Peran perempuan saat ini sudah tak lagi dipandang hanya bertugas sebagai ibu atau istri. Tapi, telah banyak terlibat dalam berbagai bidang dan ikut aktif berkontribusi, baik dari segi sosial maupun profesi.
Namun tak bisa dimungkiri, menjadi perempuan memang tidaklah mudah. Di bawah ini akan diungkap berbagai tantangan yang harus dihadapi kaum hawa di dunia kerja. Dunia yang selama ini masih dipandang sebagai ranah para lelaki. Seperti apa tantangannya? Yuk, kita simak sama-sama!
Sudah jadi kepercayaan umum bahwa wanita lebih mengandalkan perasaan dibanding logika. Pemikiran seperti ini yang telah berurat berakar yang kadang membuat para perempuan jadi sulit meraih posisi puncak. Banyak yang tak percaya bahwa seorang perempuan pun bisa memimpin dengan baik, tak kalah dengan kaum adam.
Kalaupun mereka telah berhasil meraih jabatan tinggi, biasanya akan ada desas-desus yang berprasangka bahwa ia meraih itu karena cantik atau karena jadi wanita simpanan atasan, dan sebagainya. Sungguh paradigma yang sangat melecehkan, seolah-olah seorang perempuan hanya bisa memperoleh posisi tinggi lewat jalur ‘belakang’.
Tantangan lain yang harus wanita hadapi di dunia profesi adalah, rentannya mengalami kekerasan maupun pelecehan seksual. Ditambah lagi, masyarakat kita masih banyak yang melihat soal kekerasan seksual sebagai kesalahan si wanita sendiri.
Sering kali saat korban berani speak up, justru malah dituduh sebagai pihak yang bersalah. Pakaian yang seksi, tingkah yang menggoda, sering ditunjuk sebagai biang keladi.
Padahal memang karena lelakinya yang minus akhlak. Pakaian sudah tertutup pun kalau dasarnya jelalatan dan berotak mesum, tetap saja digoda. Setuju?
Melansir Vantage Circle, berdasarkan hasil studi tahun 2018 yang dilakukan oleh Payscale, diketahui bahwa rata-rata gaji wanita lebih rendah 22 persen dibanding pria. Memang, di beberapa negara masih terdapat kesenjangan sistem penggajian berdasarkan jenis kelamin.
Padahal posisinya sama, deskripsi pekerjaannya pun sama. Tapi hanya karena berjenis kelamin wanita, besar gaji yang dibayarkan jadi lebih rendah. Apakah di antara kamu ada yang mengalami?
Ini yang paling sering membuat para perempuan rawan stres. Harus menyeimbangkan berbagai perannya. Sebagai wanita karier, sebagai istri, juga ibu di rumah.
Bahkan fakta di lapangan kita sering menemukan, seorang istri yang sudah lelah mencari nafkah, begitu juga mengasuh anak, tapi masih juga harus menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah tangga, sementara suaminya santai-santai saja. Duh!
Perusahaan memang memberikan jatah cuti untuk wanita yang melahirkan. Namun terkadang, jenis tugas yang harus ia kerjakan pasca absen beberapa bulan, tidak sama dibanding sebelum mengajukan cuti. Mau tak mau, ia harus beradaptasi dan memulai lagi dari nol.
Nah, selain beberapa poin yang telah disampaikan tadi, menurutmu tantangan apa lagi yang biasa dialami oleh para perempuan saat berkarier?