5 Sebab Pakaian Bisa Bau Apek Walaupun Sudah Kering Saat Musim Hujan

- Menggunakan deterjen terlalu banyak sulit dibilas sempurna, meninggalkan residu yang menjadi pemicu bau apek.
- Kelembaban tinggi di musim hujan membuat air terjebak di serat kain, menciptakan lingkungan ideal bagi bakteri berkembang.
- Pakaian tebal seperti jaket atau handuk sering masih lembap di bagian dalam, menjadi sumber bau apek yang sulit dihilangkan.
Musim hujan sering bikin rutinitas mencuci jadi terasa lebih merepotkan. Jemuran menumpuk, matahari jarang muncul, dan pakaian butuh waktu lebih lama untuk kering. Yang bikin kesal, pakaian sudah terasa kering saat disentuh, tapi begitu dipakai justru mengeluarkan bau apek yang menyengat.
Masalahnya bau apek pada pakaian sebenarnya bukan hal sepele. Ada proses mikrobiologis dan kebiasaan mencuci tertentu yang sering tidak disadari. Nah, kira-kira apa alasannya? Scroll dibawah ini!
1. Menggunakan deterjen terlalu banyak

Banyak orang mengira semakin banyak deterjen akan membuat pakaian makin bersih dan wangi. Padahal, deterjen yang berlebihan justru sulit dibilas sempurna, terutama jika air cucian terbatas atau suhu rendah.
Sisa deterjen yang tertinggal di serat kain bisa mengikat kotoran dan bakteri. Saat pakaian dikeringkan dalam kondisi lembap, residu ini menjadi pemicu utama bau apek yang sulit hilang.
2. Kelembaban yang tinggi terjebak di serat pakaian

Di musim hujan, kelembapan udara cenderung tinggi sepanjang hari. Kondisi ini membuat air di dalam serat kain tidak menguap sempurna, meski bagian luar pakaian sudah terasa kering. Kelembapan mikro ini menjadi pemicu utama bau apek.
Air yang terjebak di serat kain menciptakan lingkungan ideal bagi bakteri berkembang. Tanpa disadari, bau apek muncul bukan karena pakaian basah, tapi karena aktivitas bakteri di dalam serat kain.
3. Kering diluar dan lembab didalam

Pakaian tebal seperti jaket, handuk, atau celana jeans sering terlihat kering di bagian luar, tapi masih menyimpan kelembapan di bagian dalam. Kondisi ini sering luput dari perhatian karena pakaian terasa ringan dan tidak basah.
Padahal, bagian dalam kain yang masih lembap menjadi sumber bau apek. Begitu pakaian disimpan di lemari atau dipakai, bau tersebut akan semakin kuat dan sulit dihilangkan.
4. Penjemuran tanpa paparan sinar matahari secara langsung

Matahari berfungsi bukan hanya mengeringkan pakaian, tapi juga membantu membunuh bakteri. Saat musim hujan, pakaian sering dijemur tanpa panas matahari langsung, hanya mengandalkan angin atau udara ruangan.
Tanpa panas alami, bakteri tidak mati sepenuhnya. Akibatnya, meski pakaian kering, sisa bakteri tetap hidup dan menghasilkan bau yang muncul saat pakaian dipakai atau terkena keringat.
5. Menumpuk pakaian saat dijemur

Menjemur pakaian terlalu rapat atau bertumpuk membuat udara sulit bersirkulasi. Hal ini memperlambat proses pengeringan dan meningkatkan kelembapan di antara kain.
Semakin lama pakaian berada dalam kondisi setengah kering, semakin besar peluang bakteri berkembang. Inilah alasan kenapa pakaian yang dijemur berdekatan sering lebih bau dibanding yang dijemur terpisah.



















