5 Cara Mengatasi Toxic Workplace dalam Wanita Karier

Lingkungan kerja yang tidak sehat atau toxic workplace bisa menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi wanita karier. Kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan mental, produktivitas, hingga rasa percaya diri. Sebagai wanita karier, penting untuk memiliki strategi yang tepat dalam menghadapi lingkungan kerja seperti ini agar tetap bisa berkembang tanpa mengorbankan kesejahteraan diri.
Toxic workplace biasanya ditandai dengan budaya kerja yang tidak suportif, rekan kerja yang sulit diajak bekerja sama, atau bahkan adanya diskriminasi gender. Sebelum dampaknya semakin buruk, penting untuk memahami langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengatasi situasi ini. Berikut adalah lima cara yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi toxic workplace dengan lebih baik.
1. Mengenali tanda-tanda lingkungan kerja yang tidak sehat untuk melindungi kesehatan mental

Langkah pertama dalam mengatasi toxic workplace adalah memahami tanda-tandanya. Lingkungan kerja yang tidak sehat sering kali ditandai dengan konflik internal yang tidak pernah selesai, adanya perlakuan tidak adil, atau komunikasi yang buruk di antara anggota tim. Jika kamu merasa stres yang terus-menerus atau kehilangan motivasi untuk bekerja, itu bisa jadi sinyal bahwa tempat kerja sudah tidak kondusif.
Selain itu, penting juga untuk memerhatikan dampaknya pada kesehatan mental. Stres berkepanjangan dapat memicu masalah seperti kecemasan atau depresi. Jangan abaikan tanda-tanda seperti sulit tidur, merasa cemas tanpa alasan jelas, atau mulai menarik diri dari interaksi sosial. Tanda-tanda ini merupakan indikasi bahwa lingkungan kerja sedang memengaruhi dirimu secara negatif.
Setelah mengenali masalahnya, jangan terburu-buru mengambil keputusan. Pahami terlebih dahulu penyebabnya. Apakah masalah tersebut berasal dari individu tertentu, budaya kerja, atau kebijakan perusahaan? Dengan begitu, kamu bisa menentukan langkah terbaik untuk mengatasinya.
2. Mengasah keterampilan komunikasi untuk menghadapi konflik di tempat kerja

Toxic workplace sering kali disebabkan oleh komunikasi yang buruk. Oleh karena itu, penting untuk mengasah keterampilan komunikasi agar lebih efektif dalam menyampaikan pendapat atau menyelesaikan konflik. Mulailah dengan mendengarkan secara aktif ketika berbicara dengan rekan kerja. Tunjukkan bahwa kamu menghargai sudut pandang mereka, meskipun ada perbedaan pendapat.
Ketika menyampaikan keluhan atau masalah, usahakan untuk tetap tenang dan fokus pada solusi. Hindari menggunakan nada atau kata-kata yang terkesan menyerang, karena hal ini justru bisa memperburuk situasi. Berbicara dengan jelas, langsung pada inti masalah, dan menghindari drama adalah cara efektif untuk menyelesaikan konflik.
Jika komunikasi secara langsung tidak berhasil, kamu juga bisa meminta bantuan pihak ketiga, seperti atasan atau HRD. Sampaikan masalahmu dengan data atau contoh konkret agar pihak yang berwenang dapat membantu menyelesaikannya dengan objektif.
3. Membangun jaringan dukungan untuk menjaga keseimbangan emosional

Salah satu cara terbaik untuk menghadapi toxic workplace adalah dengan membangun jaringan dukungan yang kuat. Temukan rekan kerja yang bisa dipercaya untuk berbagi cerita atau mencari solusi bersama. Memiliki orang yang memahami situasimu dapat memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan.
Selain dari rekan kerja, jaringan dukungan juga bisa datang dari luar tempat kerja, seperti keluarga, teman dekat, atau komunitas profesional. Bergabung dengan komunitas yang relevan dengan bidang kerjamu dapat membantu mendapatkan perspektif baru dan dukungan moral.
Jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional, seperti konselor atau psikolog, jika situasi di tempat kerja mulai memengaruhi kesehatan mental. Kadang, berbicara dengan orang yang netral bisa membantu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda.
4. Mengembangkan keterampilan baru untuk membuka peluang di luar tempat kerja toxic

Jika situasi di tempat kerja sudah tidak bisa diubah, salah satu solusi terbaik adalah mempersiapkan diri untuk peluang baru. Mulailah dengan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kariermu. Ikuti pelatihan, webinar, atau kursus online untuk meningkatkan kompetensi dan menambah nilai dirimu di pasar kerja.
Selain meningkatkan keterampilan teknis, perhatikan juga keterampilan soft skill seperti manajemen waktu, kepemimpinan, atau kemampuan berpikir kritis. Keterampilan ini akan sangat berguna ketika kamu memutuskan untuk mencari pekerjaan di tempat lain.
Dengan mempersiapkan dirimu secara matang, kamu tidak hanya memiliki peluang untuk meninggalkan tempat kerja toxic, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri. Kamu akan lebih siap menghadapi tantangan di tempat kerja baru dengan pengalaman dan keterampilan yang lebih baik.
5. Menetapkan batasan yang jelas untuk melindungi diri dari tekanan kerja berlebihan

Di tempat kerja toxic, tekanan kerja sering kali berlebihan dan membuat wanita karier merasa kewalahan. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan menetapkan batasan yang jelas. Tentukan waktu kerja dan istirahatmu, serta pastikan untuk mematuhi batasan tersebut.
Belajarlah untuk mengatakan tidak jika tugas yang diberikan sudah melebihi kapasitasmu. Menolak bukan berarti kamu tidak profesional, tetapi merupakan bentuk perlindungan terhadap kesehatan fisik dan mentalmu. Sampaikan dengan sopan alasanmu menolak tugas tambahan, dan jika memungkinkan, tawarkan solusi alternatif.
Menetapkan batasan juga berarti meluangkan waktu untuk dirimu sendiri. Jangan membawa pekerjaan ke rumah atau terus-menerus memeriksa email di luar jam kerja. Beri dirimu waktu untuk bersantai dan melakukan aktivitas yang kamu nikmati. Dengan begitu, kamu bisa tetap produktif tanpa merasa terbebani.
Menghadapi toxic workplace sebagai wanita karier memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Ingatlah, kesejahteraanmu adalah prioritas utama, dan tidak ada pekerjaan yang sebanding dengan kesehatan mentalmu.