Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Pinisi Kapal Buatan Tangan Suku Bugis Telah Menjelajahi Dunia

Ilustrasi. IDN Times/Gregorius Aryodamar P
Ilustrasi. IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Nenek moyang bangsa Indonesia dikenal sebagai pelaut yang ulung dan berani. Mereka berlayar antar pulau atau negara, bahkan pernah menjelajah dunia hingga tanah Afrika. Kapal layar yang digunakan adalah Pinisi.

Pinisi merupakan kapal layar tradisional milik bangsa Indonesia dibuat oleh masyarakat Bugis tepatnya daerah Bulukumba Sulawesi Selatan. Kapal tradisional ini sudah ada sejak abad ke 14. Berikut 7 fakta Pinisi, kapal buatan tangan yang telah menjelajahi dunia

1.Makna kata Pinisi

Instagram.com/@ciko.s.y
Instagram.com/@ciko.s.y

Pinisi berasal dari kata ‘panisi’ yang dalam bahasa Bugis adalah mappanisi artinya menyisipkan. Maknanya adalah menyumbat semua persambungan papan, dinding, dan lantai perahu dengan bahan tertentu. Sehingga tahan dan kuat berlayar mengarungi lautan.

2.Sebelum kapal dibuat ada upacara ritual terlebih dahulu

Instagram.com/@ashmakrmh

Pembuatan kapal pinisi cukup unik kerena proses pembuatannya memadukan ketrampilan teknis dan kekuatan magis sehingga perlu mengadakan upacara ritual terlebih dahulu.

Dimulai dari penentuan hari mencari kayu untuk membuat kapal. Biasanya dilakukan pada hari kelima atau ketujuh setiap bulannya. Angka lima menyimbolkan naparilimai dalle'na dan angka tujuh menyimbolkan natujuangngi dalle'na. Menurut kepercayaan masyarakat setempat hari tersebut berhubungan dengan rejeki. Pada saat pemotongan kayu pertama akan dilakukan oleh Panrita Lopi yaitu ahli atau pawang perahu.

3.Kapal dibuat tanpa gambar atau sketsa

Instagram.com/@traditionalboats

Keunikan dari pembuatan kapal layar pinisi ini tidak ada rancangan berupa gambar atau sketsa. Semuanya hanya berdasarkan pengalaman secara turun temurun. 

Kayu yang digunakan dalam pembuatan kapal pinisi ini ada  empat jenis yaitu kayu besi, bikti, kandole atau punaga, dan jati. Konon kayu ini semakin kuat dan kokoh jika terkena air laut. Jadi walaupun pinisi dibuat tanpa gambar rancangan atau sketsa jangan diragukan lagi kemampuan kapal pinisi ini dalam mengarungi lautan.

4. Pembuatan kapal hanya dilakukan sepuluh orang

Instagram.com/@daenginfo
Instagram.com/@daenginfo

Ukuran kapal pinisi ini berbeda-beda. Ada yang berukuran 30-40 meter bahkan ada yang lebih dari 50 meter. Namun pembuat kapal ini tidak lebih dari sepuluh orang. Maka tak mengherankan penyelesaian sebuah kapal pinisi memakan waktu yang lama. Semua ini agar nilai seni pada kapal yang sudah ada sejak dahulu tetap terjaga.

5. Kapal dibuat hanya manual dan tanpa dipaku

Instagram.com/@daenginfo
Instagram.com/@daenginfo

Pembuatan kapal pinisi hanya dilakukan secara manual. Dimulai dari menebang kayu, memotong kayu, pemasangan lunas (balok memanjang di bagian dasar kapal), hingga pembuatan kapal semuanya menggunakan tangan. Selain itu, kapal ini dibuat tidak menggunakan paku untuk menyambung antara kayu, hanya menggunakan pasak kayu.

6. Upacara peluncuran kapal pinisi ke laut

Instagram.com/@daenginfo
Instagram.com/@daenginfo

Sebelum kapal pinisi diluncurkan ke laut setelah selesai dibuat akan diadakan upacara terlebih dahulu. Upacara tersebut adalah maccera lopi yaitu upacara mensucikan perahu ditandai menyembelih hewan.

Jika kapal pinisi bobotnya kurang dari 100 ton hewan yang disembelih adalah kambing kalau bobot kapal lebih dari 100 ton hewan yang disembelih adalah sapi. Kemudian pada hari yang ditentukan kapal akan ditarik beramai-ramai ke laut yang disebut annyorong lopi.

7.Pinisi kapal tradisional yang telah menjelajahi dunia

Instagram.com/@anndi_iswa
Instagram.com/@anndi_iswa

Walaupun pinisi adalah kapal tradisional buatan tangan tetapi mampu berlayar hingga seluruh dunia. Antara lain pada tahun 1986 pinisi berhasil mencapai Vancouver, Kanada. Tahun 1987 berhasil mencapai benua Australia dan terakhir berhasil berlayar hingga negara Jepang. Selain itu kapal pinisi juga tercatat dalam sejarah yakni, pada abad ke 17 masa kerajaan Sriwijaya kapal ini telah berlayar hingga Madagascar di Afrika. Sungguh membanggakan, ya.

Sebagai bangsa Indonesia kita harus bangga dengan kapal pinisi peninggalan nenek moyang yang masih dipakai hingga saat ini. Kapal buatan tangan ini mampu menaklukkan lautan  berlayar menjelajahi dunia. Apakah kamu bercita-cita menjadi pelaut yang menguasai lautan dengan kapal pinisi?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
A  Nitha Nahfiah
EditorA Nitha Nahfiah
Follow Us