- Guru Pendamping: Dimas Andhika Pramayuga, S.Sn
- Ketua: Mayla Salvia Arfenta
- Anggota: Meyca Chantyka Putri Nurhadi, Hamalata Rizuki, Zora Arkana Salwa Akhdan, Qurrotu ‘Aina Umarul Fadillah, dan Rian Setyawan
[MADING] SIAGA 1 - Keadaan Bumi Darurat!

Halo Sobat Alam! Kami, Tim SAPU, dengan semangat yang penuh kepedulian mengajak kalian semua untuk bergabung dalam gerakan “Eco Warrior Mode On”. Gerakan ini adalah ajakan nyata untuk lebih peduli lagi terhadap krisis sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan. Kami yakin, setiap tindakan kecil yang dilakukan secara konsisten bisa memberikan dampak besar bagi kelestarian bumi. Dengan karya sederhana namun berarti ini, kami ingin mengajak semua orang untuk lebih sadar, lebih peduli, dan lebih berani dalam menjaga lingkungan. Dengan tema “SIAGA 1 - Keadaan Bumi Darurat!”, kami ingin menyampaikan bahwa kondisi bumi saat ini tidak bisa lagi dianggap remeh. Krisis sampah plastik adalah masalah yang harus segera diatasi, dan kita semua memiliki peran penting di dalamnya. Inilah bentuk kontribusi kami, persembahan kecil untuk bumi yang kita cintai.
Tim Redaksi kami terdiri dari:
Karya ini dibuat untuk Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.
Esai: Latar Belakang

Coba bayangkan jika kamu berjalan, ternyata yang ditapak bukanlah tanah melainkan sampah? Inilah hal yang sering dialami warga Kota Bekasi, khususnya yang tinggal di dekat TPA Bantar Gebang sebuah tempat pembuangan akhir yang lebih menyerupai gunung daripada TPA.
Di akhir tahun 2024, tinggi TPA Bantar Gebang bahkan sudah mencapai 40 meter tinggi yang cukup untuk membangun 16 gedung lho. Setiap harinya, sekitar 7.500.000 kg sampah dikirim ke sana. Lalu, bagaimana nasib TPA ini dalam 5 tahun ke depan? Mau tahu lebih lanjut? Yuk ikuti penjelasan SAPU.
AWAL MULA MUNCULNYA PLASTIK
Awalnya, plastik diciptakan agar kita tidak terlalu bergantung pada sumber daya alam, salah satunya kertas yang berasal dari kayu. Penggunaan kertas yang berlebihan bisa merusak ekosistem hutan yang merupakan paru-paru dunia sebagai penghasil oksigen.
Oleh karena itu, ditemukanlah plastik sebagai alternatif penggantinya. Plastik merupakan material yang bisa diproduksi secara besar-besaran, ringan, tahan lama, murah dan tidak perlu bergantung pada pohon. Namun ternyata, plastik justru menjadi salah satu jenis sampah terbanyak di dunia. Plastik pun seolah menjadi senjata yang kini menyerang tuannya sendiri.
PENGELOLAAN SAMPAH PLASTIK YANG TIDAK TEPAT
Sebenarnya, plastik itu tidak salah, yang salah adalah cara manusia menggunakan dan membuangnya. Banyak orang tidak tahu cara mengelola plastik dengan benar. Mereka membuat benda yang hampir tak pernah hancur, lalu memperlakukannya seperti barang yang bisa langsung dibuang. Penggunaan plastik yang hanya butuh beberapa menit bisa menyebabkan masalah sampai ratusan tahun. Tidak heran jika bumi kini terasa kewalahan, karena kita terus mengisinya dengan sampah yang tidak pernah pergi. TPA Bantar Gebang adalah bukti nyata dari tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab. Setiap bungkus mi instan, botol minum, hingga bubble wrap dari belanja online, semuanya berbondong-bondong masuk ke sana. Sampah-sampah itu tidak datang dari satu orang saja, tapi dari jutaan tangan yang berpikir, “Hanya satu plastik saja, nggak apa-apa.” Padahal, jika satu plastik dikalikan dengan jutaan orang setiap hari, bisa berubah menjadi gunung sampah yang bisa memicu bencana.
NEGARA PENYUMBANG SAMPAH PLASTIK TERBESAR DI DUNIA
Setiap tahun, jumlah sampah plastik di Indonesia terus bertambah, dan angkanya sangat mengkhawatirkan. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), setiap tahun Indonesia menghasilkan sekitar 6,8 juta ton sampah plastik, dan lebih dari 60% dari sampah tersebut tidak didaur ulang. Artinya, sebagian besar sampah plastik akhirnya berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau malah mencemari lingkungan, termasuk lautan (Kompas.com, 2025, paragraf 1).
Kebanyakan sampah plastik di dalam negeri ini juga memengaruhi citra Indonesia di tingkat internasional. Sebuah penelitian dari University of Leeds yang diterbitkan di Nature pada September 2024 menyebutkan bahwa tingginya produksi sampah plastik yang tidak terkontrol membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan produksi polusi plastik terbesar di dunia (Kompas.com, 2025, paragraf 1).
Situasi semakin memprihatinkan karena tren peningkatan sampah plastik terus berlanjut. Wahid Supriyadi, Ketua Kemitraan Indonesia National Plastic Action Partnership (NPAP), memperingatkan bahwa sampah plastik yang masuk ke lautan diperkirakan meningkat 30% hingga mencapai sekitar 800.000 ton pada tahun 2025 (Yulianti, 2024, paragraf 1). Jika tidak ada tindakan nyata, lautan kita bisa semakin penuh dengan plastik, yang berdampak pada ekosistem dan juga kehidupan manusia.
Esai: Kesimpulan

