Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Sebab Teman Suka Menceritakan Masalah Pribadinya di Jam Kerja

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Felicity Tai)

Bukannya kamu gak mau menjadi tempat curhat temanmu. Namun, jika kawan kantor melakukannya di jam kerja tentu sedikit banyak dirimu akan merasa terganggu. Kamu menjadi kurang bisa fokus dengan pekerjaan. Ada pula perasaan tidak enak pada teman-teman di sekitar kalian. 

Suara kalian pasti sampai juga di telinga mereka. Bahkan meski kalian berbisik-bisik, setiap gerak-gerikmu dan kawan yang curhat gak lepas dari perhatian teman-teman lainnya. Jangan sampai atasan tak sengaja memergoki kalian atau ada teman yang melaporkannya.

Dirimu lebih senang apabila kawan curhat saat jam istirahat makan siang, sepulang kerja, atau via chat saja biar gak mengganggu penyelesaian tugas-tugasmu. Jika kamu penasaran kenapa ada teman yang seperti gak melihat-lihat tempat serta situasi ketika curhat, berikut enam jawabannya. Apabila dirimu sudah merasa terganggu oleh kebiasan curhatnya, bersikap tegas saja.

1. Saking sumpeknya oleh tekanan masalah

ilustrasi suasana kantor (pexels.com/Edmond Dantès)

Masalah yang berat atau sudah cukup lama dihadapi bikin temanmu gak tahan lagi buat menceritakannya. Terutama jika persoalannya ada di rumah. Selama di rumah ia merasa amat tertekan. Misalnya, masalahnya dengan pasangan. Begitu ia berada di kantor dan bertemu denganmu, tanpa kamu bertanya pun dia telah terlebih dahulu menceritakannya.

Ceritanya juga seperti gak habis-habis. Ia merasa sedikit lebih baik dengan membagikannya padamu. Di satu sisi, bercerita membantunya menjaga kesehatan mental. Bukan tidak mungkin rasa sumpek yang terus ditahan malah menimbulkan akibat berbahaya untuknya. Namun, di sisi lain, penggunaan jam kerja buat curhat juga membuatmu kurang nyaman.

Jika dirimu khawatir curhatnya mengganggu pekerjaanmu, katakan saja supaya nanti dilanjutkan lagi ketika istirahat makan siang. Jangan sampai usahanya membebaskan diri dari rasa sumpek akibat masalah pribadi malah merugikanmu. Terpenting kamu tidak menolaknya curhat dengan terlalu keras, karena dapat membuatnya merasa makin tertekan serta sendirian. 

2. Baik kamu atau dia gak ada waktu buat nongkrong sepulang kerja

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Vitaly Gariev)

Jika kalian terbiasa nongkrong sepulang kerja, tentu teman akan memanfaatkan waktu ini buat curhat. Begini lebih baik agar pekerjaan masing-masing tetap beres dan kawan lain yang tidak dikehendaki tak ikut mendengar isi curhatnya. Namun, bila kalian berdua atau salah satunya tidak bisa nongkrong, waktu kerja pun digunakannya buat curhat.

Meski nanti masih ada jam istirahat, boleh jadi kalian punya urusan lain seperti menemani klien makan siang di luar. Bisa juga jam istirahat dirasa terlalu pendek untuk curhat karena dipotong waktu makan dan beribadah.

Kalau kamu tidak suka nongkrong, tapi juga gak mau diajak curhat ketika bekerja, berikan opsi lain. Misalnya, dia curhat via chat atau telepon saja. Tulis semua masalah dan perasaannya untuk nanti kamu baca kapan pun ada waktu luang.

Jika ingin menelepon, beri waktu setelah dirimu sampai di rumah dan beristirahat sebentar. Jangan sampai mengganggu kebersamaanmu dengan keluarga.

Contohnya, minta dia menelepon sekitar jam 21.00. Ketika itu kamu sudah selesai menidurkan anak. Masih ada 1 jam sebelum dirimu juga tidur. Pembatasan seperti ini perlu agar dia belajar menghargai waktu serta urusan-urusanmu di dalam maupun luar kantor.

3. Kurangnya pengawasan di kantor

ilustrasi suasana kantor (pexels.com/Vitaly Gariev)

Pengawasan di kantor yang lemah membuka celah untuk karyawan berbuat semaunya. Jangankan curhat masalah pribadi, pergi meninggalkan kantor buat jalan-jalan ke pusat perbelanjaan pun bisa dilakukan. Mereka hanya datang saat waktu masuk dan pulang untuk mengisi bukti kehadiran.

