- Guru pendamping : Uswatun Hasanah, M.Pd.
- Penulis : Muhammad Bagir
- Desainer Visual : Nikita Yolanda
- Fotografer : Faiz Ramadhan
- Editor : Gabriel Brian Nirwasita, Nikita Yolanda, Xahida Xena Xanadu Adam Talib
- Videografer : Faiz Ramadhan
- Sinematografer : Xahida Xena Xanadu Adam Talib
[MADING] Muda-Mudi Gas Pol Selamatkan Bumi

Halo, Sahabat Bumi 🌍
Kami dari tim Verde Vision dari SMA Negeri 8 Jakarta mengucapkan selamat datang di mading "Muda-Mudi Gas Pol Selamatkan Bumi", ruang kreatif yang bukan cuma seru buat dibaca, tapi juga penuh makna untuk menginspirasi aksi nyata. Di sini, kamu bakal menemukan beragam konten seputar edukasi lingkungan. Dengan semangat “Klik, Edukasi, Aksi!”, mading ini hadir sebagai wadah untuk menyatukan ide, kreativitas, dan kepedulian.
Tim redaksi kami terdiri dari :
Karya ini dibuat untuk keperluan kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.
Esai: Latar Belakang

Di tengah derasnya arus informasi digital, isu lingkungan kerap muncul di layar ponsel kita: kabar hutan yang terbakar, laut yang penuh plastik, hingga suhu bumi yang terus meningkat. Masalah-masalah ini bukan sekadar headline, tetapi sinyal darurat yang menuntut aksi nyata. Siapa lagi yang bisa bergerak cepat kalau bukan generasi muda? Dengan jempol yang lincah dan pikiran yang kritis, anak muda punya modal besar untuk menjadi game changer.
Krisis lingkungan bukan lagi ancaman di masa depan, melainkan kenyataan yang kita hadapi hari ini. Perubahan iklim, pencemaran plastik, deforestasi, hingga penurunan kualitas udara adalah masalah global yang semakin nyata dampaknya. Data dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyebutkan bahwa suhu rata-rata bumi telah meningkat sekitar 1,1°C sejak era pra-industri, dan kenaikan ini berkontribusi besar terhadap cuaca ekstrem serta mencairnya es di kutub. Indonesia sebagai negara kepulauan juga menghadapi risiko nyata berupa naiknya permukaan air laut yang dapat menenggelamkan sebagian wilayah pesisir.
Bayangkan sebuah sekolah menengah di daerah pedesaan yang menggunakan panel surya sederhana untuk menyuplai listrik kelasnya. Tidak hanya mereka mendapatkan sumber energi bersih, para siswa juga belajar langsung bagaimana energi terbarukan bekerja. Contoh ini menunjukkan bagaimana kombinasi edukasi dan teknologi bisa saling melengkapi: pengetahuan mengubah pola pikir, teknologi mengubah pola hidup.
Generasi muda memiliki tiga kekuatan besar yang bisa diarahkan untuk menyelamatkan bumi: akses pada informasi, keterampilan teknologi, dan kemampuan membangun jejaring sosial.
- Akses pada informasi. Era digital membuat pengetahuan tentang isu lingkungan bisa diperoleh dengan cepat. Misalnya, kampanye Zero Waste Lifestyle yang berkembang luas di media sosial mendorong anak muda untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Edukasi semacam ini memperluas kesadaran, tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga di ruang digital yang kita akses setiap hari.
- Keterampilan teknologi. Saat ini, banyak inovasi ramah lingkungan justru lahir dari tangan anak muda. Contohnya adalah aplikasi pengelola sampah digital yang memungkinkan warga mengumpulkan, memilah, lalu menjual sampah mereka ke bank sampah terdekat. Inovasi semacam ini menjawab permasalahan klasik pengelolaan sampah dengan cara sederhana namun efektif.
- Kemampuan membangun jejaring sosial. Generasi muda adalah pengguna aktif media sosial, dan ini bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan pesan lingkungan. Kampanye digital #DietKantongPlastik, misalnya, berhasil mendapatkan dukungan luas dari berbagai kalangan. Hal ini menunjukkan bahwa anak muda mampu menjangkau audiens yang lebih besar dibandingkan pendekatan konvensional.
Lebih jauh lagi, kolaborasi antara edukasi dan teknologi dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk nyata:
- Edukasi Lingkungan Digital: Modul pembelajaran tentang perubahan iklim dapat disampaikan melalui platform daring, disertai simulasi interaktif. Dengan begitu, siswa tidak hanya membaca teori, tetapi juga mengalami simulasi dampak nyata perubahan iklim.
- Pemanfaatan Energi Terbarukan Skala Kecil: Teknologi sederhana seperti panel surya mini, biogas, atau turbin angin skala rumah tangga bisa dipelajari sekaligus dipraktikkan di sekolah. Hal ini akan menumbuhkan budaya energi bersih sejak dini.
- Aplikasi Pemantau Lingkungan: Generasi muda bisa mengembangkan aplikasi sederhana untuk melaporkan titik banjir, kualitas udara, atau penebangan liar. Data yang terkumpul dapat digunakan untuk mendorong kebijakan berbasis bukti.
Esai: Kesimpulan

