Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[REVIEW] The Killer, Pembunuh Bayaran yang Salah Tembak

potret Michael Fassbender di The Killer (dok. Netflix/The Killer)

Layanan streaming Netflix kembali memanjakan penontonnya dengan peluncuran film baru. Pada 10 November 2023, Netflix merilis The Killer, karya David Fincher, yang sebelumnya ditayangkan di Festival Film Internasional Venesia ke-80 pada 3 September 2023. 

Diperankan oleh Michael Fassbender sebagai The Killer, film ini menceritakan pembunuh berdarah dingin yang melakukan kesalahan dalam misinya. Akibat bosan menunggu targetnya selama 5 hari, The Killer kehilangan fokus hingga salah menembak.

Kesalahan itu dianggap fatal dan memungkinkan klien yang sudah membayar mengambil kompensasi yang ditawarkan. Hal ini berujung dengan penyerangan kekasihnya yang terjadi di kediamannya.

Selain sosok The Killer itu sendiri, ia akan beradu peran dengan The Expert (Tilda Swinton), The Lawyer (Charles Parnell), The Client (Arliss Howard), dan The Brute (Sala Baker). The Killer bisa jadi rekomendasi tontonan thriller-mu, nih. Simak review film The Killer yang sudah bisa kamu tonton di Netflix ini!

1. Plot sederhana dengan pace lambat

cuplikan The Killer sedang mengintai situasi (dok. Netflix/The Killer)

Film ini tidak memiliki plot twist seperti film David Fincher berjudul Fight Club (1999) atau yang penuh misteri, seperti Se7en (1995) dan Gone Girl (2014). Film berdurasi 1 jam 59 menit ini alur ceritanya sederhana, sehingga dapat mudah dipahami dan diikuti. 

Dibuka dengan sosok The Killer yang sedang mengintai dan menunggu target dari gedung seberang, ia juga berusaha mengisi waktunya dengan aktivitas normal, seperti makan, tidur, bercukur, dan yoga. Bekerja untuk Edward Hodges atau nama lainnya The Lawyer, Edward berusaha menghibur dengan memintanya bersabar dan menunggu target.

Meskipun temponya lambat, penonton tidak akan bosan dengan pembukaan film ini. Perhatian penonton malah akan tertuju ke sosok The Killer yang karismatik.

2. Karakter pemain utama yang kompleks

cuplikan The Killer (dok. Netflix/The Killer)

Keberhasilan film biasanya datang dari pengembangan karakter pemainnya. Dalam hal ini, Michael Fassbender memerankan sosok The Killer yang memiliki material penting sebagai profesional, yakni teliti, kerja rapi, cepat, dan penuh strategi. Namun, ia juga cepat bosan dan tidak sabaran.

The Killer juga sosok pembunuh yang tidak memiliki empati dan dapat membunuh siapa saja. Namun, ia juga berperilaku teritorial yang akan terpancing jika seseorang mengusik kediaman dan hal pribadinya.

Aura wajah Fassbender yang dingin sudah mencuri perhatian saat menjadi villain di X-Men: The First Class (2011), sehingga memerankan sosok misterius dan dingin pasti tidak sulit untuknya. Bedanya, di film ini penonton akan diberitahu isi pikirannya yang ramai. Pasalnya, film ini memiliki dialog yang minim, tapi semua dialog terjadi di pikirannya.

3. Karakter yang karismatik dan stylish

cuplikan The Killer (dok. Netflix/The Killer)

Pembentukan karakter The Killer memang sangat kuat. Selain karakter yang kompleks, The Killer juga mencuri perhatian dengan pakaian yang dikenakan.

Ia tidak terlihat seperti John Wick yang menggunakan pakaian hitam, mewah dan terlihat misterius. Atau tidak seperti pembunuh psikopat seperti Joe Goldberg dengan setelan rapinya. The Killer berkreasi dengan memadukan baju dan celananya.

The Killer menggunakan pakaian santai dengan warna netral, seperti hitam atau krem. Ia kerap menggunakan motif floral berwarna cerah untuk setelan airport outfit-nya, lengkap dengan topi dan kacamata. Terkesan membaur, tapi tidak mencolok sebagai pembunuh. 

4. Adegan pertarungan yang intens bikin geregetan!

cuplikan The Brute saat melawan The Killer (dok. Netflix/The Killer)

Meskipun ini film thriller aksi, tapi film ini tidak banyak memunculkan adegan pertarungan. Film ini terbagi dengan enam babak, termasuk epilog.

Setiap babak menceritakan kisahnya secara berurut,an mulai dari melakukan kesalahan dalam misinya, mencari kebenaran lewat atasannya, hingga pembalasan dendam kepada orang yang menyerang kekasihnya. Dalam salah satu babaknya, The Killer melakukan perkelahian yang intens dengan lawan mainnya, The Brute.

Cukup menciptakan adegan yang menegangkan untuk mengetahui siapa yang akan kalah duluan. Belum lagi kehadiran anjing peliharaan dari The Brute yang tiba-tiba datang untuk membantu. Dijamin bikin kamu gak mau beranjak dari layar!

5. Musik dan soundtrack jadi ciri khas dari sang sutradara

cuplikan The Killer saat mendengarkan lagu (dok. Netflix/The Killer)

Scoring dalam film berpengaruh membangun suasana dan mempengaruhi perasaan penonton. David Fincher berturut-turut bekerja sama dengan Trent Reznor dan Atticus Ross sejak diThe Social Network, Gone Girl, dan film lainnya. Fincher memilih orang yang tepat untuk menjaga konsistensi ketegangan dalam setiap frame di filmnya.

Selain itu, David Fincher, sang sutradara, juga menambahkan lagu-lagu dari The Smiths. Antara lain seperti "How Soon is Now?", "Bigmouth Strikes Again", dan "I Know It's Over". Menurutnya, selain ia begitu menyukai lagu The Smiths, lagunya juga dapat menemani waktu meditasi, seperti dilansir Indiewire. Para penggemar karya David Fincher tentunya dapat mengenali ciri khasnya ini.

The Killer memang memiliki premis cerita yang umum. Membangun ketegangannya secara halus dan dialog yang disampaikan juga bersifat kontemplatif. Ini dapat memberikan kesan tersendiri untuk penontonnya. Untuk kelengkapan ceritanya, kamu bisa saksikan di Netflix ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Davrean Dita
EditorDavrean Dita
Follow Us