6 Tips saat Tahun Baru Masih Nganggur, Terus Melamar atau Bikin Usaha?

Tahun sudah berganti, tetapi statusmu sebagai pengangguran belum juga berubah. Saat kamu baru menganggur 1 sampai 3 bulan mungkin memang gak terlalu menjadi beban pikiran. Namun, lebih dari itu apalagi hingga setahun berlalu tentu bikin mental tertekan.
Perasaanmu makin tak keruan setelah beberapa hari ini terus melihat unggahan di media sosial tentang liburan teman-teman. Kamu boro-boro pergi berlibur, uang buat makan saja menunggu pemberian orangtua. Dirimu hendak keluar rumah sekadar pergi ke warung pun rasanya tidak percaya diri. Takut tetangga melihatmu lalu bertanya-tanya seputar pekerjaan.
Apa yang harus dilakukan? Walaupun sulit untukmu merasa seoptimis orang-orang dalam mengawali tahun baru, kamu kudu tetap berjuang. Di bawah ini enam hal yang dapat dicoba. Gak usah malu kalau dirimu mesti meminta bantuan pada orang lain daripada masa menganggur tambah panjang.
1. Tetap yakin nasib bisa berubah

Keyakinan sangat penting karena memengaruhi tindakanmu kemudian. Kalau kamu sudah gak percaya lagi nasibmu dapat membaik, pasti semua usaha buat memperoleh pekerjaan malah dihentikan. Jika begini, bagaimana caranya dirimu bakal memperoleh pekerjaan yang diinginkan?
Berapa pun jumlah kegagalanmu di berbagai tahapan seleksi kerja, rasa percaya bahwa nasibmu tak mungkin selamanya begini mesti tetap ada. Tambah kuat keyakinanmu tambah bagus. Selain upayamu dalam mencari pekerjaan kian optimal, suasana hatimu pun menjadi lebih positif.
Bagaimana cara menumbuhkan kembali keyakinanmu jika kamu telanjur kehilangan semangat? Lihatlah pada perjuangan orang lain yang dahulu juga luntang-lantung tanpa pekerjaan sepertimu. Bila sekarang mereka sudah bekerja bahkan hidup mapan, tidak ada alasan hidupmu seperti terkena kutukan. Pada saatnya nanti, dirimu juga pasti memperoleh pekerjaan.
2. Jangan malu minta info loker ke teman-teman yang sudah bekerja

Masalah yang kerap terjadi pada orang yang lama menganggur ialah pelan-pelan makin menarik diri dari pergaulan. Memang ada rasa malu dan rendah diri karena kamu menjadi satu-satunya orang di lingkaran pergaulanmu yang belum bekerja. Namun, menjauh dari mereka malah bisa bikin pintu rezekimu juga kian gak diketahui rimbanya.
Kawan-kawan yang telah bekerja berarti menjadi orang dalam di suatu instansi. Terkadang ada lowongan kerja yang tidak diinformasikan ke luar, melainkan hanya tersebar di antara para karyawan. Alasannya bisa buat menghemat biaya iklan. Atau, atasan lebih percaya pada rekomendasi dari orang dalam ketimbang menerima karyawan baru yang betul-betul asing.
Boleh jadi kebutuhan karyawan baru juga cuma sedikit sekali. Lebih praktis buat menjaring kandidat dari kenalan karyawan ketimbang membuka proses perekrutan dengan mengiklankannya segala. Kalau kamu bisa direkomendasikan kawan, mungkin saja proses seleksinya lebih singkat dan mudah.
Ini bukan buat mengajarimu agar terbiasa dengan praktik nepotisme. Toh, teman yang bekerja di sana hanya memberimu informasi adanya lowongan. Selebihnya kamu tetap harus berjuang seorang diri. Gak ada jaminan dirimu bakal diterima juga. Namun, setidaknya kamu mengetahui adanya kesempatan buat bergabung di kantornya lalu mencobanya.
3. Tambah giat ikut bursa kerja dan melamar berbagai posisi

Bila sejauh ini kamu cuma mengikuti bursa kerja yang digelar di kampus almamater, mulailah main ke kampus-kampus lainnya. Juga bila ada bursa kerja yang diselenggarakan melalui kerja sama dengan pemerintah setempat. Biasanya bursa kerja begini dibuka buat semua orang.
Tidak hanya dikhususkan untuk lulusan dari suatu universitas. Gak usah malu karena setelah kamu lulus, statusmu dengan lulusan perguruan tinggi lain sama. Yaitu, sama-sama pencari kerja. Jika ada informasi bursa kerja di kota atau kabupaten sebelah, kamu pun dapat mendatanginya.
Makin banyak bursa kerja yang diikuti serta surat lamaran yang disebar, makin banyak pula panggilan buatmu mengikuti tahapan seleksi selanjutnya. Waktunya bertarung habis-habisan agar tahun depan dirimu sudah nyaman bekerja di suatu kantor. Memperoleh pekerjaan mesti menjadi resolusi tahun ini dan diusahakan sekuat tenaga.
4. Tentukan arah, tetap melamar sebagai karyawan atau buka usaha?

