5 Tips Punya Bos yang Pelit Pujian, Jangan Turunkan Semangat Kerjamu

- Pujian dari atasan dapat meningkatkan semangat kerja
- Memuji diri sendiri juga penting untuk meningkatkan apresiasi terhadap diri sendiri
- Prestasi kerja yang luar biasa bisa memotivasi karyawan lain dan memberikan manfaat finansial
Pujian menjadi salah satu cara yang mudah dan murah untuk atasan menunjukkan apresiasi pada anak buah. Pujian dari bos akan membuatmu merasa kerja kerasmu benar-benar diperhatikan olehnya. Semangatmu untuk ke depan bekerja dengan lebih baik lagi pun menjadi lebih besar. Tapi gak semua bos murah pujian.
Ada atasan yang seperti cuek saja dengan usaha bawahannya bekerja sebaik mungkin. Kalau hasil kerjamu standar saja, tentu kamu juga sadar untuk tidak mengharapkan pujian. Namun, ketika dirimu berhasil melakukan sesuatu yang hebat dan bos tetap diam saja, pasti kamu merasa kurang puas bahkan membencinya.
Tapi apa pun yang terjadi ini bukan alasan buat ogah-ogahan bekerja apalagi memikirkan resign. Lebih baik beradaptasi dengan sifat bosmu yang pelit pujian atau berusaha memperolehnya dengan berbagai cara yang tepat. Semangat kerjamu mesti terus dipompa. Lima tips berikut dapat dilakukan agar besok dan seterusnya kamu gak kapok untuk menunjukkan kemampuan terbaikmu.
1. Puji diri sendiri biar tetap semangat

Memuji diri sendiri bukan tanda kamu narsistik. Justru inilah cara untukmu menunjukkan apresiasi terhadap merja kerasmu sebelum dirimu mengharapkan pujian dari orang lain. Dibandingkan dengan pujian dari orang lain, apresiasi dari diri sendiri lebih bersifat menguatkanmu. Apabila atasan memujimu tapi kamu sendiri gak bangga dan malah mencela diri, akibatnya ke psikismu amat buruk.
Pujian tulus dari atasan tidak membuatmu merasa tersanjung dan layak menerimanya. Semangat kerjamu pun bukannya naik malah menurun. Cara terbaik tentu adalah kamu maupun atasan sama-sama memuji kerja kerasmu. Namun, jika ia bukan tipe bos yang tahu pentingnya pujian untuk menjaga dan meningkatkan kinerja anak buah, andalkan diri sendiri.
Lihat kembali apa saja yang sudah dikerjakan dengan baik. Katakan pada diri sendiri bahwa kamu hebat mampu melakukannya. Perhatikan betul kesulitan-kesulitan yang sudah kamu atasi sejauh ini. Sadari adanya peningkatan kemampuanmu dibandingkan dengan di tugas-tugas sebelumnya. Berterimakasihlah pada diri yang sudah bekerja keras dan yakin ke depan kamu bisa bekerja makin baik lagi.
2. Pancing atasan agar mau tak mau memujimu

Usil sedikit pada atasan tidak dilarang. Asal kamu tahu cara terbaik untuk meruntuhkan perasaan gengsinya biar mau objektif dan memberikan pujiannya yang mahal. Misalnya, dengan dirimu menunjukkan hasil kerjamu yang luar biasa. Kemudian tanya, "Bagaimana, hebat juga kan, kinerja saya?"
Kecil kemungkinan bosmu tetap cuek setelah dipancing begini. Dia bisa langsung memujimu atau hanya berkata lumayan. Tapi, kata lumayan itu menyimpan makna yang lebih besar dari sekadar cukup bagus. Ia hanya malu untuk memujimu lebih dari itu karena sifatnya memang gak ekspresif.
Atau, atasan khawatir pujian setinggi langit malah membuatmu terlalu cepat puas dan esok kinerjamu menurun. Merasa cukuplah dengan pujiannya yang terdengar tanggung dan buktikan bahwa kecemasannya tak menjadi nyata. Tetaplah bekerja dengan baik sehingga lain kali boleh jadi bosmu tak ragu lagi untuk memberikan pujiannya.
3. Cetak prestasi yang sulit ditandingi bahkan olehnya

