Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Terbaik untuk Tetap Produktif saat Puasa meski WFH

Ilustrasi WFH (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

WFH saat Ramadan bisa terasa lebih fleksibel, tapi tantangannya juga gak kalah besar. Tanpa suasana kantor, ritme kerja bisa berubah, apalagi kalau tubuh mulai kehilangan energi karena puasa. Kurangnya interaksi langsung juga bisa bikin rasa kantuk lebih cepat datang, mengganggu fokus dalam menyelesaikan tugas.

Supaya tetap bertenaga dari pagi sampai sore, ada beberapa cara yang bisa diterapkan tanpa bikin tubuh terasa makin lemas. Penasaran gimana caranya supaya tetap segar dan produktif sepanjang hari meski WFH saat Ramadan? Yuk, simak lima trik berikut!

1. Atur ritme kerja sesuai jam energi terbaik

Ilustrasi WFH (pexels.com/Vitaly Gariev)

Setiap orang punya waktu tertentu saat tubuh terasa paling bertenaga, terutama saat puasa. Pagi hari setelah sahur biasanya menjadi waktu terbaik untuk menyelesaikan tugas yang butuh fokus tinggi. Sebaliknya, menjelang sore, energi mulai menurun sehingga lebih cocok untuk pekerjaan ringan seperti membalas email atau rapat santai.

Memanfaatkan ritme energi ini bisa bikin kerja lebih efisien tanpa harus memaksakan diri. Jadwal kerja yang sesuai ritme tubuh membantu otak tetap bekerja optimal tanpa kelelahan berlebih. Jika memungkinkan, gunakan teknik time-blocking supaya tugas penting terselesaikan sebelum siang.

Perusahaan yang menerapkan sistem kerja fleksibel biasanya memberi keleluasaan dalam mengatur jam kerja. Memanfaatkan kesempatan ini untuk menyesuaikan jadwal kerja bisa membuat hari lebih ringan. Menghindari pekerjaan berat di jam kritis juga bisa menjaga energi tetap stabil sampai waktu berbuka tiba.

2. Maksimalkan sahur supaya gak cepat lemas

ilustrasi sahur (pexels.com/Thirdman)

Makan sahur bukan sekadar kewajiban, tapi kesempatan untuk mengisi energi agar tetap kuat sepanjang hari. Kombinasi makanan yang tepat bisa membuat tubuh terasa lebih segar dan tidak mudah lemas meski bekerja dari rumah. Karbohidrat kompleks seperti oatmeal atau nasi merah bisa memberi energi lebih tahan lama dibanding makanan manis yang cepat habis.

Menambahkan protein seperti telur atau daging juga membantu tubuh tetap kuat karena dicerna lebih lambat. Minum cukup air sebelum imsak juga penting supaya tubuh gak dehidrasi, terutama buat yang sering duduk di depan laptop. Menghindari makanan yang terlalu asin atau berminyak bisa mencegah rasa haus berlebihan saat siang hari.

Sahur yang seimbang gak cuma bikin tubuh lebih segar tapi juga menjaga fokus selama bekerja. Jika merasa sulit makan banyak di pagi buta, membagi porsi kecil tapi bergizi bisa jadi solusi. Menyiapkan menu yang mudah dicerna juga membantu tubuh gak cepat merasa ngantuk setelah sahur.

3. Cari posisi kerja yang nyaman tapi gak bikin ngantuk

Ilustrasi WFH (pexels.com/olia danilevich)

Bekerja di kasur mungkin terdengar nyaman, tapi bisa jadi bumerang karena bikin kantuk datang lebih cepat. Posisi duduk yang ergonomis bisa membantu tubuh tetap segar tanpa membuat otot tegang. Menjaga punggung tetap tegak saat duduk juga bisa meningkatkan aliran darah sehingga energi tetap stabil.

Menempatkan meja kerja dekat jendela bisa membantu tubuh tetap segar karena mendapat cahaya alami. Paparan sinar matahari di pagi hari juga bisa meningkatkan mood dan menjaga ritme sirkadian tetap seimbang. Kalau memungkinkan, sesekali berdiri atau berjalan ringan bisa membantu tubuh tetap aktif meski kerja dari rumah.

Menyesuaikan suhu ruangan juga berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan saat bekerja. Suhu yang terlalu panas bisa bikin tubuh cepat lemas, sementara yang terlalu dingin bisa membuat mengantuk. Menemukan keseimbangan antara kenyamanan dan fokus bisa membantu WFH tetap produktif meski sedang berpuasa.

4. Sempatkan gerakan ringan supaya gak terlalu lesu

ilustrasi stretching (pexels.com/Ron Lach)

Terlalu lama duduk bisa membuat tubuh terasa makin lemas saat puasa. Gerakan ringan seperti peregangan atau berjalan sebentar bisa membantu aliran darah tetap lancar. Menggerakkan tubuh setiap satu jam sekali bisa mencegah otot kaku dan membantu energi tetap stabil.

Jika merasa mulai kehilangan fokus, berdiri sejenak atau melakukan peregangan bisa jadi solusi. Beberapa teknik pernapasan dalam juga bisa membantu mengurangi rasa kantuk tanpa harus bergantung pada kafein. Meski tidak berolahraga berat, menjaga tubuh tetap aktif bisa bikin tubuh lebih segar sepanjang hari.

Memanfaatkan waktu istirahat siang untuk relaksasi sejenak juga bisa membantu tubuh tetap bertenaga. Tidur sebentar sekitar 15-20 menit bisa mengembalikan energi tanpa membuat tubuh terasa makin lemas. Mengatur pola kerja yang seimbang antara aktivitas dan istirahat bisa membantu tubuh beradaptasi lebih baik selama Ramadan.

5. Hindari multitasking supaya energi gak cepat habis

ilustrasi multitasking (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Mengerjakan terlalu banyak tugas sekaligus bisa membuat otak cepat lelah. Fokus pada satu pekerjaan dalam satu waktu bisa membantu energi tetap terjaga tanpa membuat stres berlebihan. Teknik work batching bisa membantu mengatur tugas supaya lebih efisien tanpa terlalu banyak berpindah fokus.

Membatasi distraksi seperti notifikasi ponsel atau media sosial juga bisa menghemat energi. Setiap kali perhatian teralihkan, otak perlu bekerja lebih keras untuk kembali ke mode fokus. Mengurangi beban mental dengan mengatur prioritas kerja bisa membantu tubuh tetap bertenaga lebih lama.

Menentukan batasan kerja yang jelas juga penting supaya tubuh gak terlalu terbebani. Menyelesaikan pekerjaan dalam porsi yang realistis bisa mencegah kelelahan berlebihan. Jika tubuh terasa mulai kehabisan energi, beristirahat sejenak bisa lebih efektif daripada memaksakan diri bekerja terus-menerus.

Menjaga keseimbangan antara aktivitas dan istirahat juga penting supaya energi tetap stabil sampai waktu berbuka. Tanpa strategi yang tepat, tubuh bisa cepat kelelahan sebelum pekerjaan selesai. Menerapkan kebiasaan kecil yang membantu menghemat energi bisa membuat WFH saat puasa terasa lebih ringan dan tetap produktif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Nur Fitriani
EditorAnnisa Nur Fitriani
Follow Us