Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tugas dan Tanggung Jawab HRD yang Jarang Dibahas

ilustrasi berjabat tangan (pexels.com/Khwanchai Phanthong)
ilustrasi berjabat tangan (pexels.com/Khwanchai Phanthong)
Intinya sih...
  • HRD bertanggung jawab menjaga kesehatan mental dan psikologis karyawan, termasuk membuat program seperti mental health check in dan sesi konsultasi dengan psikolog.
  • Mereka juga berperan dalam membentuk budaya kerja yang positif, menanamkan nilai-nilai perusahaan, dan mendamaikan konflik internal di tempat kerja.
  • Selain itu, HRD melakukan talent mapping, pengembangan karier, serta mempersiapkan perusahaan untuk masa depan dengan strategi adaptasi yang mulus.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat mendengar kata HRD yang terlintas di pikiran banyak orang adalah tentang urusan rekrutmen, wawancara kerja, dan tanda tangan kontrak. Padahal, jika dikulik lebih dalam, peran HRD jauh lebih kompleks dan strategis dari itu. Mereka ada di balik layar, mengatur ritme kantor dan memastikan semua orang bisa bekerja dengan nyaman dan maksimal.

Posisi HRD gak cuma tentang menyambut karyawan baru atau memberi surat peringatan ke yang melanggar aturan. Banyak hal penting yang dilakukan oleh divisi ini, tapi sering kali gak kelihatan bahkan dianggap sepele. Padahal, tugas-tugas ini punya dampak besar terhadap kesehatan perusahaan dan kesejahteraan karyawan. Berikut lima tanggung jawab HRD yang jarang disorot!

1. Menjaga kesehatan mental dan psikologis karyawan

ilustrasi HRD (pexels.com/ Alex Green)
ilustrasi HRD (pexels.com/ Alex Green)

Dalam dunia kerja saat ini, isu kesehatan mental makin sering jadi bahan perbincangan. Di sini, HRD bukan cuma bertanggung jawab pada performa kerja, tapi juga pada kestabilan mental tim. Mereka bisa jadi pendengar ketika seseorang merasa burnout, overwork, atau merasa tertekan secara emosional karena lingkungan kerja.

Beberapa HRD bahkan proaktif bikin program seperti mental health check in, sesi konsultasi dengan psikolog, sampai kegiatan team building. Tugas ini gak selalu kelihatan karena berlangsung secara privat atau informal, tapi dampaknya besar dalam menjaga suasana kerja yang sehat dan suportif.

2. Membentuk budaya kerja yang positif

ilustrasi bekerja (pexels.com/ Edmond Dantès)
ilustrasi bekerja (pexels.com/ Edmond Dantès)

Bukan hanya CEO atau manajer yang berperan dalam membangun budaya kerja. Ternyata, HRD juga berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai perusahaan ke setiap karyawan. Mereka menyusun aturan, kebijakan, dan kebiasaan kerja yang mencerminkan visi misi perusahaan.

Mulai dari cara berpakaian, waktu kerja fleksibel, budaya saling menghargai, hingga sistem reward and recognition, semua itu diemban dan dijaga oleh HRD. Mereka jadi semacam 'penjaga budaya' yang memastikan kantor tetap jadi tempat yang asik, adil, dan sesuai dengan value perusahaan.

3. Mendamaikan konflik internal

ilustrasi berdebat di kantor (pexels.com/yankrukov)
ilustrasi berdebat di kantor (pexels.com/yankrukov)

Misal kalau ada dua rekan kerja lagi berselisih dan suasana mulai memanas, HRD-lah yang sering turun tangan jadi penengah. Mereka gak cuma jadi fasilitator diskusi, tapi juga harus jeli melihat akar masalah dan mencari solusi yang adil bagi semua pihak.

Banyak konflik di kantor bisa selesai tanpa drama besar karena HRD tahu kapan harus bicara, kapan harus diam, dan bagaimana meredakan situasi. Tugas ini memang gak selalu tertulis di job desk, tapi sering dilakukan sebagai bentuk dukungan agar tim tetap solid dan gak saling menjatuhkan.

4. Melakukan talent mapping dan pengembangan karier

ilustrasi bekerja (pexels.com/divinetechygirl)
ilustrasi bekerja (pexels.com/divinetechygirl)

HRD gak hanya sekadar menilai siapa yang perform atau tidak. Mereka juga bertugas menyusun peta bakat dan rencana karier tiap karyawan. Dengan cara ini, potensi setiap individu bisa dimaksimalkan sesuai kekuatannya masing-masing.

Misalnya, karyawan yang jago presentasi tapi pemalu bisa diarahkan ikut pelatihan public speaking. Atau, tim yang stagnan diberi kesempatan rotasi agar berkembang. HRD juga merancang jenjang karier, mengatur pelatihan internal, dan memberi rekomendasi promosi berdasarkan data serta pengamatan mereka.

5. Menyiapkan perusahaan untuk masa depan

ilustrasi bekerja (unsplash.com/dylandgillis)
ilustrasi bekerja (unsplash.com/dylandgillis)

Dalam banyak perusahaan, HRD juga jadi divisi yang pertama kali tahu kalau ada perubahan besar di perusahaan. Entah itu soal transisi digital, kebijakan remote working, hingga restrukturisasi organisasi. HRD harus selalu siap merancang strategi adaptasi yang mulus.

Mereka menyusun SOP baru, menyampaikan informasi secara tepat, dan memastikan semua orang bisa menyesuaikan diri. Gak cuma soal hari ini, HRD juga mikirin masa depan perusahaan. Bagaimana caranya perusahaan tetap relevan, dan bagaimana karyawan bisa ikut tumbuh bersama perubahan yang terjadi.

Tugas dan tanggung jawab HRD ternyata lebih luas daripada yang sering dibayangkan banyak orang. Jadi, kamu masih tertarik untuk berkarier sebagai HRD?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

Miris, 5 zodiak Ini Sering Diputusin Tanpa Alasan yang Jelas

08 Sep 2025, 01:03 WIBLife