Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tantangan Mental yang Muncul Selama Career Break, Siap-Siap!

ilustrasi menangis (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Istirahat dari pekerjaan memberikan euforia, tapi juga tantangan mental.
  • Kehilangan identitas, rasa bersalah, dan FOMO adalah tantangan umum.
  • Tetap berhubungan dengan dunia kerja dan temukan support system selama career break.

Istirahat sejenak dari dunia kerja alias career break seperti mimpi yang jadi kenyataan. Bangun siang, ngopi sambil santai, bebas dari stres kerjaan, dan punya waktu untuk me time, siapa yang gak mau? Namun, di balik euforia tersebut, career break juga disertai tantangan mental yang mungkin gak mudah.

Ya, meski fisik kita bisa beristirahat dari dunia kerja, kadang kepala justru gak pernah berhenti mikir. Kalau kamu berniat untuk mengambil career break, yuk, cari tahu dulu apa saja tantangan mental yang sering muncul. Bukan untuk menakuti, melainkan ini agar kamu bisa lebih siap dan bisa menikmati rehat dengan lebih bijak.

1. Kehilangan identitas diri

ilustrasi perempuan sedang bercermin (pexels.com/Ivan Oboleninov)

Banyak orang yang merasa bahwa identitas dirinya sangat melekat dengan pekerjaan. Jadi, saat berhenti kerja, tiba-tiba kamu merasa hampa. Dulu kamu adalah supervisor yang sering memimpin orang, misalnya, sekarang malah disuruh-suruh orangtua. Hal ini bisa bikin seseorang merasa gak berguna atau bahkan malu saat orang-orang sekitar tanya, “Sekarang kerja di mana?”

Ini tantangan berat karena tanpa sadar selama ini kamu menggantungkan harga diri pada jabatan atau status pekerjaan. Padahal, nilai diri itu gak semestinya ditentukan kantor tempatmu kerja dan gaji. Career break bisa jadi momen untuk mendefinisikan ulang siapa dirimu sebenarnya. Bukan sebagai pekerja, melainkan ini tentang kamu sebagai individu.

2. Overthinking dan rasa bersalah

ilustrasi seseorang sedang berpikir (pexels.com/Athena)

Awalnya, kamu niat ambil career break untuk istirahat. Namun, setelah 1 bulan, rasa bosan mulai datang. Kamu bahkan menyalahkan diri sendiri karena setiap hari hanya rebahan dan binge-watching serial favorit. Lalu, rasa bersalah mulai muncul karena merasa harus terus produktif atau menghasilkan sesuatu.

Fenomena ini sering banget dialami, apalagi dalam budaya kita yang masih menyamakan produktivitas dengan kesibukan. Padahal, career break itu justru waktunya untuk mereset otak dan tubuh. Kamu gak harus selalu melakukan sesuatu untuk dianggap produktif. Kadang, istirahat itu sendiri merupakan langkah strategis untuk menjadi lebih produktif nantinya.

3. Fear of missing out (FOMO)

ilustrasi media sosial (pexels.com/Pixabay)

Saat main media sosial, kamu lihat mantan teman sekantor dapat promosi, ada yang mulai bisnis, ada yang naik gaji, ada juga yang pamer dapat hadiah jalan-jalan ke luar negeri. Sementara, kamu pengen beli kopi kekinian aja harus ditahan-tahan karena tabungan yang makin menipis. Nah, di sinilah FOMO muncul dan bikin mental anjlok.

Kadang-kadang, muncul rasa iri atau minder itu manusiawi, kok. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang punya jalurnya masing-masing. Gak semua orang pengen sprint. Ada juga yang pengen jalan kaki sambil menikmati pemandangan sekitar. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain bikin kamu lupa menghargai progres diri sendiri.

4. Kecemasan soal masa depan

ilustrasi perempuan merasa cemas (unsplash.com/Joice Kelly)

Setelah beberapa minggu jeda, di kepalamu mulai muncul pertanyaan apakah nantinya kamu masih bisa dapat pekerjaan? Apakah keterampilanmu masih relevan? Pertanyaan seperti ini justru bikin kamu gak tenang selama career break.

Wajar, kok, mikirin masa depan. Namun, yang penting adalah tetap berhubungan dengan perkembangan dunia kerja. Ikut pelatihan, perbarui LinkedIn, ikut komunitas, dan menjaga komunikasi dengan mantan teman kantor bisa jadi cara untuk menenangkan pikiran. Kamu juga bisa memanfaatkan waktu ini untuk meningkatkan kualitas diri, entah itu belajar hal baru atau mengasah soft skill.

5. Kesepian dan kurangnya dukungan

ilustrasi kesepian (pexels.com/Liza Summer)

Pengen nongkrong atau curhat, eh, tapi orang-orang di sekitarmu sibuk kerja. Ini yang bikin kamu kadang merasa sendirian. Gak ada yang bisa relate, gak ada yang ngerti kenapa kamu memutuskan ambil career break, bahkan gak sedikit yang menghakimi dan bilang kamu pemalas. Ini bisa bikin kamu merasa terisolasi, padahal yang kamu butuhkan sekarang adalah ditemani atau dimengerti.

Solusinya? Coba cari komunitas atau forum yang isinya orang-orang yang juga lagi career break. Kamu bakal kaget ternyata banyak orang yang merasakan hal serupa. Punya support system yang paham kondisimu bisa jadi penyelamat mental banget.

Jeda dari pekerjaan bukan berarti kamu berhenti berkembang. Justru, ini bisa jadi periode paling penting dalam hidup untuk mengenal diri sendiri, menyembuhkan luka batin, dan menetapkan arah hidup ke depan. Tantangan mental itu memang nyata, tapi bukan berarti gak bisa dihadapi. Jadi, ambil napas, nikmati prosesnya, dan jangan pernah berkecil hati!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us