Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips agar Taman Rumah Selalu Rapi, Terlihat Asri dari Jauh

ilustrasi halaman rumah (pexels.com/Curtis Adams)
ilustrasi halaman rumah (pexels.com/Curtis Adams)
Intinya sih...
  • Pemangkasan rutin diperlukan untuk mengontrol pertumbuhan tanaman dan menjaga keindahan taman.
  • Membersihkan daun-daun yang gugur secara teratur agar tidak menimbulkan kesan sampah organik di taman.
  • Hindari menanam terlalu banyak bibit tanaman dalam satu area agar tidak saling bersentuhan dan membentuk semak-semak.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kita tentu gak sekadar iseng saat membuat taman di halaman depan, samping, maupun belakang rumah. Biaya pembuatan taman bahkan tidak kecil, apalagi ditambah pembelian berbagai jenis tanamannya. Selain untuk mengisi kekosongan di sisi-sisi rumah, taman hijau juga ditujukan untuk mempercantik serta menyegarkan pemandangan maupun udara di sekitar rumah.

Maka sekali taman dibuat, kita wajib selalu menjaganya. Jangan sampai taman tersebut cuma indah selama beberapa bulan setelah dibikin. Setahun kemudian taman sudah gak keruan dan bukannya memperindah rumah malah merusak pemandangan. 

Selain sesekali memanggil tukang taman untuk merapikannya, pemilik rumah juga mesti memiliki ketelatenan dalam merawat tanaman. Enam hal berikut perlu dilakukan  supaya taman senantiasa tampak asri. Ternyata ada kebiasaan kecil yang merusak keindahan taman.

1. Rutin memangkas tanaman dan rumput

ilustrasi halaman rumah (pexels.com/Max Rahubovskiy)
ilustrasi halaman rumah (pexels.com/Max Rahubovskiy)

Pemangkasan secara rutin penting dilakukan agar pertumbuhan tanaman terkendali. Pemotongan yang tepat juga merangsang pertumbuhan yang lebih baik. Bahkan pohon yang dimaksudkan sebagai peneduh pun tetap perlu sesekali dipotong.

Terutama saat dahannya sudah menjulur ke mana-mana. Pemangkasan juga bisa membentuk tanaman sehingga lebih indah. Bagaimanapun juga, semua tanaman akan terus tumbuh sedangkan lahan kita terbatas.

Kalau gak dilakukan pemangkasan secara berkala, lambat laun taman terlihat makin sesak dan sempit. Sebelum tanaman atau pohon menjadi semak-semak atau terlalu tinggi dan membahayakan, pangkaslah. Rumput juga perlu dipotong seminggu atau sebulan sekali tergantung kecepatan pertumbuhannya. Rumput yang tumbuh tidak pada tempatnya, seperti mencuat di antara paving block jangan lupa dicabut.

2. Setiap hari menyapu daun yang gugur

ilustrasi halaman rumah (pexels.com/Curtis Adams)
ilustrasi halaman rumah (pexels.com/Curtis Adams)

Di musim gugur, tumpukan daun memang terlihat indah. Namun, di negara kita tidak ada musim gugur. Daun-daun yang berjatuhan biasanya karena layu atau diterjang angin kencang.

Kalau daun-daun ini dibiarkan saja, kesan yang tertangkap mata adalah sebaran sampah organik. Tidak seindah musim gugur di belahan bumi lain. Sapulah taman setiap hari jika cukup banyak tanaman yang daunnya rontok.

Jika hanya ada sedikit daun yang gugur, kita cukup menyapunya 2 atau 3 hari sekali. Daun yang terkumpul juga jangan ditumpuk begitu saja di sekitar taman. Buang ke tempat sampah atau masukkan ke wadah khusus apabila hendak dibuat pupuk.

3. Beri jarak tanam yang cukup

ilustrasi taman rumah (pexels.com/Max Rahubovskiy)
ilustrasi taman rumah (pexels.com/Max Rahubovskiy)

Ini perlu dilakukan sejak pembuatan taman. Sesuka apa pun kita pada tumbuh-tumbuhan, hindari membawa pulang terlalu banyak bibit kemudian menanamnya tanpa mempertimbangkan jarak satu sama lain. Ketika masih berupa tanaman kecil memang terlihat tidak masalah.

