Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jobstreet: Reskilling Jadi Tren Pekerja di Tengah Dominasi AI

Sawitri, Country Marketing Head Indonesia - Jobstreet by SEEK. 29 Oktober 2024 (IDN Times/Hani Safanja)
Sawitri, Country Marketing Head Indonesia - Jobstreet by SEEK. 29 Oktober 2024 (IDN Times/Hani Safanja)
Intinya sih...
  • 97% responden Indonesia bersedia reskilling demi tetap kompetitif, jauh lebih tinggi dibandingkan Asia Tenggara dan global.
  • 40% responden Indonesia melakukan reskilling setiap minggunya, 68% melakukannya setidaknya sekali dalam sebulan.
  • Reskilling dilakukan untuk bertahan di posisi dan menghadapi persaingan kerja, terutama setelah adopsi GenAI yang semakin meningkat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – AI (Artificial Intelligence) jadi sorotan karena banyak yang merasa pekerjaannya 'tergantikan' oleh teknologi ini. Kekhawatiran pun muncul di kalangan pekerja, terutama karena semakin banyak posisi yang kini mengandalkan keterampilan digital.

Banyak dari mereka memilih reskilling sebagai solusi, yaitu mempelajari keterampilan baru untuk pekerjaan yang berbeda dari sebelumnya. Jobstreet melihat fenomena ini sebagai tren yang mendasari meningkatnya minat reskilling di Indonesia. Berikut pemaparan Sawitri, Country Marketing Head Indonesia - Jobstreet by SEEK.

1. Sebagai bentuk upaya kompetitif agar tidak ketinggalan jaman

Sawitri, Country Marketing Head Indonesia - Jobstreet by SEEK. 29 Oktober 2024 (Dok.Jobstreet)
Sawitri, Country Marketing Head Indonesia - Jobstreet by SEEK. 29 Oktober 2024 (Dok.Jobstreet)

Jobstreet bersama Boston Consulting Group (BCG) melibatkan lebih dari 150 ribu responden global, termasuk 19.154 dari Indonesia, dalam laporan Decoding Global Talent 2024: GenAI Edition. Hasilnya, 97 persen responden Indonesia bersedia reskilling demi tetap kompetitif. Ini adalah angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan responden di Asia Tenggara dan global.

Sejalan dengan respons ini, sepanjang tahun 2023, ada 40 persen responden Indonesia melakukan reskilling secara rutin setiap minggunya. Adapun total 68 persen dari responden, melakukan reskilling setidaknya sekali dalam sebulan.

Melihat fenomena ini, Sawitri menganggap bahwa upaya kompetitif didasari oleh ketatnya persaingan kerja, terutama setelah AI mulai mendominasi tugas dan peran.

“Yang diperlukan adalah sekarang re-skilling untuk lebih kompetitif. Jadi, bayangkan teman-teman media profesinya sama-sama sebagai jurnalis, tetapi masing-masing media pasti saling berkompetisi dalam industrinya,” ucap Sawitri dalam pemaparannya di kantor Jobstreet, Gedung RDTX Place, Selasa (29/10/2024).

2. Reskilling juga jadi upaya untuk mempertahankan karier, bukan sekedar melanjutkan career ladder

Sawitri, Country Marketing Head Indonesia - Jobstreet by SEEK saat memberi pemaparan ke awak media. 29 Oktober 2024 (IDN Times/Hani Safanja)
Sawitri, Country Marketing Head Indonesia - Jobstreet by SEEK saat memberi pemaparan ke awak media. 29 Oktober 2024 (IDN Times/Hani Safanja)

Bukan hanya untuk melawan persaingan, reskilling juga dilakukan sebagai cara untuk survive di tengah banyaknya persaingan kerja. Pasalnya, bertahan di posisi tinggi pun bukanlah hal yang mudah, terutama ketika kini banyak fenomena PHK yang sedang melanda.

“Reskilling juga dilakukan agar seseorang dapat bertahan di posisi yang sedang mereka tempuh sekarang. Bukan hanya untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi, tetapi reskilling juga kini dilakukan agar mereka tidak ‘dipangkas’,” kata dia.

