Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menyebabkan Stres Dini, 3 Akibatnya Nuntut Anak Belajar Terus-Menerus

ilustrasi anak (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi anak (pexels.com/Gustavo Fring)

Semua orangtua tentunya ingin anaknya tumbuh dengan sebaik-baiknya dari berbagai sisi, salah satunya dalam prestasi akademik. Memang boleh dan merupakan hal yang baik kalau orangtua menginginkan anaknya berprestasi, tapi gak buat gak baik itu kalau membuat anak terus-menerus belajar. Karena banyak orangtua yang lupa diri dengan membuat jadwal padat anaknya untuk terus-menerus belajar, tanpa tahu kalau ada efek negatifnya dari itu. 

Lalu bagaimanakah akibatnya kalau menuntut anak belajar terus-menerus? Mulai dari menyebabkan stres dini pada anak, merenggut kebahagiaan hidupnya karena tak punya waktu bermain, atau juga membuat anak muak belajar. Meskipun niat orangtua itu baik tapi kalau dilakukan dengan cara yang salah justru berdampak buruk untuk anak, dan berikut ini adalah beberapa akibatnya yang dijelaskan satu-persatu. 

1. Menyebabkan stres dini

ilustrasi anak stres (pexels.com/Monstera)
ilustrasi anak stres (pexels.com/Monstera)

Menuntut anak belajar terus-menerus ada akibatnya tersendiri, yakni menyebabkan stres dini. Yang mana anak yang terlalu di-press otaknya untuk terus belajar konon lebih cepat mengalami stres sejak ia kecil. Kalau dipikir-pikir, orang dewasa saja stres kalau kerja terus-menerus apalagi anak-anak yang disuruh belajar terus, kan. 

Karena stres dapat dipicu dari kerja otak yang berlebihan, kurang istirahat dan akhirnya capek. Sama seperti orang dewasa yang bisa lelah dan stres, anak-anak pun juga sama. Jadi terlepas dari niat baik orangtua yang ingin anaknya berprestasi, ada anak yang stres ketika dituntut belajar terus-menerus.

2. Lama-kelamaan buat anak muak dan benci belajar

ilustrasi bosan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi bosan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kalau orangtua mau anaknya rajin belajar maka buatlah ia suka dengan momen belajarnya. Yang mana dengan menuntut anak belajar tanpa henti itu sebenarnya metode yang salah. Karena bukannya anak jadi suka dan rajin belajar, tapi yang ada malah lama-kelamaan muak ketika disuruh belajar terus-menerus. 

Mulai dari jadwal hariannya yang padat untuk sekolah dan les private berbagai pelajaran, sampai timbul rasa muak karena belajar melulu. Efek buruknya, anak jadi malas dan gak bersemangat untuk belajar. Dimana momen belajar bukan sesuatu yang menyenangkan untuk dia lakukan karena terpaksa untuk menuruti tuntutan orangtua. 

3. Merenggut kebahagiaan hidupnya dengan tak punya waktu bermain

ilustrasi anak sendirian (pexels.com/Tanya Gorelova)
ilustrasi anak sendirian (pexels.com/Tanya Gorelova)

Anak-anak punya hak atas hidupnya sendiri, yang mana ketika kecil ia membutuhkan waktu bermain. Belajar memang bagus dan penting untuk tumbuh kembang anak, tapi bukan berarti merenggut habis waktunya hingga ia sama sekali tak bisa bermain. Yang mana mungkin menghilangkan kebahagiaan anak dengan harus menuruti tuntutan belajar orangtua yang berlebihan. 

Metode orangtua yang seperti ini ada risikonya tersendiri di masa depan, yang mana anak bisa membangkang ketika dewasa. Dia yang bosan belajar dan tak pernah merasa bebas bermain menikmati hidupnya jadi melakukan kenakalan untuk kabur dari tuntutan orangtua. Entah itu dengan bolos sekolah, tidak mau melanjutkan kuliah, mau cepat-cepat nikah atau yang lainnya. 

Dari tiga poin tadi dapat disimpulkan kalau waktu dan porsi belajar anak sebaiknya sewajarnya saja. Jangan menuntut anak belajar berlebihan karena akibatnya bisa bikin stres anak. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tania Stephanie
EditorTania Stephanie
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Ide Meja Makan yang Cocok untuk Gaya Dekorasi Modern

29 Sep 2025, 23:42 WIBLife