3 Alasan Jeong Hee Ran di Drakor Aema Ingin Keluar dari Agensinya

Jeong Hee Ran merupakan karakter yang diperankan oleh Lee Ha Nee di drakor baru yang dirilis Netflix berjudul Aema. Jeong Hee Ran adalah seorang aktris terkenal yang namanya populer karena sering membintangi film panas. Ia termasuk aktris yang kerap diperbincangkan dan menjadi atensi di depan publik.
Sudah berkarier cukup lama, Jeong Hee Ran diceritakan ingin memutus kontrak dengan agensinya, Shinsung Picture Company. Ia ingin berhenti bekerja sama dengan produser sekaligus petinggi perusahaan tersebut, Ku Jung Ho (Jin Sun Kyu). Memang apa, sih, yang menyebabkan Jeong Hee Ran ingin keluar dari agensi yang sudah lama menaunginya? Berikut alasannya. Simak sampai selesai, ya!
1. Sudah hidup berkecukupan

Populer di tahun 1980-an, Jeong Hee Ran diceritakan sudah berkarier lebih dari 10 tahun. Sejak bergabung dengan Shinsung Picture Company dan bekerja di bawah Ku Jung Ho, ia selalu mendapat tawaran akting. Namanya selalu menjadi buah bibir sejak ia debut sebagai aktris.
Sudah mendapat kesuksesan berkat peran di film-film yang ia bintangi, Jeong Hee Ran merasa hidupnya sudah berkecukupan. Ia yang merintis karier sebagai aktris film erotis punya jam terbang yang tinggi selama menekuni dunia akting. Ketenaran dan kekayaan sudah ia dapatkan dan ia merasa masa kejayaannya tidak perlu dilanjutkan bersama Shinsung Picture Company. Ia bahkan rela mengeluarkan banyak uang untuk membayar denda karena ingin memutus kontrak secara sepihak.
2. Ingin keluar dari zona nyaman

Stigma perempuan seksi telah melekat dalam diri Jeong Hee Ran. Banyak orang yang mengenal dirinya karena ia gak hanya sekali dua kali memperlihatkan tubuhnya dalam keadaan telanjang atau beradegan intim dengan lawan mainnya. Meskipun penampilannya elegan dan selalu sopan, ia kerap dianggap sebagai simbol seks karena ketenarannya sebagai bintang film erotis.
Jeong Hee Ran merasa sudah waktunya ia berhenti membintangi film panas. Ia ingin peran yang lebih serius dan menantang. Ia gak mau selamanya terus dikenang sebagai aktris dengan peran-peran panas. Ia mau mencoba karakter baru dan keluar dari zona nyaman. Oleh sebab itu, ia berusaha mendekati sutradara Kwon Do Il (Kim Jong Soo). Sutradara tersebut memang masih menyertakan adegan panas dalam filmnya, tapi esensi dari keseluruhan cerita tidak berpusat pada adegan tersebut.
3. Sadar bahwa dirinya menjadi korban objektifikasi

Jeong Hee Ran diceritakan debut di usia yang masih muda. Ia merintis karier benar-benar dari nol. Ia menyanggupi untuk melakukan adegan panas karena ia merasa hal tersebut merupakan bentuk dari profesionalitas. Sayangnya, kesediaannya itu tak sesuai dengan harapannya.
Dalam film-film yang ia bintangi, ia kira adegan panas hanya menjadi pelengkap, tapi ternyata adegan tersebut justru jadi daya tariknya. Di salah satu episode, ia sampai menangis karena karakter yang ia perankan diceritakan merangsang laki-laki di depannya. Padahal, karakter itu tidak tampil vulgar atau melakukan hal-hal yang mengundang.
Tak hanya dalam berakting, ia juga merasa bahwa ia merupakan korban objektifikasi karena para pejabat sering memanfaatkan aktris film panas seperti dirinya sebagai pelampiasan nafsu. Ia disuruh menemani pejabat-pejabat yang sedang berpesta agar mereka senang dan mau mendukung industri Chungmuro. Ia sudah muak karena perempuan tidak bisa mendapatkan ruang yang aman akibat perfilman didominasi seks. Ditambah dengan fakta bahwa Ku Jung Ho memanfaatkannya habis-habisan membuat ia yakin bahwa ia gak perlu lagi terus bekerja di agensi yang menaunginya.
Jeong Hee Ran sadar bahwa menjadi aktris film panas ada konsekuensinya. Ia ingin menjaga martabatnya meskipun ia tahu citranya di mata publik mungkin bisa berubah-ubah. Oleh sebab itu, di drama Aema, ia berusaha keras untuk keluar dari agensinya.