Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Segar dan Seru, Ada 6 Kelebihan & Kekurangan dari Solo: A Star Wars Story

dok. Lucasfilm Ltd

Penggemar Star Wars mana yang tak kenal sosok Han Solo? Pilot dan penyelundup ulung di galaksi nun jauh yang akhirnya menjadi pahlawan Rebel Alliance. Peran besar Han Solo dalam trilogi original Star Wars menghasilkan banyak pertanyaan dan rasa penasaran tentang latar belakangnya.

Lewat Solo: A Star Wars Story, masa lalu dan pertanyaan penting soal sosok kharismatik ini akan dijawab. IDN Times telah menonton langsung film garapan Ron Howard ini. Hasilnya? Ada beberapa kekurangan dan kelebihan yang bisa ditangkap dari film yang diperankan Alden Ehrenreich ini.

Peringatan: artikel ini mengandung spoiler untuk Solo: A Star Wars Story. Jika kamu tak ingin terkena spoiler, hati-hati ya!

Pertama-tama yuk kita lihat sejumlah kelebihan dari Solo: A Star Wars Story.

1. Segar, berbeda dari film-film sekuel dan spin-off Star Wars lainnya

Default Image IDN

Untuk pertama kalinya ada film spin-off Star Wars yang tidak berkutat dalam topik perlawanan terhadap Galactic Empire atau First Order. Solo: A Star Wars Story tidak dipenuhi misi melumpuhkan Death Star atau Star Killer Base.

Ia juga tidak berfokus pada kisah kekuatan supranatural The Force. Film ini bagai punya nyawanya sendiri walaupun tetap ber-setting di Star Wars Universe. Alhasil Solo: A Star Wars Story memberi angin segar dan terasa fresh dibanding film-film sekuel dan spin-off lain seperti Rogue One.

2. Menghibur, penuh aksi, dan ketegangan dari awal sampai akhir

Default Image IDN

Alih-alih epic space opera (seperti film Star Wars lainnya), Solo: A Star Wars Story lebih cocok disebut sebagai heist movie deh. Plot utamanya mengikuti petualangan Han Solo dan tim yang berusaha mencuri coaxium, zat hyperfuel yang sangat berharga.

Alih-alih banyak mendengarkan soal politik galaksi nun jauh, saya dibuat berdebar dengan aksi dan strategi yang menegangkan. Mulai dari usaha Han Solo dan gengnya dalam mencuri pengiriman coaxium di planet Vandor sampai mengelabuhi penambangan di planet Kessel, semua dieksekusi dengan tempo yang mantap dan pas. 

3. Untuk mengkompensasi cerita yang mediocre, 'Solo' disokong akting yang tidak mengecewakan

Default Image IDN

Setelah membahas berbagai kelebihan Solo: A Star Wars Story, yuk tengok beberapa kekurangan dalam film ini

4. Ceritanya tergolong lebih dangkal dan tidak meninggalkan kesan mendalam

Default Image IDN

Berbeda dengan Rogue One, Solo kalah dalam hal menggugah emosi penonton. Sepanjang cerita kita tidak diberi 'umpan' untuk ikut larut dan khawatir terhadap nasib setiap tokoh yang ditampilkan. Seolah hampir tak ada konsekuensi yang menanti para jagoan kita dalam petualangan mereka.

Saya sendiri sulit merasa bersimpati terhadap kisah yang terjadi di masa lalu Han Solo ini. Hal ini mungkin didukung faktor bahwa kita semua tahu nasib Han Solo akan baik-baik saja. Namun, menurut saya, memang ada faktor emosional yang kurang digali dari naskah karya bapak anak Jonathan dan Lawrence Kassdan ini.

5. Alden Ehrenreich kurang bisa menangkap pesona seorang Han Solo

Default Image IDN

Jangan salah, saya tidak menyebut akting Alden Ehrenreich buruk. Hanya saja, selama menonton saya sama sekali tak merasakan kharisma seolah Han Solo yang bikin jutaan fans jatuh cinta sejak pertama kali muncul di Star Wars (1977). Penampilan Ehrenreich ini solid dan mengimbangi kualitas akting para lawan mainnya. Sayangnya ia gagal menguarkan aura sinis, nekat, angkuh, namun tetap simpatik yang biasa menyelimuti sosok Han Solo versi Harrison Ford.

Ini bisa jadi hanya soal masalah selera. Ehrenreich memang melakukan pendekatan sendiri terhadap tokoh si penyelundup ulung. Beberapa orang lebih suka ini, karena ia bisa saja gagal lebih jauh jika berusaha menjiplak Harrison Ford. Selain itu, perlu diingat ini merupakan kisah prekuel, sejarah bagaimana Han Solo bisa jadi dirinya yang memukau di Star Wars Original. Masuk akal kalau di film ini ia belum punya vibe yang sama persis dengan saat bertemu dengan Leia dan Luke.

6. Terasa lebih minim humor atau gak tereksekusi dengan baik

Default Image IDN

Oke, Solo: A Star Wars Story memang bukan film komedi. Namun sepercik humor tak pernah salah dalam franchise epik ini. Bahkan sejak original trilogi, petualangan Han Solo dan Luke Skywalker sudah sering ditaburi bumbu komedi yang dapat semakin menghibur penonton.

Dibandingkan dengan Star Wars: The Last Jedi, terasa ada pemangkasan humor cukup besar dari 'Solo'. Para penulis naskahnya memang dikenal lebih suka cerita yang to the point dan tidak slengean. Ini agak disayangkan karena momen lucu antara Han Solo dan Chewbacca adalah salah satu hal yang paling saya gemari saat jadi fans Star Wars selama ini.

Itulah tadi 6 kelebihan dan kekurangan Solo: A Star Wars Story. Meskipun tidak sempurna, saya harus mengakui bahwa film ini jauh di atas ekspektasi saya yang tidak begitu tinggi. Kurangnya promosi dan coverage selama ini jujur membuat saya sempat meremehkan Solo. Namun, kekhawatiran kalau film ini akan sepenuhnya gagal tidak terbukti.

Solo: A Star Wars Story mendapat mixed reviews, tidak istimewa-tidak juga jelek. Namun rasanya tidak salah untuk mengatakan bahwa film ini sangat menghibur dan sayang jika dilewatkan di layar lebar. Saksikan langsung petualangan dan sejarah Han Solo di bioskop mulai 23 Mei 2018 ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triadanti
EditorTriadanti
Follow Us