Review Film Ballerina, Aksi Tanpa Ampun dari Ana de Armas

Intinya sih...
- Film "Ballerina" (2025) berhasil memperluas waralaba John Wick dengan aksi balas dendam protagonis tangguh bernama Eve Macarro.
- Ana de Armas tampil luar biasa sebagai ballerina-assassin, menampilkan koreografi aksi intens dengan lebih dari 20 senjata.
- Film ini menawarkan aksi brutal dan padat, meskipun naskahnya cenderung klise, namun berhasil memberikan hiburan penuh adrenalin.
Mengikuti jejak John Wick bukanlah perkara mudah. Namun, Ballerina (2025) berhasil membuktikan dirinya sebagai film yang layak berada dalam waralaba ini. Film ini sendiri dibintangi Ana de Armas, bersama dengan Ian McShane, Norman Reedus, dan Gabriel Byrne.
Dengan plot utama balas dendam, sesuatu yang tak asing bagi penggemar John Wick, film ini menyajikan banyak keunggulan sekaligus kekurangan di dalamnya. Apa saja itu? Mari simak ulasan lengkap film From the World of John Wick: Ballerina di bawah ini!
1. Ana de Armas tampil memukau sebagai John Wick versi perempuan
Ana de Armas tampil luar biasa dalam film ini. Sebagai ballerina-assassin bernama Eve Macarro, ia menghidupkan karakter yang tangguh dan dingin. Terlatih di Ruska Roma seperti John Wick, dirinya penuh akan determinasi untuk membalas dendam atas kematian ayahnya.
Meski bukan Keanu Reeves, Ana membuktikan dirinya sebagai bintang papan atas. Komitmennya terhadap koreografi aksi—menggunakan lebih dari 20 senjata, dari pistol, katana, hingga flamethrower—membuat setiap adegan terasa intens sekaligus memanjakan mata.
2. Sajikan aksi tanpa henti dengan koreografi ciamik
Film ini menawarkan aksi yang padat dan brutal. Jika boleh jujur, film ini berada dalam standar tinggi khas waralaba John Wick. Meski tak diarahkan langsung oleh Chad Stahelski, Ballerina tetap hadirkan adegan perkelahian yang difilmkan dengan apik.
Koreografi pertarungannya fenomenal, membuat kita terpaku pada setiap pukulan, tembakan pistol, ledakan, hingga penggunaan barang-barang seperti remote TV dan piring. Kuncinya ada di pementasan set dan sinematografinya yang ciamik.
Beberapa momen membuat penonton bertepuk tangan, bahkan melonjak dari kursi karena kegirangan. Tak heran, banyak yang menyebutnya sebagai salah satu film aksi terbaik 2025.
3. Alur cerita sederhana, bahkan cenderung klise
Naskah Ballerina memang sederhana, bahkan cenderung klise dengan premis balas dendam yang sudah sering dieksplorasi. Jika dibandingkan dengan John Wick (2014), emosi dalam cerita ini terasa kurang mendalam. Khususnya, di bagian awal film.
Perlu dicatat kalau kekurangan ini bukanlah masalah besar, karena inti film ini adalah "menghancurkan" dengan brutal. Setelah 25 menit awal fokus pada pengenalan cerita dan karakter Eve, Ballerina langsung bertransformasi menjadi parade aksi tanpa henti.
Film ini berhasil memanfaatkan kekuatan Ana de Armas, lalu menggabungkannya dengan estetika dunia John Wick. Hasilnya adalah film aksi cadas layaknya Atomic Blonde (2017).
4. Apakah Ballerina recommended untuk ditonton?
Secara keseluruhan, Ballerina adalah film yang layak ditonton bagi penggemar John Wick dan pecinta genre aksi. Film ini berhasil memperluas dunia John Wick dengan mengenalkan Eve, sekaligus membawa kembali beberapa wajah lama dari Ruska Roma dan Kontinental.
Meski tidak mencapai level emosional atau penyutradaraan seperti karya Chad Stahelski, Ballerina tetap memberikan hiburan penuh adrenalin. Bagimu yang mencari aksi brutal dengan visual yang memukau, film ini adalah pilihan yang tepat untuk ditonton.
Jangan lewatkan Ballerina yang tayang di bioskop Indonesia mulai 4 Juni 2025.