6 Cara Saling Support Sesama Pejuang Skripsi, Gak Usah Bersaing

Buat orang yang sudah menyelesaikan S2 bahkan S3, skripsi barangkali terasa gak ada apa-apanya. Bagi mereka, mengerjakan tesis dan disertasi jauh lebih sulit daripada skripsi. Akan tetapi, untukmu serta teman-teman yang sedang menjadi pejuang skripsi tentu gak begitu.
Kalian pusing sejak mencari judul dan memilih dosen pembimbing. Target skripsi selesai dalam waktu satu semester pun belum tentu tercapai. Kadang juga ada masalah dengan dosen pembimbing sampai skripsi mangkrak dan bikin makin stres saat ditanya kapan lulus.
Sebagai sesama pejuang skripsi, kalian mesti saling menguatkan. Kamu harus bersikap suportif, baik pada kawan seangkatan, adik tingkat, maupun kakak tingkat yang belum menyelesaikan skripsinya. Ubah perjuangan yang menguras pikiran menjadi hasil akhir yang indah ketika kalian lulus nanti dengan enam cara berikut.
1. Berbagi informasi referensi baik buku maupun jurnal

Judul skripsimu dengan teman-teman tentu berbeda. Akan tetapi, kalian masih satu jurusan sehingga sedikit banyak pasti temanya beririsan. Oleh sebab itu, buku dan jurnal yang dijadikan referensi olehmu juga dapat mengandung salah satu variabel dalam penelitian teman.
Kalau kawanmu terlihat masih kebingungan mencari buku dan jurnal, beri tahu dia tentang penemuanmu itu. Jika bukunya masih dipakai olehmu, ia memang harus mencari sendiri buku yang sama agar proses pengerjaan skripsimu tak terganggu. Namun, informasi judul bukunya saja sudah amat membantunya.
Jangan ada pemikiran enak sekali menjadi dia yang memperoleh informasi darimu. Kamu belum tentu murni mengerjakan skripsi tanpa bantuan teman sedikit pun. Cuma berbagi informasi mengenai buku serta jurnal tak membuat skripsimu dijiplak oleh kawan-kawan. Soal temanmu jadi atau tidak memakai buku dan jurnal yang direkomendasikan olehmu, itu sepenuhnya haknya.
2. Bareng-bareng mengolah data biar bisa saling mengajari

Salah satu tantangan terbesar dalam pengerjaan skripsi adalah soal olah data. Kamu dan teman-teman sudah mengumpulkan data, tetapi masih kebingungan tentang cara mengolahnya. Kalau dari kampus mengizinkan kalian menggunakan jasa olah data tentu gampang.
Setelah datanya diolah, kalian tinggal mengambil kesimpulan dan melihat hipotesis terbukti atau tidak. Namun, jika data harus diolah sendiri, pusingnya jadi berlipat. Terutama bila kamu bukan dari jurusan yang spesifik mempelajari statistik. Misalnya, dirimu jurusan psikologi.
Walaupun ada mata kuliah statistik sebelum kamu dapat mengambil skripsi, boleh jadi apa yang diajarkan berbeda dengan kebutuhanmu ketika mengolah data. Berkumpul bersama teman serta berdiskusi penting agar kalian bisa saling mengajari. Toh, data yang diolah berbeda-beda sehingga tidak memungkinkan buat saling menyontek. Hanya agar kalian sama-sama tahu cara memasukkan data dan membaca hasilnya.
3. Hadir dan jadi seksi repot saat teman validasi proposal atau pendadaran

Setiap kampus bisa memiliki kebijakan yang berbeda-beda. Ada kampus yang mengharuskan mahasiswa melakukan seminar validasi proposal dan pendadaran. Ada juga kampus yang membuat kebijakan agar mahasiswa langsung saja mengikuti pendadaran kalau penelitiannya sudah selesai.
Apa pun kebijakan kampusmu, pastikan dirimu menghadiri acara seminar validasi proposal maupun pendadaran teman sejauh gak ada halangan. Bahkan bila dia bukan sahabatmu, tetaplah datang sebagai suporter. Lebih dari sekadar menungguinya di luar ruangan atau masuk bila diizinkan, tawarkan juga buat menjadi seksi repotnya.
Terutama jika di kampusmu urusan konsumsi untuk seminar validasi proposal dan pendadaran harus diurus sendiri. Kasihan kawanmu apabila ia mesti repot sendirian. Biarkan dia fokus belajar dan menyiapkan presentasi. Soal snack buat dosen pembimbing dan penguji serahkan padamu. Nanti kalian dapat gantian ketika kamu seminar validasi proposal atau pendadaran.
4. Bertukar informasi tentang kapan dosen pembimbing bisa ditemui

