6 Syarat Unik Ha Kyeong untuk Pembeli 'Rumah Kacang' di Last Summer

- Pembeli harus nyata, bukan fiktif atau agen perantara
- Rumah harus dipakai sendiri, bukan untuk bisnis
- Tidak boleh direnovasi agar kenangan tetap hidup
Dalam drama Last Summer, Song Ha Kyeong (Choi Sung Eun) bukan hanya digambarkan sebagai sosok rasional dan tegas, tapi juga seseorang yang sangat sentimental terhadap tempat yang ia sebut “rumah kacang”. Rumah itu bukan sekadar bangunan, melainkan ruang yang menyimpan memori masa kecilnya, kenangan bersama keluarga, dan tentu saja Baek Do Ha (Lee Jae Wook). Karena itulah, ketika tiba waktunya menjual rumah itu, Song Ha Kyeong tidak bisa begitu saja melepasnya kepada sembarang orang.
Alih-alih menjualnya lewat prosedur biasa, ia justru membuat daftar syarat yang tidak lazim dan terkesan emosional. Setiap poin mencerminkan bagaimana rumah tersebut masih menjadi bagian dari dirinya dan mungkin juga bagian dari perasaannya yang belum selesai. Berikut enam syarat Song Ha Kyeong untuk siapa pun yang ingin membeli “rumah kacang” miliknya dan Baek Do Ha di Last Summer.
1. Pembeli yang benar-benar ada, bukan fiktif

Song Ha Kyeong tidak mau berurusan dengan pembeli palsu atau agen perantara yang hanya ingin memainkan harga. Ia menuntut calon pembeli yang nyata, yakni orang yang datang langsung, melihat rumah itu, dan benar-benar berniat memilikinya.
Baginya, rumah ini bukan komoditas untuk spekulasi, tapi warisan emosional yang seharusnya jatuh ke tangan orang yang menghargainya. Sikapnya ini membuat banyak orang menganggapnya keras kepala, tapi bagi Song Ha Kyeong, kejujuran adalah hal pertama yang harus dimiliki siapa pun yang ingin menempati ruang yang penuh kenangan itu.
2. Rumah harus dipakai sendiri, bukan untuk bisnis

Syarat kedua ini menegaskan bahwa Song Ha Kyeong ingin rumah itu tetap menjadi tempat tinggal, bukan sekadar aset. Ia tidak ingin "rumah kacang" berubah menjadi kafe, galeri, atau properti komersial lain yang akan menghapus jejak kehidupannya di sana. Bagi Song Ha Kyeong, setiap dinding dan jendela punya cerita dan cerita itu hanya bisa hidup jika rumah dihuni dengan kehangatan, bukan dijadikan alat mencari keuntungan.
3. Tidak boleh direnovasi

Mungkin ini adalah syarat yang paling aneh sekaligus paling menyentuh. Song Ha Kyeong menolak keras jika calon pembeli berniat merenovasi rumah itu, bahkan hanya untuk mempercantik tampilan. Ia ingin bentuk, warna, dan tata ruang rumah tetap sama seperti dulu.
Setiap retakan di dinding dan bekas goresan di pintu punya makna tersendiri, mungkin dari tawa masa kecil, atau dari pertengkaran yang tak terlupakan. Renovasi berarti menghapus jejak, dan Song Ha Kyeong belum siap kehilangan semuanya.
4. Rumah bukan untuk dijadikan rumah kedua

Song Ha Kyeong ingin rumah itu ditempati dengan sepenuh hati, bukan sekadar sebagai tempat singgah atau rumah liburan. Ia tahu betapa sunyinya rumah kosong yang hanya dikunjungi sesekali, karena ia sendiri pernah merasakan kesepian yang sama saat ditinggalkan. Bagi Ha Kyeong, rumah yang baik adalah rumah yang hidup setiap hari, bukan yang hanya dikunjungi saat pemiliknya bosan dengan rumah utama.
5. Tidak boleh disewakan kepada orang lain

Syarat ini menunjukkan sisi protektif Song Ha Kyeong terhadap tempat yang begitu ia cintai. Ia tidak ingin rumah itu menjadi sumber keuntungan pasif atau berubah tangan terlalu sering.
Menurutnya, "rumah kacang" harus tetap pribadi dan intim, bukan sekadar properti yang berpindah dari satu penyewa ke penyewa lain. Di balik syarat ini, terselip rasa cemburu halus, dimana ia tidak sanggup membayangkan orang asing tidur di kamar yang dulu penuh tawa dan air matanya sendiri.
6. Pembeli harus memberi kabar dalam tiga hari

Syarat terakhir mungkin terdengar sederhana, tapi sesungguhnya paling simbolis. Ia meminta calon pembeli memberi kabar dalam tiga hari setelah meninjau rumah. Tidak lebih, tidak kurang. Mungkin ini caranya menegaskan bahwa keputusan harus datang dari hati, bukan dari pertimbangan panjang yang penuh keraguan.
Tiga hari adalah waktu yang cukup untuk tahu apakah rumah itu “memanggil” seseorang atau tidak. Dalam diam, Song Ha Kyeong seolah mengulang masa lalu, menunggu seseorang yang dulu juga tak pernah kembali tepat waktu.
Syarat-syarat Song Ha Kyeong ini menunjukkan bahwa baginya, "rumah kacang" bukan sekadar aset, tapi bagian dari jiwanya yang belum selesai ia lepaskan. Setiap peraturan yang ia buat adalah bentuk cinta dan kehilangan yang menyatu dalam satu ruang. Last Summer bukan hanya bercerita tentang cinta yang tak tersampaikan, tapi juga tentang manusia yang berjuang untuk merawat kenangan, meski tahu, pada akhirnya rumah itu mungkin harus berpindah tangan juga.



















