Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kata Bahasa Jawa yang Mirip namun Artinya Beda, Apa Saja?

ilustrasi membaca (pexels.com/Hải Nguyễn)
ilustrasi membaca (pexels.com/Hải Nguyễn)

Indonesia terkenal dengan kekayaan bahasa daerahnya. Salah satunya bahasa Jawa yang menarik untuk dipelajari. Bahasa Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat saja banyak mengandung perbedaan, lho.

Nah, buat kamu yang lagi merantau di seputar Jateng alias Jawa Tengah, jangan sampai keliru dalam mengatakan atau menuliskan lima kata bahasa Jawa di bawah ini, ya. Soalnya, maknanya beda banget!

1. Nyusu vs. nyusu-nyusu

ilustrasi menyusui (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi menyusui (pexels.com/MART PRODUCTION)

'Nyusu' dalam Bahasa Jawa sama artinya dengan menyusu. Contoh kalimatnya, "Bayine isih nyusu." Dalam Bahasa Indonesia, "Bayinya masih menyusu." Namun, 'nyusu-nyusu' bukan berarti banyak yang menyusu, ya!

Kata tersebut bermakna memburu-buru atau membuat orang menjadi tergesa-gesa. Penggunaannya dalam kalimat misalnya, "Wong, kok, senenge nyusu-nyusu. Ora ngerti kene lagi repot." Bahasa Indonesia-nya adalah, "Orang, kok, sukanya terburu-buru. Tidak tahu sini sedang repot."

2. Wagu vs. wayu

ilustrasi makan bersama (pexels.com/Nadin Sh)
ilustrasi makan bersama (pexels.com/Nadin Sh)

Perbedaannya cuma satu huruf, tapi artinya bak bumi dengan langit. Seperti dalam Bahasa Indonesia, kata 'wagu' dalam Bahasa Jawa juga berarti aneh atau tidak sesuai. Sedangkan 'wayu' bermakna basi.

Kata 'wayu' digunakan dalam konteks makanan, ya. Bukan seperti berita basi. Contoh pemakaiannya, "Panganane disingkirke wae, wis wayu." Artinya, "Makanannya disingkirkan saja, sudah basi."

3. Lepet vs. lepat

ilustrasi minta maaf (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi minta maaf (pexels.com/Liza Summer)

Lepet merupakan makanan tradisional yang berbahan beras ketan, dicampur dengan kacang, kemudian dibungkus dan diikat rapat dengan daun. Sementara itu, 'lepat' artinya salah.

Jadi, kalau kamu mau meminta maaf, jangan sampai keliru bilang lepet. Nanti kamu dikira ingin makanan lepet. Katakanlah dalam Bahasa Jawa halus, "Kulo gadah lepat, nyuwun dipunpangapuro." Maksudnya, "Saya punya salah, mohon dimaafkan."

4. Asem vs. ayem

ilustrasi hidup tenang (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi hidup tenang (pexels.com/Andrea Piacquadio)

'Asem' dalam Bahasa Jawa mengacu pada nama pohon dan buah asam atau ungkapan rasa kesal dan makian. Contoh penggunaannya, "Asem tenan, wis teko isuk-isuk jebul acarane ora sido."

Artinya, "Sungguh sialan, sudah datang pagi-pagi ternyata acaranya tidak jadi."  Sedang 'ayem' bermakna serupa dengan Bahasa Indonesia, yaitu tenang atau damai. 

5. Luweh vs. luwe

ilustrasi makan buah (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi makan buah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Apa yang hendak kamu katakan? Bila kamu mau mengungkapkan rasa tidak pedulimu atau sikap masa bodoh, katakanlah 'luweh'. Misalnya, "Luwehlah, wong dikandani angel tenan." 

Dalam Bahasa Indonesia yaitu, "Terserahlah, orang dinasihati susah sekali." Jangan sampai keliru dengan kata 'luwe' yang berarti lapar. Jadi, kamu tidak peduli atau lagi lapar, nih?

Meski salah sedikit artinya menjadi beda jauh, jangan takut buat mempelajari bahasa daerah salah satunya kata bahasa Jawa. Mintalah temanmu yang asli Jawa Tengah untuk mengajarimu pelan-pelan. Siapa tahu jodohmu orang Jateng, kan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us