6 Tanda Belum Percaya Diri dalam Berkarya, Tumbang Begitu Dicela

Berkarya sejak muda baik untuk membuatmu selalu produktif dan mampu menebarkan manfaat buat banyak orang. Kamu bisa berkarya di berbagai bidang sesuai dengan kemampuanmu. Keinginan untuk berkarya ini harus dibarengi dengan kepercayaan diri yang cukup.
Tanpa kepercayaan diri, proses menghasilkan karya menjadi jauh lebih sulit. Tapi bukan terlalu percaya diri sampai gak sadar diri bahwa kamu masih harus banyak belajar, ya. Minimal dirimu tidak gampang minder berada di antara orang-orang yang telah berkarya lebih lama dan terkenal.
Semua orang yang hari ini sudah menghasilkan banyak karya serta dikenal luas juga memulai perjalanannya dari titik awal sepertimu. Bangun kepercayaan diri agar niat menghasilkan karya segera terwujud dan tak sekadar menjadi angan-angan. Jika kamu masih merasakan enam tanda belum percaya diri dalam berkarya, segera tingkatkan sebelum semangatmu untuk berkarya menguap.
1. Ide terus dipikirkan, tapi tak kunjung dieksekusi

Kamu punya segudang ide. Bahkan di antaranya ada beberapa ide yang begitu mendominasi pikiranmu. Dirimu sudah dapat membayangkan konsep sebuah karya secara lengkap sampai ke detailnya. Tapi bila kamu ditanya, mana karyamu? Jawabannya belum ada.
Padahal, ide-ide tersebut sudah lama ada di benakmu. Ide memang bahan dasar untuk sebuah karya. Akan tetapi, ide tidak bisa dianggap nyata kalau belum menjadi karya. Orang lain tak dapat melihat, mendengar, dan menikmatinya.
Ide-ide itu gak kunjung dieksekusi bukan karena sifatmu pemalas. Kamu hanya tidak percaya diri bakal mampu mengeksekusi ide tersebut dengan baik. Dirimu terlalu cemas kalau-kalau hasil eksekusinya tak sesuai dengan ide yang selama ini dipikirkan.
Memang untukmu dapat mengeksekusi ide dengan baik butuh latihan. Akan tetapi bila tidak dilakukan sekarang juga, kapan latihan itu akan dimulai? Meski awalnya terasa kurang memuaskan, lambat laun karyamu bakal tambah bagus bahkan berkembang melebihi ide awalnya yang sederhana.
2. Sudah berhasil menciptakan karya, tapi gak dipublikasikan

Berkarya tidak sama dengan kamu membuat catatan rahasia. Karya perlu disebarluaskan karena harus bermanfaat pula bagi orang lain. Karya bukan hasil kerja yang hanya ditujukan buat kepuasan pribadimu. Apa pun hasil karyamu perlu dipersembahkan pada masyarakat luas.
Tidak semua orang yang telah berhasil menuangkan idenya menjadi sebuah karya utuh punya keberanian buat memublikasikannya. Malah ada orang yang menghancurkan karya yang sulit-sulit dibuat cuma biar gak ketahuan orang lain. Kamu tidak boleh bersikap serba tanggung begini. Sudah punya karya, tapi malah menutupinya.
Sebagai penciptanya, antarkan karyamu ke gerbang yang akan membuatnya dikenal orang. Baru setelah itu biarkan karyamu menemukan takdirnya sendiri. Seperti burung yang bebas mengepakkan sayapnya hingga mencapai tempat-tempat yang jauh. Jangan menyembunyikan karyamu karena itu bukan aib, melainkan justru hasil kerja yang kudu dibanggakan.
3. Membagikannya secara gratis karena merasa tak layak jual

Alasanmu menggratiskannya berbeda dari strategi awal buat memperkenalkan karyamu. Kalau penggratisan cuma dimaksudkan biar orang berbondong-bondong menikmati karya pertamamu, ini gak apa-apa. Di karya berikutnya dirimu sudah berani memberikan harga supaya orang yang ingin kembali mengaksesnya membayarnya dulu.
Gratis di karya awal hanya untuk memberi kesempatan masyarakat mengenalmu dulu. Sementara itu, kepercayaan diri yang rendah membuatmu merasa karya-karyamu memang tak layak diperjualbelikan. Artinya, kamu memandang karya sendiri lebih jelek dari karya-karya orang lain yang dijual.
Padahal, semua karya memiliki kedudukan yang setara. Jam terbang penciptanya dapat berbeda. Tetapi kalau seorang pemula sepertimu bisa menciptakan karya yang memukau, kenapa tidak? Semua karya memiliki kesempatan yang sama untuk mendapat tempat di hati penikmatnya.
4. Terlalu banyak meminta saran orang lain

