Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hebat, Pria Asal Bali Ciptakan Plastik Singkong yang Bisa Dikonsumsi

kompas

Plastik merupakan musuh utama lingkungan. Kenapa? karena plastik sulit diurai oleh tanah. Tanah membutuhkan waktu 500 tahun untuk mengurai sebuah plastik.

Konsumsi plastik yang gila-gilaan mendorong kemauan seorang anak muda Indonesia untuk membuat inovasi dalam plastik. Simak penjelasannya di bawah ini, dilansir dari kompas.com.

Lahirnya Eco-Plastic

kompas

Seorang anak muda asal Bali membuat sebuah plastik berbahan dasar dari singkong. Awalnya, dia sangat khawatir akan banyaknya sampah di pantai Bali.

Padahal, pantai Bali merupakan daya tarik yang membuat para wisatawan berbondong-bondong datang ke sana. Karena masalah itulah, tercetus ide untuk membuat plastik dari singkong ini.

Kenapa Menggunakan Singkong?

otonomi

Kenapa plastik dibuat dari singkong? Dikutip dari otonomi.co.id, karena singkong memiliki produksi yang sangat banyak dan mudah dicari. Malahan, pada tahun 2015 produksi singkong di Indonesia mencapai 24 juta ton.

Hal itu mendasari penggunaan singkong. Kemudian, yang digunakan bukan singkongnya melainkan serat atau ampas yang tidak berguna. Jadi membuat sesuatu yang tidak berguna menjadi berdaya nilai.

Cara pembuatan Eco-Plastic

Pembuatan eco-plastic ini membutuhkan waktu tiga tahun untuk melakukan riset dan lainnya. Kevin dan teman-temannya sudah melakukan percobaan sejak tahun 2013. Akhirnya plastik ini dapat diperjualbelikan ke seluruh nusantara bahkan mancanegara.

Ketika dilarutkan dalam sebuah gelas berisi air, eco-plastic akan larut bersama. Uniknya, aAir tersebut dapat diminum karena itu adalah singkong yang tidak berbahaya bagi kesehatan.

Meet the Founder

kompas

Kevin Kumala, merupakan lulusan di sebuah universitas Amerika Serikat. Ketika pulang ke Bali, ia melihat banyak sampah plastik yang menggiring dia melakukan inovasi.

Ia dan kawan-kawannya memulai melakukan riset ke beberapa negara di Eropa. Kevin berujar bahwa eco-plastic sudah ada di Eropa namun penggunaan bahan dasarnya berbeda.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us