4 Fakta Tepatilah Janji, Film Edukasi Politik untuk Pilkada 2024

Menjelang Pilkada Serentak 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali menghadirkan edukasi politik melalui film Tepatilah Janji. Film ini merupakan kelanjutan dari upaya KPU dalam meningkatkan kesadaran politik masyarakat, khususnya dalam konteks pemilihan kepala daerah (pilkada).
Dengan sentuhan khas sutradara Garin Nugroho, Tepatilah Janji menghadirkan cerita yang menarik sekaligus mendidik. Berikut empat fakta menarik tentang film ini.
1. Disutradarai oleh Garin Nugroho

Salah satu daya tarik film ini adalah keterlibatan Garin Nugroho sebagai sutradara. Garin sendiri telah lama dikenal dengan gaya sinematiknya yang unik dan sering mengeksplorasi tema sosial dan politik. Beberapa karyanya termasuk Tjokroaminoto: Guru Bangsa (2015), Kucumbu Tubuh Indahku (2018), dan Samsara (2024).
Pengalamannya dalam memadukan seni dan pesan sosial menjadikan Tepatilah Janji sebuah karya yang tak hanya menghibur tetapi juga sarat makna. Garin memastikan bahwa film ini dapat menjadi edukasi politik dengan cara yang ringan, tapi tetap bermakna.
2. Sekuel dari film Kejarlah Janji

Tepatilah Janji merupakan sekuel dari film sebelumnya, Kejarlah Janji (2023), yang juga digunakan sebagai media edukasi politik pada Pemilu 2024. Jika Kejarlah Janji lebih fokus pada dinamika pilkades, Tepatilah Janji membawa kita lebih dekat ke kehidupan politik di tingkat pemilihan bupati.
"Isu-isu yang dibawa juga berbeda dari yang pertama. Jadi pendidikan voters-nya juga disadari pada kepentingan-kepentingan pilkada itu sendiri yang menyangkut desa, kabupaten, dan sebagainya itu yang membedakan dengan yang pertama," ucap Garin Nugroho di kawasan Karet Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (9/8/2024).
3. Mengangkat isu politik desa

Meski fokus pada pemilihan bupati, Tepatilah Janji juga banyak mengangkat isu-isu yang dekat dengan kehidupan desa. Fokus pada politik lokal ini relevan dengan konteks pilkada, di mana keputusan-keputusan politik di tingkat desa sering kali menjadi cerminan dari dinamika yang terjadi di tingkat yang lebih luas.
Film ini menggambarkan bagaimana politik bisa masuk ke dalam kehidupan sehari-hari, memengaruhi hubungan keluarga, komunitas, dan bahkan cinta. Garin menyoroti bahwa film ini adalah tentang bagaimana kepemimpinan diuji melalui pemenuhan janji, baik yang tercantum dalam konstitusi maupun visi pribadi untuk kesejahteraan warga.
"Film ini diperlukan untuk pendidikan warga negara ketika politik kehilangan muruah dalam memandu masyarakat agar proses politik melahirkan masyarakat sipil yang sehat, kritis, dan produktif," imbuh Garin.
4. Akan diputar di ruang publik

Sebagai bagian dari upaya KPU untuk menjangkau audiens yang lebih luas, Tepatilah Janji tidak hanya akan tayang di bioskop dan platform OTT, tetapi juga akan diputar di ruang-ruang publik. KPU berencana untuk menggelar pemutaran keliling di berbagai daerah, termasuk di ruang-ruang pemutaran alternatif dan layar tancap di desa-desa.
Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa film ini dapat diakses oleh masyarakat dari berbagai latar belakang, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil. Untuk saat ini, belum ada tanggal resmi untuk perilisan film Tepatilan Janji. Ikuti terus informasi terbarunya di media sosial resmi KPU dan Instagram @filmtepatilahjanji.