Tidak semua dosen pembimbing mudah ditemui di kampus. Khususnya untuk dosen yang mengajar di beberapa kampus atau kerap diundang menjadi narasumber berbagai acara bahkan saksi ahli di persidangan. Kamu dan teman-teman yang dibimbing olehnya kudu selalu berbagi informasi kapan beliau dapat ditemui.
Ini bukan waktunya buat pelit informasi. Kawan-kawanmu pasti jengkel sekali kalau tahu dirimu sebenarnya mengerti kapan dosen pembimbing bisa menerima konsultasi skripsi, tetapi menyembunyikannya dari mereka. Begitu pula saat kamu terlebih dahulu tahu dosen batal hadir dan gak mengabarkan pada mereka.
Dengan kesamaan dosen pembimbing, bukan hanya informasi jadwal bimbingan yang perlu dibagikan. Kalian juga mestinya kompak aktif mencarinya di kampus-kampus lain supaya skripsi cepat kelar. Jangan ada keinginan untukmu mencari muka di depan dosen karena hanya kamu yang paling rajin menemuninya. Padahal, teman-temanmu bukannya tak ingin berkonsultasi melainkan tidak tahu kapan serta di mana beliau bisa ditemui.
5. Kasih motivasi dan bantuan buat kawan yang skripsinya terhambat

Berbagai hambatan bisa muncul ketika mahasiswa mengerjakan skripsi. Misalnya, dosen pembimbingnya berkarakter sulit dan gak mudah juga buat meminta pergantian dosen. Dapat pula temanmu kesulitan ketika mengumpulkan data di lapangan. Atau, skrispsinya sebenarnya tak ada masalah.
Namun, persoalannya terkait keluarganya. Seperti orangtua sakit keras sehingga dia gak bisa berkonsentrasi mengerjakan skripsi apalagi menemui dosen. Bisa pula kawanmu bukan penerima beasiswa, tetapi akhir-akhir ini keluarganya mengalami masalah keuangan yang serius.
Sebagai teman, kamu mesti membantunya sesuai kemampuan. Soal biaya misalnya, carikan informasi cara memperoleh keringanan dari kampus. Apabila dirimu atau keluargamu mampu, berikan pinjaman dulu supaya teman tidak sampai putus asa dan berutang ke pinjol yang bunganya tinggi. Jika pun kamu tak bisa banyak membantu, minimal terus memberinya semangat agar skrispnya selesai.
6. Ikut berbahagia untuk teman seperjuangan yang lulus duluan

Sekalipun kalian mengerjakan skripsi di semester yang sama, kelulusannya akan berbeda-beda. Bisa kamu duluan atau temanmu lebih cepat lulus dan wisuda. Siapa pun kawanmu yang terlebih dahulu dinyatakan lulus, dirimu wajib ikut berbahagia untuknya. Kelulusannya mestinya menambah semangatmu buat segera menyusul.
Jangan ada sedikit pun perasaan iri atas keberhasilannya. Dia berhak lulus seperti semua mahasiswa. Bila pun ia sahabatmu, lulus duluan tak bermakna dia gak setia kawan padamu. Tetaplah tenang dan jangan menjadikan kabar bahagianya sebagai penyebab perasaan tertekanmu.
Toh, dalam setahun biasanya ada lebih dari sekali wisuda. Kamu masih bisa mengejar pendadaran biar wisudanya tetap di tahun yang sama dengan teman. Kalaupun kawanmu wisuda di akhir tahun dan dirimu terpaksa mengikuti wisuda tahun depan, gak usah sedih. Selesainya masa studi hanya pijakan untukmu menyongsong kehidupan yang sesungguhnya.
Kurangnya dukungan selama proses pengerjaan skripsi bisa bikin mahasiswa gampang stres hingga depresi. Bangun budaya saling support dengan teman-temanmu sesama pejuang skripsi. Masa-masa mengerjakan skripsi akan makin mendekatkan kalian hingga terasa seperti keluarga sendiri.