3 Tipe Burnout yang Perlu Diketahui, Cara Penanganannya Berbeda-Beda

Burnout merupakan masalah terkait kesehatan kerja yang digambarkan sebagai situasi di mana seorang karyawan mengalami sindrom kelelahan berlebih. Istilah burnout, sering kali dikaitkan pada lingkup dunia kerja, meskipun faktanya dapat pula berlaku dalam ruang lingkupn lain.
Burnout membawa kelelahan emosional, seperti kelelahan atau kehabisan emosi. Lalu kelelahan fisik, misalnya karena menghabiskan banyak waktu di pagi hari untuk bersiap kerja.
Kemudian, kelelahan kognitif, seperti ketidakmampuan untuk berkonsentrasi pada tugas-tugas yang sebelumnya mudah diselesaikan. Gejala burnout bervariasi pada setiap individu, namun intinya situasi saat seseorang merasa terasa terpisah secara emosional dengan tanggung jawab kerja di depan mata.
Ternyata, burnout sendiri memiliki tipe yang berbeda-beda, di antaranya berkat gejala dan penyebab yang muncul pun berbeda. Apa saja tipe burnout yang penting untuk kamu ketahui?
1. Overload Burnout

Overload Burnout atau dikenal juga sebagai Frenetic Burnout, digambarkan sebagai kondisi kelelahan yang terjadi akibat bekerja dengan sangat keras, bahkan cenderung berlebihan, demi mencapai apa yang diinginkan.
Individu seperti ini biasanya dikenal sangat ambisius, karena kebutuhan diri untuk mencapai tujuan yang dianggap sangat penting. Biasanya, orang yang alami overload burnout tidak dapat mengenali keterbatasan dan kebutuhan pribadi mereka sendiri, hingga beban kerja terlalu banyak.
Dalam psikologi, orang dengan overload burnout biasanya dikaitkan dengan "hukum kompensasi", yakni pencapaian berlebihan di dunia kerja, dan pencapaian yang kurang pada bidang kehidupan lainnya. Tipe burnout satu ini ditandai dengan munculnya tingkat sinisme yang tinggi terhadap pekerjaaan dan tugas-tugas yang birokratis dan berulang.
Oleh karena itu, penanganan tipe kelelahan seperti ini biasanya dilakukan dengan rehat dan melarikan diri dalam kurun waktu tertentu dari rutinitas yang dianggap membosankan tersut.
2. Under-challenge Burnout

Burnout akibat kurang tantangan biasanya berasal dari perasaan bosan dan suasana yang monoton. Ketika seseorang berjuang untuk melawan bentuk kelelahan ini, biasanya diibaratkan dengan hamster yang di atas roda.
Kamu tidak ke mana-mana dan rasanya seperti berlari tetapi tetap di tempat yang sama. Ketika merasa kurang tertantang, kamu sebenarnya memahami peran dirimu bagi orang lain, namun tetap merasa kurang puas.
Kamu mungkin telah mempelajari apa yang menjadi tanggung jawab tugas hingga mengerjakannya dengan optimal, tetapi tetap mengalami stagnasi secara profesional.
Pujian yang kamu terima bahkan terasa seperti hanya menepuk sebelah pipi, namun tidak membuka peluang bagimu. Jadi, cara penanganan tipe burnout ini adalah kebalikan dari overload burnout, yakni dengan membuat diri lebih banyak mengerjakan tugas menantang.
3. Neglect burnout

Neglect burnout merupakan tipe burnout yang diakibatkan oleh perasaan tidak berdaya dan tidak yakin saat kamu menghadapi tantangan. Jenis kelelahan ini muncul akan kebutuhan untuk bisa mendapat lebih banyak bimbingan, dukungan, dan struktur di tempat kerja.
Sementara kurangnya kejelasan dan komunikasi, mencegah kamu untuk memenuhi persyaratan dan harapan kerja. Akibatnya, kamu mulai merasa kurang kompeten dan frustasi, hingga mengarah pada imposter syndrome.
Seiring berjalannya waktu, kondisi burnout ini dapat membuat kamu merasa tidak termotivasi dan apatis terhadap pekerjaan kamu. Kamu mungkin jadi cenderung mengabaikan tanggung jawab dan menunda tugas hingga menit akhir, di mana dapat menimbulkan stres dan kecemasan.
Ketidakberdayaan merupakan karakteristik penting dari seseorang dengan neglect burnout. Solusi menangani burnout tipe ini lebih kepada bagaimana kamu mencoba lebih mencari tahu cara mengatasi tantangan di depan mata itu.
Mengetahui apa tipe burnout yang kamu alami dapat membuat kamu bisa menangani situasi terkait kesehatan mental ini dengan tepat. Burnout di tempat kerja, bukan sesuatu yang bisa kamu abaikan terus-menerus.
Akibatnya, dapat berpengaruh terhadap produktivitas hingga hasil kerja. Kamu pun akan sulit menikmati pekerjaan yang dimiliki, karena terus merasa ada yang salah. Burnout yang berlarut-larut, juga tanpa sadar bisa mengarah pada kondisi yang lebih parah.