3 Kemampuan Penting yang Harus Dikuasai Food Reviewer

Banyak orang menamakan dirinya sebagai seorang food reviewer, tetapi sebenarnya yang mereka lakukan bisa dikatakan sama sekali tidak jelas. Bagaimana tidak, orang-orang ini hanya mengatakan bahwa makanan yang disantapnya terasa enak, enak sekali, atau tidak enak. Bagi penonton yang punya kemampuan berpikir kritis, pernyataan semacam itu tidak ada nilainya karena tidak bisa membuat mereka membayangkan apa yang membuat suatu makanan menjadi lezat atau tidak sama sekali.

Supaya konten review makanan yang kamu buat menjadi semakin menarik dan dapat diandalkan, coba pelajari dulu mengenai istilah-istilah yang berkaitan erat dengan dunia kuliner, seperti nama-nama dan informasi penting tentang makanan yang diulas, macam-macam rasa, tekstur, dan sebagainya. Kalau mampu memberikan penjelasan secara detail, penonton pun jadi mampu membayangkan dirinya sedang menikmati makanan yang sama, sehingga kontenmu akan sangat diminati.

Namanya saja food reviewer, tentu harus berusaha mengulas sebanyak mungkin jenis makanan sekaligus tempatnya, terutama yang sedang diminati masyarakat. Bukan hanya makanan nusantara yang akan kamu coba, tetapi juga makanan dari berbagai negara, baik itu yang bergaya Asian, Western, Middle Eastern, Mediterranean, dan lain-lain. Nah, setiap hidangan biasanya juga harus dimakan dengan tata cara tertentu agar rasanya semakin nikmat.

Oleh sebab itu, kamu juga harus terampil dalam mengaplikasikan berbagai cara makan sesuai dengan hidangan yang akan diulas. Sebagai contoh, kalau ingin menikmati makanan Jepang, gunakan sumpit dan alat-alat yang semestinya, bukan dengan garpu dan pisau seperti saat menyantap makanan bergaya Western. Keterampilan ini akan menimbulkan kesan yang kuat bahwa kamu adalah seseorang dengan pengalaman kuliner yang kaya, sehingga review darimu akan sangat dipertimbangkan.

Salah satu alasan seseorang menonton konten food review adalah untuk memutuskan apakah makanan yang akan dibelinya nanti akan memuaskan atau malah mengecewakan. Pasalnya, setiap food reviewer biasanya akan menyertakan penilaian setelah selesai mencicipi suatu makanan. Jika dia memberikan rekomendasi beserta kata-kata manis, biasanya banyak orang akan langsung tertarik dan mencoba. Namun, celakanya, begitu seorang food reviewer, terlebih dengan jumlah pengikut yang besar, tidak merekomendasikan suatu makanan secara terang-terangan, ini bisa mengancam pihak pemilik usaha.

Oleh sebab itu, kamu harus punya kebijaksanaan yang tinggi sebagai seorang food reviewer. Memberikan ulasan yang jujur itu memang sebuah keharusan, tetapi pemilihan diksi dan cara penyampaiannya juga harus diperhatikan. Jika memang merasa suatu makanan kurang lezat atau malah tidak enak sama sekali, jangan langsung menyematkan penilaian buruk karena bisa jadi makanan yang kurang sesuai bagimu itu terasa enak di lidah orang lain.

Menjadi seorang food reviewer tidak cukup hanya dengan modal mencoba suatu makanan lalu memberikan penilaian enak atau tidak enak. Ada kemampuan penting yang harus dikuasai food reviewer agar ulasanmu lebih jelas, lengkap, dan tentunya menarik. Dengan begini, kamu berpotensi jadi seorang food reviewer yang dapat diandalkan, deh!