5 Ciri Pebisnis Andal ala Teori Konflik, Pemberani dan Problem Solver!

- Pebisnis andal berani menantang diri untuk eksplorasi di zona nyaman maupun tidak, dengan pertimbangan logis dan selalu berani mencoba peluang bisnis baru.
- Pebisnis andal memiliki siklus keuangan yang produktif, menggunakan dana surplus sebagai modal investasi dan membeli kebutuhan produktif via cicilan.
- Konflik tak selamanya negatif, pebisnis andal berani berkonflik untuk mencapai kesepakatan bersama rekan kerja, serta berlawanan dengan rekan kerja yang tidak satu visi.
Teori konflik dicetuskan oleh sosiolog yang bernama Karl Marx. Buah pemikirannya tersebut lahir dari adanya ketidaksetaraan ekonomi kelas atas dan bawah. Yang mana pada saat itu terdapat kaum borjuis sebagai pemilik modal dan alat produksi. Di sisi lain, terdapat kaum proletar yang diperas tenaganya, tapi tidak mendapatkan imbalan gaji yang setimpal.
Berangkat dari hal tersebut, kaum proletar memberanikan diri untuk berkonflik dengan kaum borjuis demi perubahan kesejahteraan secara finansial. Hal inilah yang membuat penganut teori konflik menjadikan perdebatan sebagai ajang untuk berani membuat perubahan besar-besaran dalam kehidupannya di berbagai dimensi.
Secara lebih kompleks, konsep keberanian untuk membuat perubahan ini erat kaitannya dengan kepribadian yang sejatinya dimiliki oleh seorang pebisnis. Ya, pebisnis yang andal mampu melihat suatu hal negatif dari kacamata produktif, melihat masalah untuk melahirkan produktivitas bisnis. Berikut ulasan ciri pebisnis andal ala teori konflik selengkapnya.
1. Berani menantang diri sendiri untuk eksplorasi

Baik di zona nyaman maupun tidak, eksplorasikan dirimu, berani mengepakkan sayap. Jelas ada risiko di dalamnya, tapi perubahan besar itu dimulai dari keberanian, bukan siklus bisnis yang berjalan stagnan.
Dengan pertimbangan logis, pebisnis andal berani mencoba peluang bisnis baru supaya bisa berkembang. Baik dengan bidang bisnis baru maupun di zona aman demi risiko yang lebih kecil, pun step by step.
Jangan jadikan keterbatasan untuk stop mengembangkan bisnis, justru di sinilah kemampuan pebisnis dibutuhkan. Apalagi, saat berhadapan dengan peluang bisnis yang menjanjikan, pebisnis andal akan selalu berani say yes untuk setiap kesempatan yang ada.
2. Siklus keuangan gak hanya di zona aman, tapi berani memutar lebih produktif

Dari segi finansial, pebisnis andal gak hanya memiliki siklus keuangan yang sehat dan lacar. Gak cukup sekadar siklus dana bisnis dengan pendapatan yang lebih besar dari pengeluaran. Ya, memang sudah cuan, tapi siklusnya stagnan dengan membiarkan dana surplus diam begitu saja di tempat.
Dengan penghitungan matang, jangan ragu untuk menggunakan dana surplus sebagai modal investasi. Uang akan lebih produktif dengan kembali berkali-kali lipat untuk dijadikan modal ekspansi bisnis.
Pun dengan penghitungan matang jangan takut untuk membeli kebutuhan produktif via cicilan. Terlebih, untuk produk produktif yang punya nilai lebih, jadi gak menyia-nyiakan kesempatan yang ada hanya karena gak ada alatnya.
Dengan nilai dari pembelian alat produktif, gak heran kalau keuntungannya bisa menututupi bunga cicilan. Kalau nunggu punya uang tunai, berapa banyak peluang kamu kamu buang sia-sia? Cicilan gak selamanya negatif jika dilihat dari kacamata produktif.
Kalau pun punya dana surplus tapi masih ambil cicilan, asal siklusnya produktif juga gak apa, lho. Misalnya saja uang sisanya bisa diputar ke arah progresif, yakni dipakai untuk ekspansi bisnis. Sekali lagi, berani melihat hal negatif pun kererbatasan pakai kacamata produktivitas, ya.
3. Berkonflik untuk mencapai kesepakatan bersama rekan kerja

Konflik tak selamanya negatif, justru bisa menjadi jembatan penyampaian perbedaan untuk bisa bertemu di titik tengah. Kesepakatan bersama hanya akan muncul saat kedua belah pihak berani mengemukakan pendapatnya.
Rekan kerja dalam bisnis ialah ranah profit, gak mengenal kata keluarga, saudara, hingga pertemanan yang bikin sungkan. Apa yang terasa janggal, maka beranilah untuk menyampaikan.
Diskusi terbuka akan menciptakan solusi bersama. Dengan diam dibungkus rasa gak hati terhadap rekan kerja sendiri, maka bisnismu gak akan pernah sampai di titik yang sesuai rencana indahmu. Sepakat?
4. Berani berlawanan dengan rekan kerja yang tidak satu visi

Gak bisa dipungkiri, kehidupan pebisnis denagan sesama rekan bisnisnya itu sama-sama cari profit. Wajar saja jika punya prioritas yang dikejar oleh masing-masingnya. Syukur kalau sejalan, kalau tidak? Tentu harus diperjuangkan oleh masing-masing pihaknya.
Jangan sampai kamu menjadi pebisnis yang ketergantungan dengan satu rekan bisnis saja. Saat arah hubungan sudah gak sehat, bikin kamu gak bisa lepas dari peranan rekan bisnis terkait.
Jadi, biasakan untuk punya banyak relasi bisnis yang punya potensi. Bisa jadi rekan bisnismu saat ini memberimu keuntungan, tapi bisa saja besok justru jadi lawan bisnis. Saat sudah gak satu visi, kamu harus berani melepasnya, berani berjalan sendiri.
Untuk bisa menjadi berani tanpa merugi, jelas dibutuhkan banyak alternatif rencana yang harus disiapkan dari sekarang. Termasuk membangun relasi bisnis yang seluas mungkin, tanpa batas yang bias.
5. Berkonflik untuk menjadi sosok pebisnis yang problem solver

Puncaknya, dari semua keberanian yang lahir dari berkonflik, tentu di dalamnya punya aneka risiko. Masalah gak bisa terelakkan saat harus kehilangan rekan bisnis yang dulunya bisa berjalan berdampingan.
Gak cuma peluang cuan, madalah juga bisa muncul saat kamu berani mencoba berbagai hal baru dalam upaya pengembangan bisnis. Alih-alih berkeluh kesah, justru inilah medan atau arena kamu untuk bisa unjuk kemampuan diri, tampil menjadi sosok pebisnis yang problem solver.
Bisnis yang berjalan aman, gak akan punya kesempatan untuk mengalami perubahan besar. Tapi dengan keberanian pemilik bisnisnya, perkembangan itu selangkah lebih dekat, meski punya risiko gagal. Situasi dan keadaan genting akan membentukmu menjadi sosok problem solver yang andal.
Jadi, dari sederet ciri pebisnis andal ala teori konflik di atas, kepribadian mana yang sudah kamu miliki, nih? Coba jawab dengan jujur. Mulai sekarang, cobalah lebih berani untuk melangkah, ya. Setidaknya, dengan berani mencoba, kamu jadi tahu hasilnya, gak akan muncul berbagai pertanyaan yang bikin penasaran, terlebih belajar banyak di dalamnya. Sepakat?