Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kiat Bahasa Tubuh agar Lolos Wawancara Kerja

Ilustrasi seseorang sedang wawancara kerja (Pexels/Mart Production)

Seleksi wawancara kerja merupakan tahapan yang harus dilalui bagi pelamara kerja sebelum resmi diterima bekerja di sebuah instansi. Tentunya dalam tahapan ini para pelamar kerja akan diberikan pertanyaan yang harus dijawab oleh masing-masing peserta. Tak jarang banyak pelamar kerja melakukan usaha terbaiknya agar lolos seleksi wawancara.

Tetapi sedikit orang yang mengetahui, bahwa selain menjawab pertanyaan, bahasa tubuh seseorang juga sangat penting. Karena bahasa tubuh dapat mengungkapkan banyak hal tentang diri seseorang, terlebih saat di arena profesional.

Sehingga jika kamu menampilkan diri yang tenang dan sopan maka bisa mendapatkan poin plus di mata staf HRD. Melansir The Times of India, berikut tips atau kiat bahasa tubuh agar lolos wawancara kerja, cek, yuk, apa aja! 

1. Berikan kesan yang baik pada 10 detik pertama

Ilustrasi memberikan kesan dalam 10 detik pertama saat wawancara kerja (Pexels/Tima Miroshnichenko)

Berikanlah kesan pertama yang kuat di 10 detik pertama kamu melakukan wawancara kerja. Mulai dari masuk ruangan, menjabat tangan pewancara, hingga duduk saat akan melakukan wawancara kerja. Karena seorang pewancara jarang memberikan pekerjaan apabila memberikan kesan negatif di awal. 

2. Tetap seimbangkan kontak mata kamu dengan staf HRD

Ilustrasi kontak mata saat wawancara (Pexels/Mart Production)

Selalu tatap mata pewancara saat menjawab atau berbicara. Tetapi harus diingat kontak mata haruslah lembut namun percaya diri. Hal ini agar tampak meyakinkan pewancara. Sekalipun saat melakukan wawancara melalui video, hindari untuk tidak melihat ke arah lain. 

3. Sesekali kamu dapat menganggukkan kepala

Ilustrasi suasana saat wawancara kerja (Pexels/Tima Miroshnichenko)

Sesekali kamu dapat menganggukkan kepala saat pewancara berbicara. Hal ini dapat menunjukkan bahwa pendengaran kamu aktif. Mengangguk bisa menjadi sebuah respon bahwa kamu mendengarkan apa yang orang lain katakan. Tetapi perlu diingat, jangan terlalu sering mengangguk. Karena bisa menjadi hal negatif saat melakukan wawancara.

4. Menggerakkan tangan seperlunya saja

Ilustrasi menggerakkan tangan seperlunya (Pexels/Tima Miroshnichenko)

Kamu juga bisa melakukan gerakan tangan. Hal ini bisa menunjukkan partisipasi aktif kamu dalam wawancara kerja. Bukalah telapak tangan saat menggerakkannya, bisa menjadi lambang bahwa kamu terbuka untuk berdiskusi. Selain itu menggerakkan tangan bisa membuat syaraf tenang, sehingga kamu tidak gugup saat melakukan wawancara kerja.

5. Perhatikan postur tubuh kamu saat melakukan wawancara

Ilustrasi menjaga postur tubuh saat wawancara berlangsung (Pexels/Cottonbro Studio)

Selalu perhatikan postur tubuh saat wawancara. Ada baiknya selama melakukan seleksi wawancara postur tubuh tetap tegak, jaga bahu agar tetap kebelakang dagu. Posisi ini bisa menunjukkan kepada pewancara bahwa anda bisa profesional dan juga percaya diri.

Satu hal yang perlu diingat jangan membungkuk saat melalukan wawancara. Karena ini menunjukkan bahwa kamu kurang profesional, tetap hadapkan tubuh kamu ke pewancara sehingga mereka tahu perhatian kamu tertuju ke pewancara.

6. Jangan lupa untuk tersenyum

Ilustrasi saat melakukan wawancara kerja (Pexels/Tima Miroshnichenko)

Selain itu jangan lupa untuk tersenyum kepada pewancara. Hal ini mengesankan bahwa kamu bisa ramah dan juga siap untuk bekerja dengan mereka. Tidak harus terus senyum saat wawancara berlangsung, tetapi senyum di awal bisa memenangkan perhatian para pewancara.

Setelah semua proses seleksi wawancara selesai jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada pewancara. Nah, semoga kiat mempelajari bahasa tubuh agar lolos wawancara kerja tadi bisa membantumu, ya. Semoga lolos interview kerja!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us