5 Hal Sepele yang Bikin Pupuk Organik Jadi Gagal Total, Hindari!

- Menggunakan bahan yang tepat dan menjaga keseimbangan antara bahan hijau dan cokelat.
- Kurang menjaga kelembapan pupuk dan tidak mengaduk tumpukan pupuk secara rutin.
- Terlalu cepat menggunakan pupuk yang belum matang, bisa merusak akar tanaman.
Salah satu dari banyaknya rangkaian perawatan tanaman, memberi pupuk adalah perawatan yang penting, meski tidak dilakukan setiap hari. Banyak pula jenis pupuk yang bisa kamu gunakan, salah satunya pupuk organik yang mudah dibuat sendiri dan bahkan aman untuk tanaman dan lingkungan. Pembuatan pupuk organik sebenarnya mudah, asal kamu tahu apa saja yang harus dihindari agar pupuk bisa berhasil.
Pupuk yang tidak dibuat dengan baik justru bisa berbahaya bagi tanaman. Dengan menghindari beberapa hal, hasil pupuk bisa lebih efektif dan tanaman pun tumbuh lebih sehat. Sebelum membuatnya, yuk simak beberapa hal yang harus kamu hindari, simak dengan baik ya!
1. Menggunakan bahan yang tidak tepat

Bahan pembuatan pupuk organik sangat berperan penting karena menentukan kualitas pupuk. Bahan utama pupuk organik biasanya berupa sisa dapur atau kotoran hewan. Hindari menggunakan bahan dapur seperti minyak, makanan berlemak, atau sisa plastik, karena justru bisa menimbulkan bau busuk dan mengundang hama.
Pilih bahan organik yang mudah terurai, misalnya sayuran busuk, daun kering, atau kulit buah. Kamu juga harus menghindari penggunaan kotoran hewan karnivora karena bisa mengandung bakteri berbahaya. Dengan bahan yang benar, pupuk lebih aman dan bermanfaat.
2. Tidak menjaga keseimbangan bahan hijau dan cokelat

Penting untuk menjaga keseimbangan antara bahan hijau dan bahan cokelat saat membuat pupuk, bahan hijau yang dimaksud adalah bahan yang kaya nitrogen, sedangkan bahan cokelat adalah bahan yang kaya karbon. Jika kamu membuat pupuk tanpa memerhatikan komposisi keduanya, pupuk jadi lama terurai atau malah gagal. Misalnya, terlalu banyak bahan hijau bisa menyebabkan bau menyengat.
Sebaliknya, jika kamu memasukkan bahan cokelat terlalu banyak, proses penguraian jadi sangat lambat. Perbandingan ideal biasanya 2:1 untuk bahan cokelat dan hijau. Menjaga keseimbangan ini kunci penting supaya pupuk cepat jadi dan kaya nutrisi.
3. Kurang menjaga kelembapan

Proses pengomposan butuh kelembapan yang cukup. Jika kompos terlalu kering, mikroorganisme tidak bisa bekerja maksimal. Begitu pula jika terlalu basah, pupuk bisa menjadi berlendir dan bau, sehingga tidak nyaman untuk digunakan.
Untuk menghindari hal ini, kamu bisa rutin mengecek kondisi pupuk secara rutin dengan cara menggenggam segenggam bahan. Apabila terasa lembap seperti spons, artinya sudah pas. Kelembapan ini sangat berpengaruh pada hasil akhir pupuk, jika kelembapannya sudah pas pupuk pun bisa matang dengan sempurna.
4. Tidak mengaduk tumpukan pupuk

Jika semua bahan pupuk sudah tercampur, sesekali kamu harus mengaduknya agar ada oksigen yang masuk. Hal ini mungkin terlihat sepele, tapi harus kamu lakukan supaya penguraian berjalan dengan cepat. Apabila kamu tidak mengaduknya, pupuk bisa menjadi sarang bakteri anaerob yang memunculkan bau tak sedap.
Tidak perlu mengaduk terlalu sering, kamu bisa mengaduknya setiap 1–2 minggu untuk membantu mempercepat proses. Selain itu, tekstur pupuk jadi lebih rata dan siap dipakai. Jangan malas mengaduk jika kamu ingin hasil pupuk yang lebih maksimal.
5. Terlalu cepat menggunakan pupuk

Hindari menggunakan pupuk yang belum siap pakai atau belum matang. Penggunaan pupuk yang masih mentah bisa merusak akar tanaman. Adanya kandungan panas dan gas amonia di dalamnya bisa menyebabkan tanaman layu.
Tanda pupuk sudah matang atau siap pakai yaitu berwarna cokelat gelap, berbau tanah segar, dan teksturnya remah. Kamu harus menunggu sampai benar-benar jadi sebelum dipakai. Dengan begitu, pupuk organik bisa memberi manfaat maksimal untuk tanaman.
Dengan menghindari kelima kesalahan di atas, kamu bisa membuat pupuk organikmu sendiri tanpa khawatir gagal. Jika kamu sudah membuatnya dengan benar, hasil pupuk tidak hanya subur tapi juga aman untuk tanaman.