Generasi muda bukan hanya saksi, tetapi juga aktor utama dalam menyelamatkan bumi. Dengan akses informasi yang luas, keterampilan teknologi yang mumpuni, dan jejaring sosial yang kuat, anak muda mampu menciptakan perubahan nyata. Jika edukasi dan teknologi dijalankan secara seimbang, maka lahirlah generasi yang sadar lingkungan sekaligus solutif. Dari ruang kelas hingga ruang digital, dari desa hingga kota, setiap langkah kecil anak muda akan menjadi bagian dari gerakan besar menjaga bumi tetap layak huni.
Infografik

Infografik ini mengajak kita untuk lebih sadar bahwa krisis lingkungan bukan lagi isu masa depan, melainkan kenyataan yang sedang kita hadapi sekarang. Mulai dari perubahan iklim, polusi plastik, hingga deforestasi, semua itu menuntut peran generasi muda untuk ikut bergerak. Dengan bekal edukasi, semangat energi, dan aksi nyata, kita bisa menjadi agen perubahan yang membawa solusi berkelanjutan demi bumi yang lebih sehat dan masa depan yang lebih cerah.
Rubrik Diskusi: Infografik Pertamina

Infografik ini menyoroti peran Pertamina dalam memimpin transisi energi hijau melalui berbagai inisiatif ramah lingkungan. Mulai dari pemanfaatan energi terbarukan di Desa Energi Berdikari, pengurangan emisi karbon, hingga pengembangan Green Movement yang fokus pada edukasi masyarakat untuk reduce, reuse, recycle. Tak hanya itu, Pertamina juga mendorong penggunaan energi panas bumi, bahan bakar ramah lingkungan, serta riset inovasi demi mendukung target keberlanjutan nasional dan global pada 2030.
Foto Bercerita

Foto bercerita ini menggambarkan perjalanan Tim Verde Vision dalam merancang dan menyusun mading dengan penuh semangat. Dimulai dari technical meeting di sekolah, diskusi untuk mencatat ide dan tugas, hingga brainstorming santai di kafe yang melahirkan banyak gagasan kreatif. Semua proses akhirnya bermuara pada sesi fiksasi konsep, di mana ide-ide yang terkumpul dipadukan menjadi karya nyata. Kolaborasi ini bukan hanya menghasilkan mading, tetapi juga pengalaman berharga tentang teamwork, kreativitas, dan komitmen bersama.
Mading ini hadir sebagai wujud nyata kepedulian generasi muda terhadap isu lingkungan sekaligus bukti bahwa kreativitas bisa menjadi alat untuk menggerakkan perubahan. Mulai dari tema utama tentang aksi muda-mudi menyelamatkan bumi, infografik edukatif seputar krisis lingkungan, hingga liputan khusus mengenai peran Pertamina dalam transisi energi hijau, semuanya dirancang untuk membuka wawasan sekaligus mengajak pembaca ikut ambil bagian. Tidak hanya berisi informasi, mading ini juga menampilkan perjalanan tim redaksi dalam proses kreatifnya, sehingga setiap pembaca bisa merasakan semangat kolaborasi dan kerja keras di balik layar.
Secara keseluruhan, mading ini bukan sekadar media biasa, melainkan ruang inspiratif yang menyatukan edukasi, aksi, dan refleksi. Verde Vision membuktikan bahwa lewat tulisan, desain, dan ide kreatif, generasi muda bisa menyuarakan pesan penting dengan cara yang menarik dan bermakna. Harapannya, mading ini dapat menjadi pemicu semangat bagi generasi muda untuk terus peduli, berinovasi, serta berkontribusi bagi keberlanjutan bumi dan masa depan bersama.