4 Masalah Hidup Ko Gyeom di Melo Movie, Hadapi Berbagai Kesulitan

Ko Gyeom (Choi Woo Sik) di drakor Melo Movie diceritakan punya berbagai masalah hidup yang harus ia hadapi. Sangat menyukai film, ia bekerja di industri perfilman dengan menjadi kritikus. Ia dikenal sebagai karakter yang ceria dan mudah berbaur dengan orang-orang di sekitarnya.
Di balik citranya yang cerah, Ko Gyeom harus menguatkan diri agar setiap masalah yang "mampir" ke hidupnya dapat ia atasi dengan baik. Berikut adalah beberapa masalah yang harus ia hadapi.
1.Merawat kakaknya yang sakit

Ko Gyeom kehilangan orangtuanya saat masih kecil. Satu-satunya orang yang bisa ia jadikan sandaran hanya kakaknya, Ko Jun (Kim Jae Wook). Pontang-panting bekerja di pabrik, kakaknya itu berusaha maksimal agar mereka bisa bertahan hidup dengan baik sejak kakaknya itu masih berusia 20 tahun.
Saat menginjak dewasa, Ko Gyeom dihadapkan dengan kenyataan pahit. Kakaknya mengalami kecelakaan dan terluka parah. Akibatnya, ia harus jadi tulang punggung untuk menafkahi dirinya dan merawat sang kakak. Ia baru merintis karier sebagai aktor, tapi terpaksa harus mencari pekerjaan lain karena biaya rumah sakit kakaknya sangat besar.
2.Gak bisa pacaran seenaknya

Seperti yang telah disebutkan, Ko Gyeom sempat bekerja sebagai aktor. Di lokasi syuting, ia menyukai salah satu kru film bernama Kim Mu Bee (Park Bo Young). Mereka pertama kali bertemu di tempat audisi dan ia langsung jatuh cinta kepada perempuan itu. Menurutnya, nama Kim Mu Bee sangat cantik, terlebih bagi orang yang sangat tergila-gila pada film seperti dirinya.
Sulit untuk meluluhkan Kim Mu Bee karena perempuan itu gak mau menjalin hubungan romantis. Saat hati Kim Mu Bee mulai terbuka, Ko Gyeom terpaksa meninggalkan perempuan itu. Alasannya tentu karena ia harus merawat kakaknya yang sakit. Mereka baru bertemu kembali setelah lima tahun berpisah.
3.Punya pekerjaan yang berisiko dibenci banyak orang

Setelah mencoba jadi aktor, Ko Gyeom beralih jadi kritikus film. Ia mulanya hanya mengunggah tulisan-tulisannya di blog pribadi. Karena melihat ada potensi dalam dirinya, ia pun direkrut untuk jadi kritikus film di majalah sebuah perusahaan. Setelah itu, ia dipromosikan secara lebih intens.
Pekerjaannya itu punya risiko yang tinggi. Karena film adalah salah satu hiburan yang paling disukai, gak menutup kemungkinan akan banyak orang yang tidak menyukainya, apalagi ia dikenal sering membuat ulasan dengan bahasa yang tajam dan menohok. Seperti di salah satu episode, ia disalahkan saat sutradara film yang ia kritik masuk rumah sakit. Padahal, ia tidak bermaksud menjelek-jelekkan citra sutradara tersebut melalui ulasannya.
4.Bertahan hidup sendiri setelah kakaknya tiada

Lima tahun merawat kakaknya yang sakit, Ko Gyeom dan kakaknya itu akhirnya pindah ke rumah baru. Namun, kesehatan kakaknya ternyata kian memburuk. Meski selalu ingin menyangkal dan enggan mempersiapkan diri, Ko Gyeom harus menerima kenyataan bahwa kakaknya tidak berumur panjang.
Satu-satunya orang yang ia jadikan sandaran hidup telah tiada. Ko Gyeom sampai tidak sanggup masuk ke rumah dalam waktu yang cukup lama karena selalu terbayang-bayang dengan sosok kakaknya.
Kepribadiannya yang ceria membuat Ko Gyeom disukai banyak orang. Namun, sifatnya itu juga ditakuti karena ia selalu tampak baik-baik saja. Padahal, aslinya ia juga bisa bersedih, terutama ketika harus menghadapi beragam masalah, salah satunya kehilangan orang yang disayangi.