5 Alasan Ending Duty After School Part 2 Memuaskan, Realistis!

Ending Duty After School part 2 dianggap mengecewakan bagi sebagian pihak. Tokoh utama banyak yang meninggal dengan sebab yang tidak terduga. Setelah beberapa tokoh selamat, hak mereka atas poin selama wajib militer juga masih diperdebatkan.
Namun jika dilihat dengan mengesampingkan emosi serta ketertarikan penonton pada para tokoh utama, ending drakor Duty After School part 2 ini sebenarnya sangat realistis, loh. Apa saja sih yang membuat ending serial pendek dengan sepuluh episode ini menarik dan memuaskan? Yuk simak.
1. Wajar jika timbul banyak korban dalam kondisi perang

Perang adalah hal yang tidak diharapkan semua pihak. Apalagi melawan alien, sesuatu yang belum dikenal manusia.
Demi mempertahankan kelangsungan hidup, memang hal-hal ekstrem kadang diputuskan di situasi darurat. Misalnya menjadikan pelajar sebagai pasukan penumpas alien.
Bak dua sisi mata uang, pelajar bisa memiliki kemampuan bertahan diri tapi juga sekaligus menjadi tameng bagi serangan alien. Satu yang pasti, akan ada banyak korban dari sisi pelajar.
Dalam perang pun jatuhnya korban tak melulu akibat serangan musuh. Kelaparan, sakit, bahkan faktor psikologis seperti serangan Kook Young Soo (Ahn Do Kyu) sangat wajar.
Duty After School justru menunjukkan kelihaian penulis dalam mengambil sudut pandang sebagai siswa yang dikorbankan. Ending-nya juga membekas bagi penonton karena timbul banyak korban.
2. Kelelahan mental tokoh pelajar juga sangat realistis

Perang bukan cuma soal menang dan kalah seperti di buku sejarah. Pada kenyataannya dalam perang semua pihak adalah pihak yang kalah. Pun dalam Duty After School walau berhasil menumpas alien yang menginvasi bumi, tapi perang ini memberikan luka batin besar bagi para pejuangnya.
Tokoh utama siswa kelas 3-2 hanya melalui pelatihan singkat sebelum diterjunkan dalam perang. Mereka hanya dilatih secara fisik dan skill, namun sisi psikologis tidak sempat dilatihkan.
Bayangkan, wajib militer yang biasanya diadakan Korea Selatan selama 18-21 bulan harus dipersingkat menjadi sebulan saja. Maka wajar jika di tengah jalan ada satu-dua anggota yang mengalami depresi, realistis.
Biasanya depresi ini juga dialami oleh anggota dengan latar belakang paling lemah seperti Kook Young Soo. Penulis cerdas dengan mengambil kelelahan mental sebagai sebab kekalahan pasukan siswa kelas 3-2.
Bisa dibilang akhir dengan menjadikan kematian 13 siswa akibat kelelahan mental justru merupakan masterpiece dalam ending drama Duty After School ini. Jarang-jarang kan, ada drakor dengan ending yang dark tapi cerdas dan realistis.
3. Perdebatan mengenai poin tambahan usai operasi militer related dengan kondisi masyarakat jaman sekarang

Duty After School berlatar di tahun 2020-2024 di mana masyarakat bebas berpendapat. Pada ending-nya, poin tambahan yang menjadi hak para siswa yang telah mempertaruhkan nyawa masih diperdebatkan. Bahkan ada unjuk rasa mengenai poin tambahan ini.
Satu lagi ketajaman penulis dalam menyampaikan kritik sosial. Karena pada kenyataannya, sangat banyak fenomena ''aneh'' seperti kejadian di Duty After School. Memang menyebalkan sih, tapi realistis.
4. Penyelesaian kasus bola alien yang memuaskan, walaupun waktunya dramatis

Tidak mengada-ada, alien yang menginvasi bumi dibuat tidak over power dan bisa dimusnahkan. Tapi memang sebelum menemukan formula yang tepat, harus ada percobaan mengenai senjata pemusnah alien.
Sebagian penonton kecewa karena setelah para tokoh utama mati, senjata baru yang ampuh tercipta. Tapi sekali lagi ini adalah hal wajar.
Melakukan riset tidak mudah dan butuh waktu. Justru para tentara dan pelajar ini lah yang ditugaskan untuk memberikan waktu bagi para ilmuwan untuk menemukan senjata pemusnah alien yang akan menyelamatkan Bumi.
Penulis mungkin memang sengaja mengambil waktu yang dramatis. Hal ini tentunya agar penonton semakin terpikat oleh kekuatan cerita Duty After School.
5. Pengembangan karakter siswa kelas 3-2 yang memuaskan

Hal yang paling memuaskan dari episode-episode akhir Duty After School adalah pengembangan tiap-tiap karakter yang menarik. Masing-masing siswa kelas 3-2 menemukan keahliannya dan memiliki kebanggaan atas dirinya. Tentunya banyak pesan moral yang tersampaikan lewat pengembangan karakter ini.
Penonton dibuat jatuh cinta oleh karakter siswa kelas 3-2 ini. Love line yang tipis-tipis juga tidak berlebihan dan membuat cerita fokus. Perlu disadari Duty After School ini bertema survival ya, bukan romance.
Lima alasan di atas cukup untuk menunjukkan bahwa ending Duty After School yang tidak biasa justru sangat memuaskan. Meskipun dark, penulis membuat ending yang sangat dekat dengan kenyataan.
Penulis juga mengambil sisi yang tidak biasa, seperti tokoh utama yang merupakan pelajar labil serta penyebab kematian para tokoh utama yang berupa masalah psikologis. Kalau menurut kalian, bagaimana ending Duty After School?