Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ceban: Pengertian dan Sejarahnya

Sudah tidak asing lagi dalam bahasa ‘gaul’ Indonesia. Istilah ini kerap dipakai sebagian masyarakat, yang mayoritas digunakan masyarakat Betawi atau yang tinggal di daerah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi) atau di Medan dan Surabaya yang sebagian masyarakatnya merupakan dari macam-macam suku perantauan. Namun, tidak menutup kemungkinan juga bahwa penggunaan istilah ‘ceban’ ini dipakai di sejumlah daerah di Indonesia. Intinya, istilah ceban ini menyebar digunakan dalam bahasa gaul Indonesia (bahasa yang berevolusi seiring berjalannya waktu) yang memberikan maksud dan tujuan dalam dunia pertanian. Akan tetapi, tahukah kamu bahwa istilah ceban, gopek, gocap dan sejenisnya berasal dari bahasa Cina? Berikut ini adalah penjelasan sejarahnya.

1. Sejarah istilah ceban dan sejenisnya

Ilustrasi uang (IDN Times/Lia Hutasoit)
Ilustrasi uang (IDN Times/Lia Hutasoit)

Sebelumnya, Indonesia memang banyak memiliki jenis etnis dan suku yang masih eksis menyebar di seluruh penjuru nusantara. Salah satu etnis yang banyak tersebar di Indonesia adalah etnis Tionghoa. Dikutip dari laman Tionghoa.info, istilah ceban merupakan adaptasi dari dialek Hokkian yaitu bahasa Banlamwe (Munna Hua) yang berasal dari provinsi Hokkian (Fujian), Tiongkok. Istilah ini populer dipakai di Indonesia karena banyak kalangan pedagang berasal dari orang-orang Tionghoa yang datang ke Indonesia. Mereka sukses di tanah air, hal ini terbukti dengan tersebarnya etnis ini di seluruh penjuru daerah di Indonesia. Bahkan sampai saat ini pun masyarakat Tionghoa yang menetap dan menjadi penduduk asli Indonesia pun tetap menggunakan istilah ceban dalam bisnis perdagangan mereka. Istilah ceban banyak ditemui di pasar-pasar tradisional daerah Jabodetabek, Medan dan Surabaya yang mayoritas pedagangnya merupakan etnis Tionghoa terbanyak bermukim di kota-kota tersebut. Seiring berjalannya waktu, istilah ini dipakai sebagian besar anak muda yang menggunakan bahasa gaul Indonesia (kebanyakan Bahasa Betawi yang diadaptasi dari beberapa Bahasa lain seperti Bahasa Inggris dan sebagiannya) yang akhirnya berubah sebutan untuk bahasa anak gaul terutama di Jakarta. Dalam dunia perdagangan, istilah ceban, cepek, gopek, gocap, tiao, goban dan sebagiannya biasa digunakan untuk menyatakan bilangan dan jumlah pada harga suatu barang dagangan. Istilah-istilah ini juga lumrah digunakan semua kalangan masyarakat di Indonesia. Meskipun begitu, banyak masyarakat di Indonesia yang belum mengetahui atau bahkan masih sering tertukar maknanya. Wajib bagi kamu ‘menghafal’ terutama Ketika anda bukan orang yang berasal dari daerah Jabodetabek, Medan, atau Surabaya yang masih sangat asing mendengar istilah ceban dan kawan-kawannya. Karena banyak pedagang daerah tersebut kerap menggunakan istilah-istilah tersebut, jadi jangan sampai tertipu apalagi harus kehilangan uang kembalian. 

Karena itu, kami sudah berhasil merangkum beberapa bilangan ini ke dalam jumlah yang popular dikalangan masyarakat yaitu: ceban (10 ribu), gocap (50), cepek (100), gopek (500), seceng (1000), goban (50 ribu), cepek ceng (100 ribu), gopek ceng (500 ribu) dan cetiau (1 juta). Meskipun begitu tidak ada salahnya juga anda mengetahui beberapa istilah lainnya dalam bahasa Hokkian yang mana masih dipakai juga oleh etnis Tionghoa di Indonesia, seperti berikut ini:

Satuan

1 = It
2 = Ji atau No (special untuk bilangan ratusan ke atas)
3 = Sa
4 = Si
5 = Go
6 = Lak
7 = Cit
8 = Pek
9 = Kau

 

Untuk belasan:

10= Cap
11 = Cap It
12 = Cap Ji
13 = Cap Sa
14 = Cap Si
15 = Cap Go
16 = Cap Lak
17 = Cap Cit
18 = Cap Pek
19 = Cap Kau

Untuk puluhan:

20 = Ji Cap
30 = Sa Cap
40 = Si Cap
50 = Go Cap
60 = Lak Cap
70 = Cit Cap
80 = Pek Cap
90 = Kau Cap

Untuk ratusan:

100 = Ce Pek
200 = No Pek
300 = Sa Pek
400 = Si Pek
500 = Go Pek
600 = Lak Pek
700 = Cit Pek
800 = Pek Pa Tun
900 = Kau Pek

Untuk ribuan:

1000 = Seceng
2000 = No Ceng
3000 = Sa Ceng
4000 = Si Ceng
5000 = Go Ceng
6000 = Lak Ceng
7000 = Cit Ceng
8000 = Pek Ceng
9000 = Kau Ceng
10000 = Ce ban

2. Kesimpulan

Sejauh ini adaptasi bahasa asing sangat berpengaruh membentuknya bahasa-bahasa dan istilah baru di Indonesia. Bahasa Indonesia sendiri merupakan bahasa yang diadaptasi dari suku Melayu yang kemudian dikembangkan menjadi bahasa Indonesia resmi dipakai di seluruh penjuru nusantara sebagai bahasa kesatuan. Sama halnya dengan bahasa-bahasa gaul yang menyebar luas dikalangan masyarakat. Bahasa-bahasa dan istilah-istilah ini menjadikan kosakata dan campuran bahasa ‘gaul’ di Indonesia semakin beragam. Bahkan saat ini banyak juga bahasa gaul yang diadaptasi dari bahasa Inggris. Bagaimana menurut kamu? Apakah kamu sudah menghafalnya?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kiki Amalia
EditorKiki Amalia
Follow Us