Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Sikap Profesional dalam Menghadapi Rekan Kerja Kompetitif, Terapkan!

ilustrasi dua pria berbicara di tempat kerja (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Tetap fokus pada tujuan dan tanggung jawab pribadi.
  • Menjaga komunikasi yang sopan dan profesional.
  • Tidak terpancing emosi dalam situasi menantang.

Dalam lingkungan kerja yang dinamis, berbagai karakter individu kerap kali menjadi bagian dari keseharian. Salah satu tipe rekan yang cukup sering dijumpai adalah rekan kerja yang memiliki sifat kompetitif. Karakter seperti ini tidak selalu membawa dampak negatif. Persaingan yang sehat dapat menjadi pemicu peningkatan kinerja dan pencapaian yang lebih optimal. 

Menjaga sikap profesional saat bekerja dengan individu yang sangat kompetitif menjadi kunci untuk mempertahankan keharmonisan di tempat kerja. Tanpa sikap yang tepat, persaingan bisa berubah menjadi sumber stres yang berkepanjangan. Seseorang yang terus-menerus merasa terancam oleh performa rekan lain akan sulit berkembang karena terlalu fokus pada hal yang tidak membangun.

Supaya kamu tidak salah dalam mengambil langkah, yuk simak ketujuh sikap profesional dalam menghadapi rekan kerja kompetitif berikut ini. Scroll sampai habis, ya!

1. Tetap fokus pada tujuan dan tanggung jawab pribadi

ilustrasi dua pria berbicara di tempat kerja (freepik.com/senivpetro)

Memusatkan perhatian pada tujuan pekerjaan pribadi merupakan sikap profesional yang penting saat berhadapan dengan rekan kerja yang memiliki jiwa kompetitif tinggi. Ketika seseorang terlalu terpengaruh oleh ambisi atau langkah rekan kerja, ada kemungkinan besar energi dan waktu habis digunakan untuk membandingkan diri, alih-alih menyelesaikan tugas dengan optimal. 

Memiliki target kerja yang jelas juga membantu menjaga motivasi dan arah. Daripada terpancing untuk menyaingi orang lain secara emosional, lebih bijaksana untuk mengalihkan perhatian pada pengembangan diri dan peningkatan kualitas kerja. Dalam banyak kasus, keberhasilan individu justru lebih dihargai bila diperoleh melalui konsistensi dan dedikasi yang terfokus, bukan dari keinginan untuk menandingi rekan lain.

2. Menjaga komunikasi yang sopan dan profesional

ilustrasi dua pria berbicara di tempat kerja (freepik.com/pressfoto)

Komunikasi merupakan kunci dalam menjaga relasi kerja tetap kondusif, apalagi ketika berhadapan dengan rekan yang memiliki pendekatan kompetitif dalam bekerja. Menggunakan bahasa yang santun, jelas, dan tidak emosional membantu meredam potensi konflik yang dapat timbul akibat perbedaan pandangan atau persaingan terselubung. Komunikasi yang efektif menunjukkan kedewasaan dalam menyikapi perbedaan karakter dan pendekatan kerja antar individu.

Selain itu, menyampaikan opini dengan tenang dan berdasarkan fakta dapat membangun citra diri yang tegas sekaligus profesional. Menghindari komentar yang bernada sarkastik, sindiran, maupun pembicaraan di belakang juga menjadi bagian dari komunikasi sehat. Dalam situasi yang memanas sekalipun, tetap menunjukkan ketenangan dan kontrol diri merupakan kekuatan tersendiri.

3. Tidak terpancing emosi dalam situasi menantang

ilustrasi dua pria berbicara di tempat kerja (freepik.com/katemangostar)

Menghadapi rekan kerja yang kompetitif sering kali menuntut kemampuan untuk menahan emosi. Sifat kompetitif yang berlebihan dapat memicu tindakan atau komentar yang menjatuhkan. Dalam situasi seperti ini, menanggapi dengan kemarahan atau balasan yang emosional hanya akan memperkeruh suasana dan menurunkan citra profesional. Kemampuan mengendalikan reaksi emosional menjadi indikator penting dalam menjaga integritas diri di tempat kerja.

Bersikap tenang bukan berarti pasif atau membiarkan perlakuan yang tidak menyenangkan. Justru, sikap tenang memungkinkan seseorang untuk bertindak berdasarkan logika dan pertimbangan matang. Mengabaikan provokasi yang tidak penting dan memilih untuk fokus pada hal yang lebih produktif adalah tanda kematangan profesional. Menanggapi dengan emosi bisa membuka celah bagi pihak lain untuk meremehkan atau memanipulasi situasi.

