Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan untuk Tidak Memaksa Anak Memilih Jurusan yang Tidak Ia Sukai

magicmaman.com
magicmaman.com

Saat ini, pendidikan dinilai sebagai hal wajib yang diperlukan setiap orang. Sehingga, tidaklah heran kalau para orangtua berusaha untuk memberi pendidikan atau menyekolahkan anak-anaknya. Nah, salah satu hal yang sering dibahas terkait pendidikan adalah perihal jurusan. 

Entah itu jurusan sekolah atau jurusan kuliah, tak jarang hal ini menimbulkan kebingungan dan kegalauan bagi si anak. Apalagi saat orangtua tidak menyetujui pilihan anak. Mungkin, ada juga orangtua yang sampai memaksakan pilihan jurusan yang menurutnya lebih baik. Hmm, sebaiknya orangtua tidak memaksakan jurusan yang tidak anak sukai, ya. Berikut 5 alasan pentingnya!

1. Anak punya minat dan bakat yang belum tentu sesuai dengan keinginan orangtua

unsplash.com/Siora Photography
unsplash.com/Siora Photography

Walau orangtua ingin yang terbaik untuk anak, sikap bijak tentu sangat diperlukan. Setiap anak adalah unik dengan bakat dan minatnya masing-masing.Ya, orangtua sebaiknya tidak begitu saja mengabaikan jurusan yang menjadi pilihan anak. 

Lihatlah dan amati apakah jurusan tersebut memang sesuai dengan bakat dan minat anak? Lain halnya, bila anak hanya ikut-ikutan teman dan tidak serius dengan jurusan yang ia pilih. Orangtua bisa membimbing dan mengarahkan anak untuk memilih jurusan yang lebih sesuai.

2. Ada kemungkinan kalau anak memilih untuk berhenti menyelesaikan pendidikan

unsplash.com/sean Kong
unsplash.com/sean Kong

Bukankah cukup banyak terjadi, anak akhirnya memilih untuk berhenti menyelesaikan pendidikan karena tidak sanggup menjalaninya. Kalau anak bersikeras untuk berhenti, bukankah orangtua sendiri yang akan merasa kecewa?

Hal ini penting untuk diingat bahwa bila kita menjalankan sesuatu dengan tidak sepenuh hati, maka biasanya hanya akan membuang waktu, tenaga dan bahkan uang secara sia-sia. Termasuk bila anak harus memilih jurusan kuliah yang tidak disukainya.

Memilih jurusan kuliah yang sesuai dengan minat dan bakat saja tak menjamin anak akan menjalani pendidikannya dengan sepenuh hati, apalagi bila si anak menjalaninya dengan setengah hati? Jadi, peran orangtua memang sangat penting untuk mendukung keberhasilan anak saat menempuh pendidikan.

3. Ada kemungkinan kalau hubungan orangtua dan anak malah memburuk

unsplash.com/Tom Morel
unsplash.com/Tom Morel

Komunikasi adalah kunci utama dalam hubungan orangtua dan anak. Nah, tak jarang saat orangtua tidak setuju dengan jurusan yang akan dipilih anak, komunikasi pun tidak berjalan dengan lancar.

Akibatnya, sering terjadi kesalahpahaman dan masing-masing berpegang teguh pada pendapatnya. Kalau sampai hal itu terjadi, maka hubungan orangtua dan anak malah memburuk, lho. Jadi, bila ada perbedaan pendapat, sebaiknya dibicarakan secara baik-baik agar tidak berdampak pada hubungan orangtua dan anak.

4. Anak tidak berkesempatan untuk meraih impian yang diidam-idamkan

unsplash.com/Francisco Gonzales
unsplash.com/Francisco Gonzales

Setiap anak, pada dasarnya punya impiannya masing-masing. Impian tersebut sering kali berhubungan dengan pendidikan yang akan dijalani. Misalnya si anak bercita-cita menjadi seorang akuntan yang profesional, maka ia pun ingin memilih jurusan akuntansi.

Namun, karena orangtua berpendapat lain dan ingin anak mengambil jurusan lain, tak jarang ada anak yang harus mengubur impiannya demi menuruti keinginan orangtua. Sebenarnya orangtua ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya, namun sebagai manusia biasa orangtua juga belum tentu tahu apa yang terbaik bagi anak. Jadi, sikap bijak dan tenang memang diperlukan agar tidak bersikap gegabah. Setuju?

5. Beri kesempatan kepada anak untuk bertanggung jawab atas pilihannya sendiri

pexels.com/Bùi Nam Phong
pexels.com/Bùi Nam Phong

Sebenarnya, pemilihan jurusan juga termasuk merupakan proses pendewasaan diri untuk si anak. Anak belajar untuk memilih dan membuat keputusan dalam hidupnya. Dan, setiap keputusan yang dibuat tentu ada risiko dan keuntungannya masing-masing.

Jadi, saat anak hendak memilih jurusan, orangtua sebaiknya mengarahkan anak untuk memilih yang paling cocok untuknya. Namun, biarkan anak yang membuat keputusan dan belajar bertanggung jawab atas keputusannya sendiri. Sehingga, orangtua hanya perlu mengawasi dan membimbing anak.

Jadi, itulah lima alasan untuk tidak memaksa anak memilih jurusan yang tidak ia sukai. Semoga bermanfaat, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Frederick K
EditorFrederick K
Follow Us