To a Land Unknown)

Berlatar Athena, Yunani, To a Land Unknown adalah kisah dua pemuda Palestina yang berharap dapat kehidupan lebih baik di Eropa. Tak punya dokumen resmi untuk bisa mengajukan suaka ke Jerman, mereka nekat menghalalkan segala cara agar mampu membayar jasa penyelundup. Satu hari, mereka bertemu dengan bocah belasan tahun yang baru datang dari Gaza, Palestina. Kehadiran bocah ini mengubah rencana dan relasi mereka selamanya. 

Selain ketujuh film tadi, kamu juga bisa coba tonton Dheepan (2015), Ayka (2018), The Insult (2017) dan Capernaum (2019) yang tak kalah miris. Jadi imigran memang sebuah pengalaman yang bakal mengubah seseorang selamanya. Adapun, didiskriminasi dan direndahkan adalah dua pil pahit yang harus ditelan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us