Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Film yang Bikin Kamu Meragukan Eksistensi Keadilan

Salt of This Sea
Salt of This Sea (dok. Trigon Film/Salt of This Sea)
Intinya sih...
  • Precious (2009) - Kisah tragis seorang remaja kulit hitam yang hamil akibat diperkosa ayahnya dan harus berjuang sendirian untuk pendidikan layak.
  • Lilya 4-ever (2002) - Remaja Lilya terpaksa menjadi pekerja seks dan dijanjikan kehidupan lebih baik, namun malah terjerumus dalam nasib buruk.
  • The Accused (1988) - Sarah diperkosa dan kesaksian serta latar belakangnya diragukan, membuat penonton meragukan eksistensi keadilan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Keadilan adalah konsep yang subjektif. Bagi sebagian orang yang hidupnya sudah nyaman dan diuntungkan oleh sistem yang ada, dunia terasa baik-baik saja. Sebaliknya, buat orang yang harus merasakan kesulitan dan berbagai opresi, dunia ini masih jauh dari kata adil.

Parahnya, disrupsi media sosial bikin ketidakadilan tadi makin nyata. Ada yang bisa menghabiskan Rp2 juta rupiah untuk sekali makan di restoran mewah, padahal di negara yang sama, gak sedikit yang harus bekerja keras selama sebulan dulu untuk bisa mengumpulkan uang sebanyak itu.

Mirisnya, ketidakadilan sebenarnya problem universal. Untuk mendapatkan point of view berbeda, coba tonton beberapa film dari berbagai negara dan era berikut, niscaya semua semakin jelas.

1. Precious (2009)

Precious
Precious (dok. Lionsgate/Precious)

Precious (Gabourey Sidibe) adalah remaja kulit hitam asal Harlem, New York, yang nasibnya tragis. Lahir dari pasangan yang tak layak jadi orangtua, ia hamil kedua kalinya setelah diperkosa sang ayah. Parahnya, ia tak dapat dukungan dan pembelaan dari sang ibu dan akhirnya memutuskan untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Dengan sisa kekuatannya, ia berjuang dapat pendidikan layak dengan mendaftarkan diri ke sebuah sekolah alternatif yang bersedia menerima situasinya.

2. Lilya 4-ever (2002)

Lilya 4-ever
Lilya 4-ever (dok. TrustNordisk/Lilya 4-ever)

Di belahan dunia lain, tinggalah remaja bernama Lilya (Oksana Akinshina). Ia ditelantarkan ibunya yang pindah untuk tinggal bersama pacar barunya dan harus berjuang bertahan hidup sendirian. Terdesak situasi, ia memutuskan jadi pekerja seks selama beberapa waktu. Di sinilah, ia kemudian bertemu pemuda yang menjanjikannya kehidupan lebih baik di luar negeri. Bukannya membaik, nasib Lilya justru tak tertebak lagi sejak kepindahannya itu.

3. The Accused (1988)

The Accused
The Accused (dok. Paramount Pictures/The Accused)

The Accused adalah cerminan ketidaknyamanan dan ketidakadilan yang harus dirasakan penyintas kekerasan seksual di mana saja. Sarah (Jodie Foster) diperkosa saat ia nongkrong bersama orang-orang yang ia percaya dan dilarikan ke rumah sakit setelah insiden mengerikan itu. Di sana, beberapa petugas mencoba untuk membantu dan menangani kasusnya. Namun, saat mencoba menilik latar belakang Sarah, mereka meragukan testimoninya. Pada fase ini, penonton benar-benar dibuat meragukan eksistensi keadilan.

4. Mon oncle Antoine (1971)

Mon Oncle Antoine
Mon oncle Antoine (dok. Criterion/Mon Oncle Antoine)

Mon oncle Antoine adalah film klasik Kanada yang mendemonstrasikan bagaimana eksploitasi sumber daya alam dan manusia berlangsung. Ia berlatarkan sebuah desa di Quebec yang mayoritas penduduknya bekerja di tambang asbestos. Satu per satu pekerja gugur karena eksposur berlebihan dari zat toksik tersebut. Nasib buruk mereka dipotret lewat sudut pandang bocah laki-laki yang pindah ke desa itu untuk tinggal bersama kerabatnya sepeninggal orangtuanya.

5. Salt of This Sea (2008)

Salt of This Sea
Salt of This Sea (dok. Trigon Film/Salt of This Sea)

Salt of This Sea bakal mengantarmu merasakan bagaimana rasanya jadi orang Palestina yang hendak pulang ke kampung halamannya setelah jadi eksil bertahun-tahun. Ia ditulis Annemarie Jacir lewat point of view Soraya (Suheir Hammad), perempuan keturunan imigran Palestina di Amerika Serikat yang memutuskan pulang ke tanah leluhurnya. Sejak di bandara, Soraya sudah dapat perlakuan tak menyenangkan. Parahnya, ketidakdilan ini tidak berhenti bahkan makin memuncak ketika ia bertemu teman lamanya yang tinggal di Tepi Barat.

6. Aparajito (1959)

Aparajito
Aparajito (dok. Criterion/Aparajito)

Kalau suka Slumdog Millionaire (2008), coba tonton film India klasik berjudul Aparajito. Film ini mengekor perspektif Apu (Smaran Ghosal), bocah yang tumbuh besar di tengah kemiskinan bersama orangtuanya yang seorang pemuka agama. Saat memasuki usia remaja, ayahnya meninggal karena sakit dan memaksa ibunya bekerja jadi asisten rumah tangga. Secara umum, film ini memotret ketimpangan di India pada awal abad ke-20.

7. I, Daniel Blake (2016)

I, Daniel Blake
I, Daniel Blake (dok. Sixteen Films/I, Daniel Blake)

Daniel Blake (Dave Johns) adalah pria paruh baya yang mengalami serangan jantung saat bekerja. Sejak itu, ia kehilangan pekerjaannya dan direkomendasikan dokter untuk pensiun.

Masalahnya, Blake ternyata belum memenuhi syarat untuk mencairkan jaminan sosial dari negara. Di sisi lain, usia dan kondisi kesehatannya membuatnya kesulitan dapat pekerjaan baru. Film ini benar-benar bikin siapa pun gak habis pikir dengan ketidakadilan yang tercipta dari sebuah regulasi.

8. Vice is Broke (2024)

Vice is Broke
Vice is Broke (dok. MUBI/Vice is Broke)

Vice is Broke agak beda dengan film-film lain dalam daftar ini. Ia berformat dokumenter dan dapat mix reviews dari penonton. Namun, ia bisa bikin kamu makin kritis dan melek.

Pada dasarnya, ini adalah sebuah film yang dibuat jurnalis Eddie Huang yang membongkar kecurangan dan mismanajemen di perusahaan media Vice. Pernah jadi jurnalis di sana selama beberapa tahun, ia membongkar berbagai manipulasi yang dilakukan Vice demi meraup profit. Parahnya, ketika Vice mulai mengalami kontraksi finansial, Huang jadi satu dari sekian staf yang belum dibayarkan gajinya.

Menyadari kalau dunia tidak adil mungkin bisa jadi salah satu jalan ninjamu bertahan hidup. Meski idealnya kita harus berusaha dan berjuang dahulu, pada beberapa momen yang bisa kita lakukan memang menerima kenyataan pahit ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Hype

See More

10 Potret Anissa Aziza Liburan ke Jepang bareng Sahabat, Girls Time!

05 Nov 2025, 13:39 WIBHype