5 Film Low Budget yang Sukses di Pasaran, Ada Insidious!

Pada saat akan membuat film panjang, sebuah rumah produksi akan membutuhkan banyak biaya. Biaya tersebut biasanya digunakan untuk berbagai macam hal mulai dari gaji para kru serta aktris dan aktor, penyewaan alat, hingga biaya distribusi dan pemasaran. Menurut data dari Stephen Follows, rata-rata biaya produksi yang dibutuhkan oleh film-yang rilis di Amerika Serikat dan Kanada pada tahun 1999—2019 adalah sekitar USD18 juta (~ Rp258 miliar).
Namun, budget besar tidak menjamin film akan sukses di pasaran. Film-film dalam ulasan berikut ini membuktikan bahwa dengan budget rendah, mereka dapat memaksimalkan keuntungan, bahkan memenangkan beberapa penghargaan prestisius. Penasaran apa saja filmnya? Simak ulasan berikut ini.
1. Get Out (2017) - USD4,5 juta (~Rp64 miliar)
Get Out adalah film debut dari sutradara Jordan Peele yang sebelumnya lebih dikenal melalui karyanya di dunia sketsa komedi. Film yang dibintangi Daniel Kaluuya ini bercerita mengenai Chris, seorang Afrika-Amerika yang datang mengunjungi orangtua pacarnya yang merupakan orang kulit putih.
Film ini berhasil mendapatkan banyak penghargaan, salah satunya adalah piala Oscar dalam kategori "Best Original Screenplay". Selain sukses mendapat penghargaan, film ini juga sukses secara finansial. Total, film ini meraup keuntungan hingga kurang lebih USD255 juta (~Rp 3,6 triliun).
2. Insidious (2010) - USD1,5 juta (~Rp21 miliar)
Para pencinta film horor pasti ingat dengan film yang satu ini. Insidious merupakan film horor besutan James Wan yang bercerita mengenai gangguan dari makhluk astral yang dialami oleh sebuah keluarga yang baru saja pindah ke rumah baru.
Siapa sangka, film ini ternyata masuk ke dalam kategori film low budget karena hanya membutuhkan biaya produksi sekitar USD1,5 juta. Biaya produksi yang rendah tersebut merupakan hasil dari visi James Wan yang mengangkat sebuah cerita yang cukup simpel namun efektif dalam membuat penonton ketakutan.
Secara keseluruhan, film ini berhasil meraup keuntungan hingga hampir USD100 Juta (~Rp1,4 triliun) dari bioskop di seluruh dunia.
3. The Blair Witch Project (1999) - USD60 ribu (~Rp860 juta)
Film ini bercerita mengenai tiga orang siswa yang memutuskan untuk pergi ke sebuah hutan untuk mencari tahu mengenai legenda "Blair Witch" dan merekam seluruh perjalanan mereka. Dalam petualangannya, mereka dihadapkan oleh banyak halangan yang bersifat supranatural.
Dalam menyajikan filmnya, duo sutradara Daniel Myrick dan Eduardo Sanchez memiliki ide yang cukup unik. Mereka membuat seolah-olah film tersebut merupakan rekaman nyata yang dibuat oleh ketiga karakter siswa tersebut dan dibuat nampak seperti vlog. Dengan begitu, mereka dapat meminimalkan budget produksi mereka agar film tampak benar-benar seperti film amatir.
Tidak tanggung-tanggung, film ini berhasil mendapatkan keuntungan hingga USD248 juta (~ Rp3,5 triliun).
4. Paranormal Activity (2007) - USD15 ribu (~Rp215 juta)
Paranormal Activity mengangkat kisah klise mengenai sebuah keluarga yang baru saja pindah ke rumah baru namun mengalami berbagai macam gangguan supranatural. Dalam film ini, kejadian supranatural dialami oleh sepasang kekasih muda bernama Katie dan Micah.
Jika film sebelumnya menggunakan kamera amatir dengan gaya rekaman layaknya sebuah vlog, konsep yang sedikit berbeda diambil oleh tim produksi dari Paranormal Activity. Selain untuk merekam keseharian mereka, kamera amatir juga digunakan untuk menggambarkan sudut pandang berbagai CCTV yang di pasang di rumah berhantu tersebut.
Paranormal Activity yang awalnya digarap secara independen ini berhasil meraup keuntungan hingga USD193 juta (~Rp2,7 triliun).
5. Primer (2014) - $7000 (~Rp100 Juta)
Primer adalah sebuah film fiksi ilmiah yang bercerita mengenai dua orang teknisi, Aaron dan Abe, yang secara tidak sengaja menciptakan mesin waktu. Terciptanya mesin waktu tersebut membuat kekacauan di kemudian hari setelah tercipta beberapa "Aaron" dan "Abe" di linimasa yang sama.
Film yang diproduksi secara independen oleh Shane Carruth, seorang matematikawan, ini berhasil mendapatkan respons positif dari kritikus hingga memenangkan ajang Sundance Film Festival pada tahun 2004. Secara keseluruhan, film ini menghasilkan keuntungan sekitar USD545 ribu (~Rp7,8 miliar). Meskipun terlihat lebih sedikit dari film lain di artikel ini, keuntungan tersebut cukup membanggakan mengingat budget dari film ini "hanya" USD7 ribu.
Dari beberapa film di atas, terbukti bahwa pembuatan film tidak harus mahal. Hanya dengan mengandalkan kreativitas seorang pembuat film, film yang "murah" juga dapat disulap menjadi film berkualitas dan disukai oleh banyak orang. Tertarik untuk menonton? Jangan lupa akses di situs yang legal, ya!