Material Backsplash Trendi Ini Sebaiknya Dihindari, Apa Saja?

- Cement backsplash sulit dirawat karena pori-porinya mudah ternoda dan tergores, serta pemasangannya sulit dan mahal.
- Zellige backsplash lambat diproduksi dan berpori, rentan terkelupas serta ternoda.
- Glass Mosaic backsplash memperlihatkan semua goresan dan noda, sulit dipasang dengan rapi, serta akan membuat dapur tampak ketinggalan zaman.
Mendesain dapur dengan material paling trendi dan mewah menjadi impian banyak pemilik rumah. Sayangnya, kita semua terkadang lebih mementingkan bentuk daripada fungsi dalam hal dekorasi rumah.
Tidak terkecuali pada desain dapur, khususnya elemen backsplash yang sering jadi focal point area ini. Memasang backsplash dengan desain yang trendi mungkin tampak menakjubkan pada awalnya, tetapi pada akhirnya justru sulit merawatnya.
Oleh karena itu, terdapat saran dari desainer interior untuk mendapatkan ruang dapur estetik dari backsplash yang timeless dan perawatannya lebih mudah. Cari tahu di sini material backsplash apa saja yang trendi, namun sebaiknya dihindari!
1. Cement backsplash

Menurut para ahli, backsplash yang terbuat dari semen (cement backsplash) adalah pilihan yang sedang tren dan mendominasi dapur. Backsplash dapur jenis ini nyatanya sering kali membuat pemilik rumah menyesal telah membelinya.
"Pola yang berani dan tekstur matte-nya memang menyolok, tetapi kenyataannya perawatannya lebih rumit. Ini dikarenakan semen sangat berpori, ia mudah ternoda dan tergores," kata Jamie Chappell, Wakil Presiden Brand & Marketing di Fireclay Tile, dikutip Real Simple.
Sementara itu, desainer interior Andrea Sinkin setuju bahwa porositas semen membuatnya sangat sulit dibersihkan.
"Noda-noda kecil di bagian belakang akan membuat kesal, kecuali kamu bersedia melakukan perawatan setiap hari, hindarilah apa pun yang berpori," ungkapnya.
Agar tetap prima, kamu perlu melakukan pelapisan ulang semen secara teratur. Selain itu, pemasangannya pun sulit dan mahal karena polanya menyatu dengan permukaan, retakan atau goresan akan sangat terlihat.
Sebagian besar ubin semen yang dijual dibuat di luar negeri di fasilitas tanpa standar lingkungan modern dengan penggunaan air dan energi yang tinggi, tanpa mempertimbangkan kesehatan serta keselamatan pembuatnya. Jadi, jika tertarik dengan material ini, ada baiknya melakukan riset untuk memastikan backsplash pilihanmu setidaknya diproduksi secara etis.
2. Zellige backsplash

Zellige adalah jenis ubin lain yang sedang tren dalam desain dapur saat ini, tetapi Chappell mengatakan ada beberapa kekurangan nyata yang tidak selalu menjadikannya pilihan terbaik. Karena sifatnya yang buatan tangan, terdapat banyak variasi ukuran dan ketebalan.
Hal ini menciptakan tampilan buatan tangan yang indah, tetapi produksi dan pemasangannya sangat lambat. Selain itu, seperti halnya semen, ubin ini cukup berpori dan rentan terkelupas serta ternoda.
3. Glass Mosaic backsplash

Desain backsplash dapur glass mosaic populer di akhir tahun 2000-an, tetapi, glass-mosaic backsplash memiliki beberapa kekurangan, salah satunya memperlihatkan semua goresan dan noda. Model ini juga sangat sulit dipasang dengan rapi. Desainer dapur Thomas Borcherding, pemilik Homestar Design Remodel, sependapat dengan hal tersebut.
"Kelemahannya adalah semua noda air, sidik jari, dan goresan terlihat, sehingga membutuhkan perawatan yang tinggi dalam kehidupan nyata," ujarnya, dikutip Real Simple.
Ditambah lagi, material ini akan memantulkan cahaya di dapur dengan tidak nyaman. Menurut Laurie Champ, desainer untuk Collected Living Design di Liberty, Missouri, yang dikutip Southern Living, model ini akan membuat dapur tampak ketinggalan zaman.
4. Backsplash batu alam

Batu alam seperti marmer dan travertine sangat dihargai karena estetika klasiknya dan telah menjadi standar untuk sebagian besar dapur mewah. Tetapi, pemeliharaannya perlu jadi perhatian karena materialnya berpori.
"Marmer berpori dan menyerap noda dari kotoran dapur sehari-hari seperti saus tomat atau kopi. Bahkan dengan penyegelan yang tepat, marmer akan tergores dan berubah warna seiring waktu. Marmer memang cantik di ruang pamer, tetapi kekurangannya perlu dipertimbangkan," kata Borcherding.
Sementara itu, material travertine menyerap bau dapur dan menjadi kolase cipratan dan noda minyak meskipun disegel. Jika tetap ingin memakai batu alam untuk backsplash karena estetika dan banyak peminatnya, pastikan kamu mengetahui kelebihan dan kekurangannya sebelum merenovasi dapur.
5. Peel-and-Stick backsplash

Metode peel-and-stick (kupas-tempel) memang sangat populer, apalagi untuk konsep dapur DIY. Meskipun nyaman dan terjangkau, tetap harus berhati-hati menggunakannya, terutama di area dapur yang aktif. Perangkat ini tidak dirancang untuk tahan lama.
Panas, uap, dan minyak dengan cepat menyebabkan perekat rusak yang mengakibatkan tepinya terkelupas dan tampilannya usang dan berantakan. Membersihkannya juga dapat merusak lapisan akhir, membuatnya kusam atau menguning seiring waktu. Dikutip Southern Living, Jamie Lynn Gernert, pendiri WYC Designs, menggunakan model peel-and stick untuk perbaikan cepat atau sebagai uji coba untuk menguji skema warna, sebelum berinvestasi pada backsplash dapur berkualitas.
Daripada terlalu terobsesi dengan backsplash yang trendi, pilih material tahan lama dan pemasangannya mudah. Material seperti batu kuarsa, keramik, dan porselen lebih direkomendasikan para ahli untuk mendapatkan tampilan timeless serta kemudahan perawatan. Semoga jadi referensi bermanfaat untuk desain dapurmu, ya!