Hanya karyawan yang benar-benar merasa bertanggung jawab atas pekerjaannya yang tidak akan menyalahgunakan jam kerja. Jika pengawasan di kantor sangat kurang, dirimu dapat diam-diam mengusulkan pada atasan untuk meningkatkan kontrolnya terhadap anak buah. Kamu gak usah secara spesifik mengadukan hobi seorang teman curhat melulu di jam kerja.

Cukup berikan gambaran akibat dari lemahnya pengawasan terhadap kinerja karyawan. Sampaikan kekhawatiranmu pada penurunan kinerja semua orang bila ini terus dibiarkan. Atasan tentu akan mengambil tindakan demi mencegah kecemasanmu menjadi nyata. Mungkin ia memasang kamera pengawas atau memindahkan meja kerjanya sendiri, agar berada di dekat anak buah.

4. Merasa sangat akrab denganmu

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Kampus Production)

Rasa akrab bisa membuat teman tanpa sadar curhat padamu di waktu kerja. Ia merasa hanya mengobrol biasa, tetapi dalam obrolan itulah terselip berbagai cerita tentang persoalan pribadinya. Ini yang membuat perkataannya gak habis-habis. Beda dengan sekadar tegur sapa yang paling cuma sebentar.

Kedekatan kalian sebagai teman membuatnya nyaman sekali. Tanpa niat curhat pun, setelah kalian bertemu dia bisa mendadak menceritakan semua hal. Mengingat hubungan kalian telah seakrab ini, kamu pun tidak perlu merasa tak enak buat mengingatkannya.

Kasih kode sampai bilang langsung agar dia jangan curhat terus. Gunakan gaya bercanda biar dia gak merasa tersinggung serta sadar waktu dan tempatnya memang kurang tepat buat curhat. Keakraban di antara kalian tidak boleh membuat tugas-tugas dikesampingkan. Prioritas kalian mesti tetap pekerjaan dulu.

5. Dia memang kurang profesional dan cenderung pemalas

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/PNW Production)

Kurangnya profesionalitas teman dan sifat malasnya pada akhirnya juga dapat berefek padamu. Bukannya bekerja dengan baik, dia malah mengganggumu dengan curhat. Karyawan begini perlu didisiplinkan. Terbaik memang atasan kalian yang melakukannya.

Namun, karena kamu sendiri merasa terganggu, maka tidak ada salahnya menolaknya saban hendak curhat di jam kerja. Jangan sampai hanya karena perasaan tak enak untuk bersikap tegas padanya, dirimu menjadi ikut kurang profesional dalam bekerja. Selain mengingatkannya tentang aturan di kantor, kamu pun bisa memasang wajah serius selama bekerja di dekatnya.

Ini akan mengurangi keinginannya curhat padamu. Khususnya untukmu yang bekerja menghadapi klien atau nasabah. Sangat tidak etis kalau kamu dan teman curhat di tengah memberikan pelayanan atau terlihat oleh mereka. Fokusmu dalam melayani menjadi menurun dan klien atau nasabah merasa kurang dihargai.

6. Kamu juga menanggapinya

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Teman melihat reaksimu yang sudah-sudah ketika ia mengajak curhat di jam kerja. Sekali dirimu tampak gak keberatan bahkan terkesan peduli sekali pada permasalahannya, pasti dia bakal curhat lagi di waktu-waktu yang sama. Ia berkesimpulan kamu tak merasa terganggu dengan curhatnya.

Ini bukan waktu yang tepat buat berbasa-basi. Meski menolak menjadi tempat curhat kawan di waktu luangmu merupakan tindakan yang kurang ramah, tetap ingat bahwa sekarang jam kerja. Hindari memberikan tanggapan yang bakal membuatnya lebih bersemangat dalam mencurahkan isi hatinya.

Contohnya, kamu menanyakan detail suatu peristiwa atau apa yang terjadi selanjutnya. Pertanyaan yang menggambarkan rasa penasaranmu membuat teman curhat berkepanjangan. Tidak terasa banyak jam kerja kalian yang terpotong cuma buat mengobrol. Bila dirimu gak mau diajak curhat di jam kerja, berhentilah menanggapinya.

Curhat di jam kerja memang mesti dihindari. Meski kamu hanya sebagai pendengar, tetap salah kalau membiarkan temanmu curhat terus. Beberapa orang perlu disikapi dengan lebih tegas supaya kesukaannya curhat tidak sampai mengganggu waktu kerjamu. Jangan merasa tidak enak untuk menegurnya dan pusatkan perhatianmu pada tugas-tugas saja. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us