Menurutnya, reskilling pun kerap dilakukan agar seseorang tidak tergerus dengan adanya kehadiran AI di dunia kerja. Dalam riset oleh Jobstreet, dikatakan bahwa mereka yang cenderung terbuka untuk reskilling, melakukan hal ini karena merasa AI dapat menggantikan posisinya di tempat kerja.

3. Upaya reskilling kerap dipilih meskipun orang Indonesia sudah memiliki karier yang stabil

Sawitri, Country Marketing Head Indonesia - Jobstreet by SEEK. 29 Oktober 2024 (IDN Times/Hani Safanja)
Sawitri, Country Marketing Head Indonesia - Jobstreet by SEEK. 29 Oktober 2024 (IDN Times/Hani Safanja)

Sama seperti sebelumnya, reskilling dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan posisi, bukan hanya untuk mencari posisi yang lebih tinggi. Untuk itu, banyak juga orang Indonesia yang memilih melakukan reskilling meski mereka sudah memiliki pekerjaan yang stabil.

Menurut laporan “Decoding Global Talent 2024: GenAI Edition”, Jobstreet menemukan fakta bahwa pekerja Indonesia memprioritaskan bergabung dengan perusahaan yang menawarkan pekerjaan yang stabil dan punya kesempatan untuk melakukan reskilling. Gak tanggung-tanggung, sebanyak 72 persen responden Indonesia mengaku bahwa mereka sudah siap melakukan reskilling dalam hal apa pun sebagai bentuk persiapan kemajuan AI di dunia kerja.

4. Untuk melakukannya, kamu perlu mempertimbangkan goals terlebih dahulu

Sawitri, Country Marketing Head Indonesia - Jobstreet by SEEK. 29 Oktober 2024 (Dok.Jobstreet)
Sawitri, Country Marketing Head Indonesia - Jobstreet by SEEK. 29 Oktober 2024 (Dok.Jobstreet)

Bagimu yang ingin melakukan reskilling, Sawitri memiliki pesan-pesan yang perlu diperhatikan agar kamu dapat memanfaatkan upaya reskilling secara optimal. Menurutnya, kamu perlu terlebih dulu mempertimbangkan goals agar reskilling dapat menjadi upaya memenuhi tujuan yang kamu inginkan.

“Pertama, kita mau jadi apa, itu harus dicari tahu terlebih dahulu. Kedua, goals secara bisnis juga penting. Jadi dari sana, kita bisa lihat apa yang harus di-reskill dan apa yang perlu upskill. Ada yang mungkin udah punya skill, tetapi kurang jago,” saran Sawitri.

Adapun menurutnya, ketika kamu belajar skill baru dan dirasa tidak sesuai, alangkah baiknya untuk mencari skill lain yang lebih relevan untuk diaplikasikan di dunia kerja. Dari sini, kamu bisa lebih terukur untuk melakukan reskill dan menjadi eksperimen yang lebih bermanfaat di dunia karier.  

5. Reskilling GenAI juga penting untuk dilakukan agar dapat terus relevan di berbagai bidang pekerjaan

Sawitri, Country Marketing Head Indonesia - Jobstreet by SEEK. 29 Oktober 2024 (Dok.Jobstreet)
Sawitri, Country Marketing Head Indonesia - Jobstreet by SEEK. 29 Oktober 2024 (Dok.Jobstreet)

Berbicara mengenai AI, jika kamu berniat melakukan reskilling, kamu dapat mempertimbangkan reskilling GenAI yang kini kerap diperlukan. Pasalnya, menurut data Jobstreet, GenAI telah mengalami peningkatan adopsi di Indonesia, dengan 52 persen pekerja Indonesia mencobanya dalam pekerjaan atau kehidupan pribadi mereka.

Seiring berjalannya waktu, adopsi GenAI pun dapat dilakukan dengan semakin terbuka di dunia kerja, mewujudkan cara kerja yang lebih efisien. Skill ini sejalan dengan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial yang merupakan bagian dari Visi 2045 sebagai salah satu contoh bahwa kemampuan generasi AI dapat membuka kesempatan baru di masa depan. 

"Kalau ingin reskill, sebaiknya melakukan reskill ke kemampuan-kemampuan mereka yang berkaitan dengan gen AI atau penggunaan AI atau kemanfaatan teknologi yang lain," tutup Sawitri saat sesi pemaparannya bersama awak media. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
Hani Safanja
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us