4. Menghargai pencapaian orang lain tanpa merasa terancam

ilustrasi dua pria berbicara di tempat kerja (freepik.com/freepik)

Mengakui pencapaian rekan kerja, meskipun kompetitif, merupakan bentuk penghormatan terhadap usaha orang lain. Sikap ini menunjukkan kedewasaan dan rasa percaya diri terhadap kemampuan sendiri. Dalam dunia profesional, keberhasilan satu individu tidak selalu berarti kegagalan individu lain. Sikap iri hati dan membandingkan diri secara berlebihan hanya akan menimbulkan rasa tidak puas yang merugikan diri sendiri.

Menghargai keberhasilan orang lain juga bisa membuka peluang untuk belajar. Alih-alih merasa terancam, seseorang dapat melihat pendekatan atau strategi yang digunakan oleh rekan kerja sebagai inspirasi. Dengan demikian, lingkungan kerja bisa menjadi tempat yang saling membangun, meskipun dihiasi kompetisi. Mengakui pencapaian orang lain tidak mengurangi nilai diri, justru memperkuat posisi sebagai pribadi yang dewasa dan profesional.

5. Tidak membalas strategi kompetitif dengan cara tidak etis

ilustrasi dua pria berbicara di tempat kerja (freepik.com/ASphotofamily)

Beberapa rekan kerja kompetitif mungkin menggunakan cara-cara yang tidak sehat untuk menonjolkan diri, seperti mengambil kredit atas kerja tim atau menjatuhkan rekan lain di depan atasan. Dalam menghadapi situasi ini, tetap berpegang pada prinsip dan nilai etika kerja menjadi keputusan yang bijak. Membalas tindakan tidak adil dengan cara serupa hanya akan merusak reputasi profesional dan menurunkan martabat diri.

Menunjukkan konsistensi dalam bertindak dengan integritas akan membangun kepercayaan dari rekan kerja lain maupun atasan. Etika kerja yang baik menjadi pondasi jangka panjang dalam membangun karier yang stabil. Walau terkadang hasil tidak langsung terlihat, prinsip yang dijaga akan menunjukkan nilainya dalam situasi-situasi penting. Menahan diri untuk tidak terjerumus ke dalam praktik tidak etis adalah bentuk profesionalisme yang sejati.

6. Memperkuat kolaborasi, bukan kompetisi

ilustrasi dua pria berbicara di tempat kerja (freepik.com/freepik)

Meskipun berada dalam lingkungan kompetitif, sikap kooperatif tetap menjadi nilai penting dalam dunia kerja modern. Kolaborasi bukan hanya menciptakan sinergi yang menguntungkan banyak pihak, tetapi juga menjadi penyeimbang dari semangat persaingan yang berlebihan. Dengan bekerja sama, masing-masing individu dapat menyumbangkan kekuatan terbaiknya untuk mencapai hasil kolektif yang lebih maksimal.

Sikap terbuka terhadap kerja sama juga membantu membangun kepercayaan dan memperbaiki dinamika tim. Saat rekan kerja melihat bahwa seseorang tetap terbuka dan inklusif meskipun berada dalam suasana kompetitif, mereka pun cenderung lebih menghormati. Kolaborasi yang dibangun atas dasar profesionalisme dan tujuan bersama jauh lebih efektif dibanding kerja individu yang sarat persaingan pribadi.

7. Terus meningkatkan kompetensi diri secara konsisten

ilustrasi dua pria berbicara di tempat kerja (freepik.com/freepik)

Di tengah lingkungan kerja yang kompetitif, peningkatan kapasitas dan keterampilan pribadi menjadi langkah strategis yang tidak boleh diabaikan. Alih-alih terpaku pada keberhasilan rekan lain, seseorang sebaiknya memanfaatkan waktu dan energi untuk terus mengembangkan diri. Kompetensi yang meningkat akan memperkuat posisi dan membuka lebih banyak peluang karier.

Mengikuti pelatihan, membaca literatur baru, atau memperluas jaringan profesional merupakan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk terus berkembang. Investasi pada diri sendiri adalah bentuk respons positif terhadap lingkungan yang penuh persaingan. Dengan kapasitas yang terus bertambah, tidak perlu merasa terintimidasi oleh pencapaian rekan kerja lain. Sebaliknya, pencapaian itu bisa dijadikan pemacu semangat untuk melangkah lebih jauh dalam karier profesional.

Menjadi pribadi yang profesional dalam menghadapi rekan kerja yang kompetitif bukan perkara mudah, tetapi bisa dilatih dengan kesadaran dan keteguhan hati. Ketujuh sikap di atas merupakan prinsip-prinsip dasar yang dapat membantu menjaga keseimbangan antara menjaga hubungan kerja yang sehat dan tetap produktif dalam persaingan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us