Mungkin atasanmu belum terkesan dengan kinerjamu. Kamu perlu mencetak prestasi yang lebih hebat bahkan mengukir sejarah baru di kantor. Artinya, pencapaianmu tidak diraih oleh karyawan-karyawan lain. Bahkan, bosmu saja belum tentu mampu bekerja sebaik itu. Satu sisi, prestasimu yang gak main-main bisa membuatnya agak malu.
Di sisi lain, ia terpaksa merasa harus memujimu sebab keterlaluan jika tidak. Semua orang di kantor mengetahuinya dan memberikan apresiasi. Apakah dia sebagai atasanmu malah diam saja? Bagaimanapun perasaannya saat memuji, terpenting dirimu akhirnya memperolehnya. Memaksa bos memujimu dengan menunjukkan prestasi setinggi-tingginya tidak buruk.
Kamu punya modal yang tepat untuk mendapatkan pujian. Ini akan sama menguntungkannya buatmu maupun kantor. Prestasi kerjamu berguna buat kebaikan kantor dan pujian dari atasan bikin kamu bangga. Bahkan, prestasimu yang luar biasa dapat memotivasi karyawan lainnya. Semangat kerja semua orang akan mengalami peningkatan tanpa perlu bosmu terlalu capek mendorong mereka. Kompetisi secara sehat buat berlomba-lomba mencetak prestasi pun dimulai.
4. Terlebih dahulu memujinya secara tulus

Bosmu juga manusia biasa yang pasti sesekali ingin dipuji dalam hal apa pun dan oleh siapa pun. Tapi belum tentu kebutuhan ini terpenuhi oleh orang-orang terdekatnya. Jika ia tumbuh di keluarga yang kurang memberikan apresiasi, boleh jadi sejak kecil dia gak pernah dipuji. Bahkan, prestasi dan perilakunya sebaik apa pun tetap dicela.
Lama-kelamaan hatinya seperti mengeras. Kemampuannya menghargai sisi positif orang lain menjadi rendah. Begitu pula saat ia menjadi atasan. Dia gak menganggap penting pujian, bahkan berpikir memuji adalah sikap yang berlebihan. Lunakkan hatinya dengan kamu terlebih dahulu memujinya. Namun, pastikan pujianmu tulus.
Artinya, jangan dirimu sekadar hendak mencari muka di depannya. Pujilah hal-hal yang jelas-jelas dilakukannya dengan baik. Contohnya, katakan bahwa dirimu senang dengan pengarahan yang diberikannya setiap rapat karena jelas dan mudah diaplikasikan.
Atau jika ia cukup dekat dengan karyawan, pujilah penampilannya yang segar sekali. Pujian-pujianmu yang tulus akan seperti hujan di padang tandus. Bertahun-tahun hidupnya minim pujian, kini ia merasa seperti tanaman layu yang dihidupkan kembali. Saat hatinya lebih hangat, dia pun belajar untuk gantian memujimu dan karyawan lainnya.
5. Gak apa-apa tidak dipuji, terpenting dapat bonus dan promosi

Pujian sebagai pengakuan verbal atas kinerjamu memang berharga. Tapi, kamu sebaiknya gak menjadikannya satu-satunya sumber motivasi dalam bekerja. Berpikirlah secara lebih praktis mengenai manfaat dari segi finansial yang diperoleh. Selama kinerja di atas rata-rata diganjar dengan bonus dan promosi sesuai aturan, ini telah cukup.
Hal itu lebih baik daripada kamu kebanjiran pujian di kantor, tetapi sistem bonus dan promosi untuk karyawan berprestasi gak berjalan. Ini malah membuatmu frustrasi karena kariermu seperti berjalan di tempat. Semangatmu dalam bekerja bakal terjun bebas. Fokus saja di hak dan kewajibanmu dan lihat cara atasan memenuhi tanggung jawabnya.
Kamu tak perlu rewel soal pujian apabila bonusmu diberikan sesuai kesepakatan. Dirimu juga melihat adanya jenjang karier yang jelas sehingga tak selamanya terjebak di posisi yang sama dan penghasilanmu tidak pernah naik secara signifikan. Baik kamu dipuji atau tidak, bila bonus cair dan dirimu dipromosikan maknanya kinerjamu diakui.
Dipuji oleh atasan memang menimbulkan rasa bangga yang lebih besar ketimbang dipuji teman. Tapi, jangan menggantungkan semangat kerjamu pada apresiasi secara verbal. Baik bos memujimu maupun diam saja, bekerjalah dengan baik dan tunjukkan prestasimu. Gak semua orang luwes dalam memberikan pujian. Atasanmu mungkin termasuk di dalamnya meski mungkin sebenarnya ia tetap memerhatikan kinerjamu.