Bila kamu sudah benar-benar capek mencari pekerjaan, waktunya menentukan arah yang hendak dituju. Mana yang kira-kira lebih baik buatmu, terus melamar pekerjaan seperti sebelumnya atau bikin usaha kecil-kecilan? Kalau dirimu masih merasa belum mampu membuka usaha sendiri juga tak apa-apa.
Ini artinya, kamu kudu memompa kembali semangatmu untuk mengirimkan sebanyak mungkin lamaran. Barangkali dirimu sama sekali tidak mempunyai pengalaman membuka usaha sehingga takut modal habis dan tak kembali. Akan tetapi andai keputusanmu adalah membuka usaha sendiri, pastikan bidangnya punya pasar yang bagus serta kamu bisa mengelolanya.
Usaha kecil yang dapat sepenuhnya dikendalikan olehmu lebih baik daripada usaha besar yang berjalan terseok-seok atau terlalu mengandalkan orang lain. Buang jauh-jauh rasa gengsi. Terpenting kamu bisa menutup modal kemudian menghasilkan untung buat mulai hidup mandiri dari tetesan keringat sendiri.
5. Kuliah lagi atau ikut pelatihan dan penyaluran tenaga kerja

Untuk sekolah lagi tentu membutuhkan biaya besar. Dengan kamu belum bekerja, ini hanya bisa ditempuh kalau ada sokongan dana dari keluarga atau beasiswa. Tujuan dari melanjutkan pendidikan bukan buat menutupi status pengangguran. Namun, menjembatani posisimu saat ini dengan cita-cita.
Sebagai contoh, kamu ingin menjadi dosen. Sekarang kebanyakan kampus mensyaratkan pendidikan minimal dosen S2 jika dirimu hendak mengajar diploma atau S1. Maka tak ada salahnya untukmu meneruskan studi supaya saat dirimu lulus, peluang diterima sebagai dosen menjadi lebih besar.
Selain berkuliah, kamu pun dapat memilih mengikuti pelatihan kerja. Biayanya biasanya gak sebesar kuliah. Pun keterampilan yang diperoleh lebih aplikatif di dunia kerja. Kalau kamu ingin lebih cepat memperoleh pekerjaan, ikuti pelatihan di tempat yang sekaligus menyalurkan tenaga kerja. Meski demikian, tetap cermati ketentuan kerja samanya supaya dirimu gak dirugikan oleh potongan gaji yang terlalu besar.
6. Menunjukkan dan menawarkan kemampuanmu

Terkadang pencari kerja tidak bisa hanya mengandalkan ijazah, CV, dan surat lamaran. Kamu juga perlu lebih menunjukkan kemampuanmu di suatu bidang. Memang dirimu gak punya akses untuk langsung memperlihatkannya di depan pemilik usaha atau pejabat-pejabat di suatu instansi.
Cara ini bisa dilakukan di hadapan orang-orang di sekitarmu. Contohnya, kamu jago membuat konten yang menarik. Ada teman yang sedang berusaha mengembangkan usahanya, tetapi terhalang biaya buat iklan. Kamu bisa menawarkan keahlianmu bikin konten yang mengandung promosi untuk diunggah di media sosial.
Kalau dia bersedia, ajukan bayaran yang gak setinggi biaya iklan. Tunjukkan juga konten-konten buatanmu biar ia dapat menilai upah yang diminta sesuai atau tidak dengan kualitasnya. Berawal dari cara seperti ini, kamu menjadi punya pendapatan sendiri serta pengalaman kerja.
Usahamu membuatkan konten dapat makin berkembang atau kamu melampirkan konten-konten buatanmu itu ketika melamar pekerjaan. Perekrut akan lebih tertarik jika sudah ada bukti hasil kerjamu. Mereka tak seperti membeli kucing dalam karung.
Seiring dengan pergantian tahun dan statusmu yang belum beranjak dari pengangguran, rasanya memang menyiksa. Ada kecemasan kalau-kalau hidupmu akan selamanya begini. Tetap semangat dan lakukan enam cara di atas. Semoga pintu rezekimu segera terbuka.