Namun, beberapa bulan kemudian semua tanaman sudah saling bersentuhan. Kian lama kian rapat sehingga tidak ada celanya lagi. Tanaman yang masing-masing sebetulnya indah sekarang telah menyerupai semak-semak. 

Hati-hati sebab tanaman yang tumbuh terlalu rapat dapat menjadi tempat bersembunyi ular dan binatang lain yang berbahaya. Jangan sampai kita digigit ketika bermaksud membersihkannya. Untuk bakal pohon besar, tanam dengan jarak beberapa meter. 

Kalau taman kita mungil, satu pohon besar pun sudah cukup. Selebihnya diisi dengan tanaman-tanaman kecil yang bisa ditanam langsung di tanah atau menggunakan pot. Beri jarak tanam sekitar setengah meter.

4. Gunakan pot yang serupa

ilustrasi beberapa pot (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi beberapa pot (pexels.com/cottonbro studio)

Jika kita perlu memakai pot karena keterbatasan lahan terbuka, usahakan potnya gak terlalu banyak variasi. Hindari ukuran, warna, serta bentuknya berlainan semua karena bakal membuat taman tidak enak dipandang. Kita dapat memakai ukuran pot yang berbeda-beda sesuai dengan jenis tanamannya, tetapi warna serta bentuknya sama.

Kalaupun kita ingin ada warna lain di taman, boleh memilih pot hitam dan putih misalnya. Hanya saja, penempatannya gak boleh sembarangan. Tata pot hitam dalam satu barisan dan pot putih di barisan lainnya.

Dapat pula kedua warna pot tersebut ditata selang-seling agar terlihat lebih menarik. Bila kita hendak memakai wadah-wadah bekas sebagai pot, pilih yang bentuknya mirip kemudian dicat dulu. Pemilihan dan penataan pot yang baik memberikan kesan rapi.

5. Perlengkapan bercocok tanam disimpan di tempat khusus

ilustrasi peralatan berkebun (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi peralatan berkebun (pexels.com/cottonbro studio)

Sekalipun hampir setiap hari dipakai, bukan berarti perlengkapan berkebun dibiarkan saja berada di area taman. Misalnya, kantong pupuk dan tanah, pisau, gunting, bahkan selang untuk menyiram. Meski semua itu diperlukan dalam perawatan taman, tidak semestinya digeletakkan sembarangan.

Miliki wadah penyimpanan khusus buat perlengkapan tersebut. Kumpulkan jadi satu lalu letakkan di garasi atau tempat lain yang tersembunyi. Hanya butuh sedikit usaha buat mengambil serta menaruhnya kembali dan taman kita bakal selalu terlihat rapi. 

Menyimpan perlengkapan bercocok tanam dengan baik juga penting untuk menghindari kehilangan. Atau, anak-anak memakainya buat bermain-main dan membahayakan mereka. Seperti mereka mencicipi pupuk atau terluka oleh benda tajam.

6. Sebaiknya rumput tidak sering diinjak

ilustrasi halaman rumah (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi halaman rumah (pexels.com/Pixabay)

Meski berjalan-jalan di rerumputan terasa menyenangkan, kalau sering dilakukan dapat mengubah bentuk rumput. Area berumput yang selalu terinjak-injak tidak bisa tumbuh sebaik bagian taman yang lain. Maka seperti adanya larangan berjalan di atas rumput di tempat-tempat publik, biasakan anggota keluarga untuk melakukan hal yang sama.

Rumput hanya boleh diinjak ketika kita membersihkannya. Untuk meminimalkan kerusakan pada rumput, buat jalan dari bebatuan yang membelah-belah taman. Kita dapat menyiram dengan selang sehingga jangkauannya jauh dan memakai sapu lidi bergagang panjang buat mencegah sering menginjak rumput.

Jika rumput di bagian yang kerap terinjak telanjur rusak, butuh usaha ekstra agar pertumbuhannya bisa sama dengan area yang lain. Taman dengan rumput yang botak sangat mengganggu pemandangan. Lebih baik keluar biaya sekali untuk pembuatan jalan di taman ketimbang berkali-kali berusaha memperbaiki rerumputan.

Agar taman rumah terlihat lebih menarik, sesekali kita mungkin masih perlu memanggil tukang taman yang profesional. Akan tetapi apabila kita cukup telaten dan menerapkan enam tips di atas, biaya perawatan taman dapat dikurangi. Kita mesti rajin demi keindahan taman terjaga dari waktu ke waktu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us