Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Punya Rencana untuk Mendaki Gunung Es? Ini Persiapannya

Pariwisata wisata alam (Dok. Kemenparekraf)

Halo para pencinta alam, apa kabarnya? Selama pandemik, apakah aktivitas pendakianmu masih tetap berjalan atau justru sebaliknya? Pasti kangen ya untuk mendaki gunung lagi nih. Tapi IDN Times mau tahu dulu dong, kamu pernah ada rencana ingin mendaki gunung es gak sih? Kalau pernah, kamu baca artikel yang tepat nih.

Kali ini, IDN Times mau berbagi informasi nih terkait Seven Summits. Wah, sudah mulai penasaran ya? Keep scrolling!

1. Seven Summits, impian para pendaki

Carstensz Pyramid, Puncak Jaya Papua (penjelajah.com)

Buat kamu yang belum tahu apa itu Seven Summits, ini merupakan sebutan untuk tujuh puncak gunung tertinggi di dunia dan bisa dibilang ini adalah impiannya para pendaki nih. Bicara soal ketinggian, kayaknya menarik nih. Soalnya, ketinggan puncaknya ini mulai dari 4.884 hingga yang tertinggi adalah 8.850 mdpl lho!

Ketujuh puncak tertinggi di dunia itu terdiri dari Puncak Carstenz di Pegunungan Jaya Wijaya Indonesia (4.884 mdpl), Vinson Massif di Antartika (4.897 mdpl), Elbrus di Rusia (5.642 mdpl), Kilimanjaro di Tanzania (5.895 mdpl), Aconcagua di Argentina (6.962 mdpl), Denali di Alaska (6.194 mdpl) dan Everest di perbatasan Nepal dan Tibet (8.848 mdpl).

Kira-kira, ada lokasi gunung impianmu di Seven Summit ini?

2. Persiapan dalam mendaki gunung es

Webinar "Gue Muda" dengan tema Pengalaman dan Persiapan Pendakian Gunung Es (Dok. Istimewa)

Kalau kamu punya impian yang sama dengan para pendaki lainnya, kamu harus tahu nih bahwa untuk mencapai Seven Summit ini bukanlah hal mudah dan murah. Ini justru tergolong aktivitas yang ekstrem, banyak tantangan dan risiko yang bahkan dapat mengancam nyawa pendakinya. Lalu, selain kesiapan mental dan fisik, apa saja ya yang perlu disiapkan?

Sebelumnya kita kenalan dulu dengan Fransiska Dimitri, wanita pertama asal Indonesia yang sudah berhasil mencapai Seven Summit. Secara khusus, ia menyebutkan bahwa persiapan utama yang harus dilakukan ialah pengumpulan informasi terkait medan yang akan ditempuh. Di samping itu, pendaki juga harus melatih fisik sebaik mungkin sebelum melakukan pendakian

Dalam webinar "Gue Muda" dengan tema "Pengalaman dan Persiapan Pendakian Gunung Es" kemarin (3/11), Fransiska membeberkan persiapannya untuk berhasil mencapai Seven Summit.

"Pengumpulan informasi meliputi rute, referensi, medan, risiko ancaman dan kecelakaan, risiko penyakit, hingga pembagian tugas dalam tim pendaki,” terangnya.

Tak hanya itu, ia juga menceritakan kesiapan fisik dan mentalnya pun didapatkan melalui latihan single rope technique (SRT), latihan beban, lari, latihan memanjat tebing serta berlatih mendaki. Lebih lanjut, ia ungkapkan bahwa pengetahuan tentang musim pendakian juga jadi poin penting ketika kita mengatur manajemen pendakian.

Belum lagi, biaya yang perlu dikeluarkan untuk melakukan ekspedisi Seven Summit pun terbilang relatif mahal. Ia ungkapkan bahwa rencana awal dengan 4 pendaki, kemudian mendadak berkurang menjadi 3 pendaki, hingga pada akhirnya berkurang menjadi 2 pendaki saja yang dapat menyelesaikan ekspedisi ini. Secara keseluruhan, ini menghabiskan biaya sekitar Rp5 miliar.

Wow, angka yang fantastis ya!

3. Tantangan pendaki dalam menaklukan puncak di Antartika

Webinar "Gue Muda" dengan tema Pengalaman dan Persiapan Pendakian Gunung Es (Dok. Istimewa)

Masih dalam webinar yang sama, Noer Hoeda, yang juga Seven Summiter asal Indonesia pun ikut menambahkan pernyataan dari Fransiska Dimitri. Ia mengungkapkan bahwa tantangan utama dalam menaklukan puncak di Antartika adalah cuaca yang mana hal ini tidak dapat diprediksi.

“Tidak bisa kita tentukan kapan bisa melanjutkan ke puncak. Harus base on forecast atau ramalan cuaca. Kalau cuaca buruk kita sama sekali gak bisa ke mana-mana,” jelasnya.

Ketika pendaki berada di Antartika, ada beberapa peralatan penting yang perlu disiapkan oleh seorang pendaki. Mulai dari high altitude mountaineering boots, sled, duffle bag, down suit, google eyes, mitten glove, ice axe, dan maish banyak lagi peralatan penting lainnya.

4. Pengalaman Noer Hoeda saat mendaki Everest

Webinar "Gue Muda" dengan tema Pengalaman dan Persiapan Pendakian Gunung Es (Dok. Istimewa)

Tak hanya itu, di kesempatan emas ini, Noer Hoeda juga ikut membagikan pengalamannya ketika mendaki Everest, di mana dirinya bersama tim harus menerapkan chace and carry sebelum mencapai puncaknya. For your information, chace and Carry merupakan sistem pendakian di mana para pendakinya akan naik-turun membawa sebagian logistic untuk ditimbun. Sistem seperti ini digunakan untuk mengatasi jumlah barang bawaan yang banyak pada sebuah eskpedisi, sekaligus upaya untuk beraklimatisasi.

“Aklimatisasi sangat penting. Dari basecamp, pendaki harus beraklimatisasi sekitar dua minggu, tergantung cuaca dan kondisi kesehatan si pendaki,” ucapnya.

Berbeda dengan Fransiska, biaya pendakian Seven Summit Noer Hoeda dan timnya lebih besar. Itu dikarenakan jumlah tim pendaki yang lebih banyak yakni berjumlah 10 orang termasuk bersama media. Pendakian tersebut setidaknya menghabiskan biaya sekitar Rp10 miliar. Memang besar, tapi penting bagi Noer Hoeda untuk membentuk tim pendukung yang bisa ikut membantu mencari sponsor.

Kira-kira, kamu ada yang mau ikut jejak Fransiska Dimitri dan Noer Hoeda gak nih? (WEB)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jordi Farhansyah
EditorJordi Farhansyah
Follow Us