Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Langkah Menyikapi Kritik Pedas di Dunia Kerja agar Karier Tetap Aman

ilustrasi menegur orang lain (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi menegur orang lain (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Intinya sih...
  • Tetap tenang dan jangan bereaksi spontan saat menerima kritik pedas
  • Dengarkan isi kritik dengan objektif, pisahkan nada bicara pedas dari inti kritik
  • Jangan langsung defensif, ajukan pertanyaan bila perlu untuk mendapatkan masukan yang lebih spesifik
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam dunia kerja, kritik adalah hal yang wajar, bahkan gak bisa dihindari. Namun, sering kali kritik disampaikan dengan cara yang terdengar pedas, keras, atau bahkan menyinggung perasaan. Kalau tidak bisa menyikapinya dengan bijak, kritik semacam ini justru bisa membuatmu stres, kehilangan semangat, bahkan berpengaruh pada performa kerja.

Padahal, jika dipandang dari sisi positif, kritik sebenarnya bisa jadi bahan evaluasi untuk berkembang. Kuncinya ada pada cara menyikapinya. Lebih jelasnya, berikut enam langkah menghadapi kritik pedas di dunia kerja agar kariermu tetap aman. Keep scrolling!

1. Tetap tenang dan jangan bereaksi spontan

ilustrasi mengobrol (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)
ilustrasi mengobrol (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Mendengar kritik pedas sering kali bikin emosi naik. Rasanya ingin langsung membela diri atau membalas dengan kata-kata. Namun, langkah pertama yang harus dilakukan justru dengan menahan diri. Tarik napas dalam-dalam, dengarkan dengan tenang, dan jangan terburu-buru bereaksi.

Dengan sikap tenang, kamu memberi kesan profesional. Orang lain akan melihatmu sebagai pribadi yang matang, bukan reaktif. Ini juga mencegah konflik semakin melebar.

2. Dengarkan isi kritik dengan objektif

ilustrasi mengobrol (pexels.com/fauxels)
ilustrasi mengobrol (pexels.com/fauxels)

Cobalah pisahkan nada bicara pedas dari inti kritik yang disampaikan. Tanyakan pada dirimu, “Apa sebenarnya yang dia maksud?” Dengan begitu, kamu bisa menangkap poin penting yang mungkin bermanfaat untuk perbaikan kerja.

Kadang, cara penyampaiannya memang gak enak, tapi bisa jadi isi kritiknya valid. Fokuslah pada inti yang disampaikan, bukan emosinya.

3. Jangan langsung defensif, ajukan pertanyaan bila perlu

ilustrasi konflik di lingkungan kerja (pexels.com/Antoni Shkraba)
ilustrasi konflik di lingkungan kerja (pexels.com/Antoni Shkraba)

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah buru-buru membela diri. Padahal, lebih baik kamu menanyakan detail agar pesan yang disampaikan lebih jelas. Misalnya, “Bisa tolong jelaskan bagian mana yang kurang tepat?” atau “Menurut Anda, apa yang perlu saya lakukan agar bisa lebih baik?”

Pertanyaan seperti ini menunjukkan sikap terbuka dan profesional. Selain itu, kamu bisa mendapatkan masukan yang lebih spesifik untuk pengembangan diri.

4. Catat poin penting sebagai bahan evaluasi

ilustrasi melakukan evaluasi
ilustrasi melakukan evaluasi (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kritik pedas, jika disikapi dengan baik, bisa menjadi cermin untuk memperbaiki diri. Agar tidak lupa, catat poin-poin yang menurutmu relevan. Catatan ini bisa jadi bahan refleksi saat kamu ingin meningkatkan performa kerja.

Dengan mencatat, kamu juga bisa membedakan mana kritik yang benar-benar konstruktif dan mana yang hanya sekadar emosi dari orang lain.

5. Perbaiki kinerja secara bertahap

ilustrasi bekerja
ilustrasi bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Setelah tahu kekuranganmu, langkah berikutnya adalah membuat rencana perbaikan. Tidak perlu langsung sempurna, cukup lakukan perubahan kecil tapi konsisten. Misalnya, jika dikritik soal manajemen waktu, mulai biasakan membuat to-do list harian.

Perubahan ini akan terlihat seiring waktu. Orang yang dulu mengkritik pedas pun bisa melihat progresmu dan menilai bahwa kamu memang serius ingin berkembang.

6. Gunakan kritik sebagai motivasi, bukan beban

ilustrasi introspeksi diri (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi introspeksi diri (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Daripada terus mengingat ucapan pedasnya, lebih baik jadikan kritik itu sebagai bahan bakar untuk membuktikan kemampuanmu. Anggap kritik sebagai tantangan, bukan serangan. Dengan pola pikir ini, kamu akan lebih bersemangat memperbaiki diri.

Ingat, karier tidak hanya ditentukan oleh keterampilan teknis, tapi juga kemampuan mengelola emosi dan membangun citra profesional. Cara kamu merespons kritik bisa jadi pembeda antara stagnan dan naik level.

Kritik pedas memang tidak enak didengar, tapi menyikapinya dengan bijak bisa membuatmu lebih kuat dan dewasa secara profesional. Dengan enam langkah tadi, kamu bisa menyikapi setiap kritik dengan bijaksana dan elegan. Ingat, di dunia kerja, mereka yang bisa mengubah kritik menjadi kekuatan adalah mereka yang akan melangkah lebih jauh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us

Latest in Life

See More

[QUIZ] Burnout Test: Apakah Ini Waktunya Kamu Ambil Cuti Kerja?

06 Sep 2025, 15:15 WIBLife