Saran dari orang lain memang diperlukan sebagai salah satu cara untukmu belajar serta meningkatkan kualitas karya yang dihasilkan. Namun, makin banyak masukan yang dibutuhkan, makin tampak rendahnya kepercayaan dirimu. Karya seharusnya bersifat personal.
Terlalu banyak saran hanya akan mengacaukan keaslian karyamu. Isinya tidak lagi mencerminkan gagasan dan sudut pandangmu, melainkan campur aduk pandangan orang-orang. Sekeras apa pun usahamu untuk meramunya menjadi satu karya, hasilnya tidak akan memuaskan.
Kamu sendiri gak merasa terwakili oleh karya itu. Dirimu bekerja dalam waktu lama cuma buat merangkum aneka saran orang yang boleh jadi berlawanan. Setelah terwujud dalam karya, konsepnya menjadi membingungkan orang-orang yang mencoba menikmatinya. Karya mesti jujur lahir dari dalam dirimu. Saran orang lain hanya diperlukan ketika dirimu benar-benar bimbang.
5. Tambah dipuji tambah merasa karyamu jelek

Orang umumnya merasa senang saat karyanya mendapatkan pujian. Tapi karena dasar kepercayaan dirimu rendah, pujian dari orang-orang malah disangkal oleh diri sendiri. Pujian yang seharusnya membantumu menaikkan kepercayaan diri justru seperti menarikmu makin mundur.
Responsmu yang mengatakan bahwa karyamu belum seberapa bahkan jelek bukan tanda dari sifatmu yang rendah hati. Ini sudah masuk kategori rendah diri alias kamu minder. Mulai sekarang dirimu harus merasa karyamu memang layak untuk memperoleh pujian itu. Jangan justru menganggap orang yang memujimu sebatas berbasa-basi.
Di luar sana memang banyak karya lain yang mengagumkan. Akan tetapi, karya-karyamu juga punya poin unggul tersendiri sehingga berhasil menarik perhatian orang. Kamu tidak boleh menggantungkan kepercayaan dirimu pada ada atau tidaknya pujian atas karyamu. Tapi sanjungan mereka jangan sampai diartikan secara berkebalikan.
6. Dicela sedikit langsung tumbang

Mungkin ini sebabnya kamu belum siap untuk memublikasikan karya-karyamu. Dirimu terlalu takut membayangkan kemungkinan bakal memperoleh celaan. Saat kamu berusaha mendorong diri lebih keras untuk mengumumkan karyamu dan betul ada orang yang mencela, semangatmu langsung habis tak bersisa.
Kamu merasa gak ingin lagi berkarya. Dirimu seakan-akan membenarkan semua perkataan negatif orang tentang karyamu. Padahal, orang mencela bisa karena berbagai sebab. Pertama, memang sifatnya suka mencela. Gak cuma karyamu yang pernah dicelanya.
Karya orang lain sebagus apa pun juga tidak luput dari sikapnya yang merendahkan. Orang begini sebaiknya diabaikan saja. Sebab kedua, memang ia sengaja ingin melemahkan semangatmu dalam berkarya.
Padanya, kamu harus membuktikan bahwa energimu untuk berkarya seperti tanpa batas. Penyebab ketiga, sekadar perbedaan selera. Ini merupakan hal biasa karena kesukaan orang memang berlainan. Karyamu tidak menjadi favoritnya bukan artinya jelek menurut semua orang.
Kepercayaan diri mengawali perjalananmu dalam berkarya. Walaupun masih ada tanda belum percaya diri dalam berkarya, pahamilah seiring lahirnya karya kamu akan terus meningkat, kok. Namun tanpa kepercayaan diri, kamu gak bisa menghasilkan satu pun karya. Tumbuhkan kepercayaan dirimu dan teruslah fokus berkarya.