5 Hal yang Sebaiknya Tidak Kamu Lakukan saat Hari Pertama Kerja

Hari pertama kerja selalu jadi momen yang bikin deg-degan sekaligus exciting. Kamu bertemu dengan rekan kerja baru, menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, dan tentu saja ingin memberikan kesan pertama yang positif. Tapi justru karena keinginan untuk tampil sempurna ini, banyak orang yang tanpa sadar malah melakukan kesalahan yang bisa merusak image profesional mereka.
Kesan pertama itu memang penting, tapi gak perlu juga kamu terlalu overthinking sampai jadi super nervous dan gak natural. Yang penting adalah tahu batasan mana yang boleh dan gak boleh kamu lakukan di hari pertama. Daripada kamu bikin kesalahan yang bikin malu atau bahkan berisiko terhadap posisi barumu, yuk simak lima hal yang sebaiknya gak kamu lakukan di hari pertama kerja!
1. Datang terlambat atau mepet dengan waktu masuk kerja

Hari pertama adalah waktu di mana semua mata tertuju padamu, dan keterlambatan bisa jadi catatan buruk yang sulit dihapus. Bahkan kalau kantormu santai soal jam kerja, tetap aja datang terlambat di hari pertama bisa memberi kesan kalau kamu gak serius atau gak menghargai kesempatan yang diberikan. Kesan pertama itu penting banget dalam konteks ini.
Solusinya? Siapkan segalanya dari malam sebelumnya. Tentukan outfit yang akan dipakai, siapkan dokumen yang diperlukan, dan yang paling penting, atur alarm dengan buffer time yang cukup. Coba riset dulu rute perjalanan ke kantor dan antisipasi kemacetan atau kendala transportasi yang mungkin terjadi. Lebih baik kamu datang 30 menit lebih awal dan duduk santai di café dekat kantor sambil menenangkan diri, daripada terburu-buru dan stress karena takut terlambat.
2. Terlalu banyak bicara tentang diri sendiri dan prestasi masa lalu

Keinginan untuk membuktikan kalau kamu adalah kandidat yang tepat memang wajar, tapi hati-hati jangan sampai kamu jadi terlalu banyak membicarakan prestasi dan pengalaman di tempat kerja sebelumnya. Cerita berlebihan tentang "di tempat kerja lama saya begini" atau "saya pernah menangani project sebesar itu" justru bisa bikin kamu terkesan sombong dan gak humble, apalagi kalau disampaikan tanpa diminta atau di luar konteks pembicaraan.
Daripada fokus memamerkan CV berjalan, lebih baik gunakan hari pertama untuk mendengarkan dan belajar. Tunjukkan ketertarikan pada budaya perusahaan, proses kerja tim, dan proyek yang sedang berjalan. Kalau ada yang bertanya soal pengalamanmu, barulah kamu bisa share secukupnya dan relevan dengan konteks pembicaraan. Ingat, orang lebih suka bekerja dengan seseorang yang bisa mendengarkan dengan baik dibanding dengan orang yang selalu ingin jadi pusat perhatian.
3. Menolak ajakan makan siang bersama atau networking

Walaupun kamu tipe introvert yang butuh me-time saat jam istirahat, atau kamu merasa canggung untuk bergabung dengan kelompok yang sudah akrab. Tapi menolakKesempatan yang hilang ajakan makan siang atau coffee break bersama rekan kerja di hari pertama kerja bisa jadi missed opportunity besar. Moment informal seperti ini justru jadi kesempatan emas untuk kamu mengenal rekan kerja secara lebih personal dan menunjukkan sisi dirimu di luar konteks professional.
Networking gak melulu soal formalitas atau pencitraan, tapi lebih ke membangun genuine connection yang bisa jadi support system kamu ke depannya. Kalau kamu langsung menolak di hari pertama, kesan yang muncul adalah kamu gak tertarik bersosialisasi atau bahkan cenderung antisosial. Cobalah keluar dari zona nyaman sejenak dan ikuti ajakan tersebut. Kamu gak perlu jadi orang paling vokal di meja makan, cukup tunjukkan ketertarikan dengan mengajukan pertanyaan atau merespon diskusi yang sedang berlangsung.
4. Langsung komplain atau mengkritik sistem yang ada

Mungkin dari hari pertama, kamu sudah melihat beberapa hal yang menurut kamu kurang efisien atau gak masuk akal. Entah itu proses kerjanya bertele-tele, software-nya outdated, atau kebijakan perusahaan yang terkesan aneh. Tapi please jangan langsung voicing out kritik atau ide perubahan di hari pertama! Ini bisa membuat kamu terkesan sok tahu dan gak respect terhadap sistem yang sudah berjalan selama ini.
Ingat, kamu belum tahu cerita lengkap di balik setiap kebijakan atau sistem yang ada. Mungkin ada alasan spesifik mengapa sesuatu dilakukan dengan cara tertentu, atau mungkin mereka sudah mencoba alternatif lain yang gak berhasil. Daripada langsung nge-judge, lebih baik kamu observasi dulu, catat hal-hal yang menurut kamu bisa ditingkatkan, dan tunggu timing yang tepat untuk menyampaikannya dengan cara yang konstruktif. Ini menunjukkan kalau kamu adalah problem solver yang bijak, bukan hanya kritikus yang senang mengeluh.
5. Terlalu cepat meminta work-life balance atau special treatment

Work-life balance memang penting, tapi membahas jam pulang cepat, remote work, atau waktu cuti di hari pertamamu bekerja? Big no! Ini bisa memberi kesan kalau kamu lebih fokus pada benefitnya daripada pekerjaannya sendiri. Begitu juga dengan meminta perlakuan khusus seperti kursi ergonomis, ruangan khusus, atau fleksibilitas jam kerja tanpa alasan yang kuat, bisa jadi red flag besar di mata atasan dan rekan kerjamu.
Fokus utama di hari-hari awal seharusnya adalah menunjukkan dedikasi dan kemauan untuk beradaptasi. Tunjukkan dulu nilai tambah yang bisa kamu berikan sebelum mulai diskusi soal perks atau fleksibilitas. Kalau memang ada kebutuhan medis atau alasan kuat yang mengharuskan kamu mendapat perlakuan khusus, diskusikan secara privat dengan HR atau supervisor langsung, bukan dilempar sebagai bahan obrolan kasual di pantry atau meeting room yang penuh orang.
Hari pertama kerja memang bisa jadi momen yang overwhelming, tapi dengan menghindari kelima hal di atas, kamu udah selangkah lebih maju dalam membangun reputasi positif di tempat kerja barumu. Ingat, kesan pertama memang bukan segalanya, tapi punya pengaruh besar dalam bagaimana orang mempersepsikan kamu ke depannya. Jadi persiapkan diri sebaik mungkin, tunjukkan attitude yang tepat, dan jadilah versi terbaik dari dirimu sendiri. Semoga sukses di tempat kerja baru!