9 Istilah Makan dalam Bahasa Sunda Kasar, Jangan Asal Diucapkan ya!

Bahasa Sunda adalah bahasa yang unik dan digunakan sebagai alat komunikasi di hampir seluruh Provinsi Jawa Barat, Banten, wilayah barat Jawa Tengah dan beberapa daerah lainnya.
Menurut sejarahnya, bahasa Sunda dipengaruhi oleh budaya Jawa pada masa kekuasaan kerajaan Mataram-Islam, bahasa Sunda--terutama di wilayah Parahyangan--mengenal undak-usuk atau tingkatan berbahasa, mulai dari bahasa halus, bahasa loma/lancaran, hingga bahasa kasar.
Namun, di wilayah-wilayah pedesaan/pegunungan dan mayoritas daerah Banten, bahasa Sunda loma (bagi orang-orang daerah Bandung terdengar kasar) tetap dominan.
Nah, di bawah ini adalah beberapa istilah makan dalam bahasa sunda kasar yang jangan asal diucapkan. Penasaran ada istilah apa saja? Simak artikelnya sampai habis, ya!
1. 'Dahar' artinya makan dan bisa diucapkan untuk diri sendiri atau orang lain, namun akan terdengar kasar jika diucapkan ke yang lebih tua atau ke orang yang tidak kita kenal

2. 'Lebok' atau 'lelebok' yang memiliki arti makan juga memiliki makna yang kasar dan biasanya digunakan untuk lingkungan pergaulan teman sebaya atau menunjukkan ekpresi seseorang ketika sedang marah

3. Masih sama kasar dan digunakan untuk menunjukkan emosi saat marah, 'lododok' juga menjadi istilah yang digunakan pada binatang unggas seperti bebek, angsa, atau entog

4. 'Hakan' atau 'barang hakan' memiliki arti makan dengan banyak yang cenderung rakus dan juga sebagai ekpresi saat orang sedang marah

5. Hindari mengucapkan kata 'nyatu' yang berarti makan jika berbicara dengan orang yang tidak dikenal atau sangat dihormati.Bbiasanya digunakan untuk orang saat merasa emosi atau pada hewan seperti ayam

6. 'Gagares' yaitu seperti ngemil dan sebaiknya kata ini tidak digunakan saat berbicara pada orang yang lebih tua atau orang yang baru dikenal

7. 'Jajablog' sering diucapkan ketika sedang mengobrol dengan saudara, teman, dan sahabat yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia artinya makan atau ngunyah

8. 'Cacatrek' adalah bahasa Sunda yang berasal dari daerah Banten yang berarti ngemil dan memiliki makna yang cenderung kasar

9. Berbeda dengan bahasa Jawa yang memiliki makna halus, 'madang' dalam bahasa Sunda memiliki arti makan dengan makna yang cenderung kasar

Bagi yang sedang belajar atau yang biasa berbicara bahasa Sunda dalam kesehariannya, istilah-istilah tersebut sebaiknya jangan asal digunakan, ya! Semoga bermanfaat!