Review Film Venom 3, Ini Kelebihan dan Kekurangannya!

- Venom: The Last Dance menandai akhir dari perjalanan Eddie Brock dan Venom, dengan aksi seru, humor khas, dan dinamika emosional yang lebih mendalam.
- Hubungan unik antara Eddie Brock dan Venom tetap menjadi daya tarik utama, dengan humor kacau dan adegan aksi segar serta penuh variasi.
- Film ini terasa lebih emosional dan mendalam, namun kekurangan terbesarnya adalah ketidakhadiran villain yang benar-benar seimbang dengan Venom.
Venom 3, yang diberi judul Venom: The Last Dance (2024), menandai akhir dari perjalanan panjang Eddie Brock (Tom Hardy) dan symbiote Venom. Sebagai antihero yang populer, Venom kembali dengan aksi seru, humor khas, dan dinamika emosional yang lebih mendalam.
Bagi kamu yang penasaran dengan kisah penutup dari salah satu karakter paling ikonik Marvel ini, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
1. Sajikan aksi segar dengan humor khas Venom

Hubungan unik antara Eddie Brock dan Venom selalu menjadi daya tarik utama sejak Venom (2018) rilis enam tahun lalu,. Di Venom: The Last Dance, humor kacau yang dihasilkan dari interaksi mereka tetap menjadi sorotan.
Adegan aksi yang ditampilkan juga segar dan penuh variasi. Salah satu yang mencuri perhatian adalah saat Venom menggunakan kekuatannya untuk menjadi kuda dan ikan dalam adegan kejar-kejaran yang memacu adrenalin.
2. Jadi penutup yang emosional untuk Tom Hardy

Sebagai penutup dari trilogi Venom, film ini terasa lebih emosional dari dua film sebelumnya. Keterlibatan Tom Hardy dalam penulisan cerita membuat kisah antara Eddie dan Venom lebih mendalam. Hubungan mereka yang sebelumnya sebatas parasit dan inang kini menjelma jadi ikatan erat layaknya sepasang sahabat.
Meskipun tidak menawarkan banyak hal baru, Venom 3 mampu mengekspresikan nuansa emosional dari Eddie. Adegan akhir yang menampilkan perjalanan mereka membawa penonton pada momen nostalgia, menandai perpisahan manis tapi pahit antara Eddie dan Venom.
3. Ketidakhadiran sosok villain yang "seimbang" dengan Venom

Salah satu kekurangan terbesar Venom 3 adalah ketidakhadiran villain yang benar-benar seimbang dengan Venom. Meskipun Knull (Andy Serkis) diperkenalkan sebagai ancaman utama, kehadirannya terasa kurang signifikan. Venom lebih banyak menghadapi pasukan Knull (xenophage) daripada berhadapan langsung dengannya.
Tentu saja, hal ini menciptakan pertarungan klimaks yang kurang memuaskan dibandingkan dengan dua film sebelumnya, di mana Riot dan Carnage memberikan tantangan yang lebih mengesankan. Kehadiran antagonis yang lebih karismatik mungkin bisa membuat film ini lebih seimbang dari segi cerita.
Secara keseluruhan, Venom: The Last Dance adalah film yang cukup layak ditonton, terutama bagi para penggemar setia Venom. Bagi mereka yang mengikuti perjalanan Eddie Brock dan Venom sejak awal, film ini akan menjadi perpisahan yang emosional dan memuaskan.