Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gak Instan, Ketahui 5 Hal Ini dalam Perjalanan Membangun Masa Depan

ilustrasi perempuan di depan laptop (pexels.com/Michael Burrows)
ilustrasi perempuan di depan laptop (pexels.com/Michael Burrows)

Semua yang belum terjadi di saat ini berarti masa depan. Ini sebabnya membangun masa depan tak berbeda dari membuat jalan yang amat panjang, sampai kamu tak dapat melihat titik akhirnya.

Untuk usaha sebesar dan selama ini, kamu pasti membutuhkan banyak energi agar kuat menjalaninya. Dorongan untuk menyerah saja bakal terasa kuat sekali. Pahamilah kelima hal berikut ini supaya kamu mampu menahan dorongan tersebut.

1. Seperti membangun dinding, proses ini bukan pekerjaan satu malam

ilustrasi mendirikan dinding (pexels.com/Lucas Pezeta)
ilustrasi mendirikan dinding (pexels.com/Lucas Pezeta)

Kamu mungkin perlu membuat target untuk masa depan. Seperti 5 atau 10 tahun lagi kamu akan mencapai apa saja. Namun, jangan lupakan bahwa proses itu bakal tetap ada. 

Maknanya, targetmu kudu realistis. Bukan malah kamu seperti hendak bermain sulap. Apa-apa yang diinginkan di masa depan wajib secepatnya terwujud. Selain ini bakal sulit dicapai, nanti kamu stres sendiri.

2. Larut dalam kebimbangan akan membuang terlalu banyak waktumu

ilustrasi merasa bimbang (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi merasa bimbang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Perasaan bimbang yang kamu alami sebetulnya wajar mengingat masa depan selalu menjadi misteri. Kamu tentu waswas kalau-kalau dirimu membuat keputusan yang keliru dan berakibat buruk sampai jauh ke masa depan.

Hanya saja, terjebak dalam kebimbangan juga menahan langkahmu. Kamu menjadi terlalu takut untuk bertindak. Padahal, tindakanlah yang menjadi penentu masa depanmu, bukan sekadar memikirkan segala hal yang belum terjadi.

3. Tepis rasa bosan ketika kemajuanmu terasa lambat

ilustrasi merasa bosan (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi merasa bosan (pexels.com/cottonbro)

Biar lambat, toh, itu juga bentuk dari kemajuan. Ini sama dengan kendaraan ketika jalanan sedang padat-padatnya. Kendaraan tersebut sering harus berjalan pelan sekali.

Pengemudinya tidak tahu kapan bakal tiba di tempat tujuan. Namun yang pasti dia telah berada di jalan yang tepat. Tinggal maju sesuai kemampuan dan kondisi di sekitarnya saja.

4. Atur waktu untukmu mengisi ulang energi saban merasa lelah

ilustrasi merasa lelah (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi merasa lelah (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Sudah kemajuanmu lambat, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan sekecil itu juga tidak sedikit. Ini otomatis meningkatkan rasa lelahmu. Konyol apabila kamu berusaha mengabaikannya.

Sebaiknya rasa lelah itu diakui saja. Dengan begitu, kamu dapat mengambil jeda untuk beristirahat dan tak memaksakan diri. Ini bukan bagian dari membuang-buang waktu, kok. Dengan pasokan energi baru, kamu bakal mampu berikhtiar dengan lebih baik lagi.

5. Fokus pada tugas-tugasmu dan kurangi membandingkan diri

ilustrasi fokus pada pekerjaan (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi fokus pada pekerjaan (pexels.com/Ron Lach)

Berfokus pada apa yang harus kamu kerjakan adalah hal penting berikutnya. Sebab sibuk membandingkan diri dengan teman akan mengacaukan konsentrasimu. Ingatlah bahwa medan yang harus kalian lalui berbeda.

Jika kamu membandingkan diri dengan teman, takutnya kamu menjadi insecure lantas tak yakin dengan masa depanmu sendiri. Daripada usahamu melemah setelahnya, lebih baik kamu fokus saja pada perjalananmu sendiri.

Membangun masa depan sebenarnya proses yang tak pernah usai. Kamu tidak bisa berpikir akan berhenti melakukannya setelah usia tertentu. Selama kamu masih hidup, selama itu pula kamu akan membangun masa depan.

Bahkan bukan cuma masa depanmu, melainkan juga masa depan anak-anakmu misalnya. Tahanlah terhadap proses ini dan belajarlah menikmati baik suka maupun dukanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us