Nah, jika hari ini kita masih merasa nyaman membuang sampah tanpa memilah, atau membeli produk tanpa peduli kemasannya, maka 5 tahun lagi bukan hanya TPA Bantar Gebang yang makin tinggi, tapi seluruh kota di Indonesia bisa terjebak dalam gunung sampah. Lantas, apakah kita harus menunggu sampai akhirnya harus bernapas dengan masker? Bukan karena polusi udara, melainkan karena bau sampah yang tak bisa lagi disembunyikan. Tidak, jadi kami memutuskan untuk bertindak. Di sekolah, kami memulai dengan cara sederhana seperti membawa kotak makan dan tumbler sendiri, sehingga tidak bergantung pada plastik yang hanya dipakai sekali. Kami juga membuat sebuah permainan edukatif berbasis piksel yang bisa mengajarkan sejarah, manfaat, dan bahaya plastik secara menarik dan menyenangkan. Kami percaya, langkah kecil yang dilakukan bersama-sama bisa memicu perubahan besar. Bayangkan, jika seluruh sekolah, kota, bahkan negeri ini bergerak bersama. Gunung sampah pasti perlahan berkurang, udara kembali segar, dan lingkungan kembali asri.
Infografik

Indonesia sedang menghadapi masalah sampah plastik yang sangat parah seperti yang dijelaskan pada esai "SEGERA". Setiap hari, ribuan kilogram plastik terus menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, bahkan sampai mencapai ketinggian bangunan bertingkat. Tidak heran jika Indonesia menjadi salah satu negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. Jika kita terus membiarkan hal ini, bukan hanya kota yang dipenuhi sampah, tapi juga laut dan lingkungan sekitarnya yang akan ikut tercemar.
Nah, agar tidak hanya menyalahkan kondisi, ada cara yang menyenangkan untuk belajar sekaligus berkontribusi positif melalui permainan edukatif bernama GERAK (Game Edukasi Ringankan Kantong Plastik).
Di sini kamu bisa bermain sambil belajar, menyelesaikan misi, dan menjadi pahlawan lingkungan. Plus, cara memulainya tidak sulit, yaitu bawa wadah sendiri, gunakan tumbler, dan kurangi penggunaan plastik sekali pakai. Langkah kecilmu bisa jadi poin besar untuk melindungi bumi!
Rubrik Diskusi - Infografik Pertamina

Infografis ini menjelaskan peran Pertamina dalam mendukung peralihan ke energi yang lebih bersih di Indonesia. Perusahaan ini sedang mengembangkan bahan bakar nabati dari bahan seperti kelapa sawit, tebu, dan biomassa. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang menyebabkan polusi dan emisi gas rumah kaca. Program biodiesel dengan kadar 20%, 30%, 35%, hingga target 40% menjadi bagian dari upaya mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060. Inovasi ini tidak hanya baik untuk lingkungan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi, seperti mengurangi impor energi, memanfaatkan hasil pertanian lokal, serta memberi kesempatan bagi petani dalam negeri. Dengan biofuel, Pertamina membantu menciptakan masa depan energi Indonesia yang lebih bersih, mandiri, dan berkelanjutan.
Foto Bercerita - SAPU

Kebersamaan memberikan makna yang lebih dari sekadar waktu bersama. Dalam setiap tawa, kerja sama, dan kegiatan yang dilakukan, ada semangat untuk saling mendukung. Foto-foto ini menunjukkan betapa hangatnya suasana ketika teman-teman berkumpul, belajar, dan berkarya bersama.
Foto Bercerita - SAPA

Setiap langkah terasa lebih ringan karena dilakukan bersama-sama. Mulai dari diskusi, bermain permainan edukatif, hingga kegiatan nyata seperti membuat wadah dan tumbler, semua dilakukan bukan hanya untuk bersenang-senang, tetapi juga untuk tujuan bersama, yaitu menjaga lingkungan dan membuat perubahan. Kebersamaan ini membuat perjalanan terasa lebih bermakna, karena setiap tindakan kecil yang dilakukan bersama mampu menciptakan dampak besar bagi sesama dan bumi kita.
Edugame

Siap jadi Sobat Aksi? Cari kata dan susun kata rahasia tentang lingkungan di Find The Word! Setiap kata yang kamu temukan adalah langkah kecil untuk mengalahkan gunung sampah. Yuk, buktikan kalau kamu bisa menyelamatkan bumi sambil bermain! 🎮
Sebagai penutup, kami berharap karya mading ini bisa menjadi pengingat sekaligus pemicu semangat untuk bersama-sama menjaga bumi dari ancaman sampah plastik. Perjalanan mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat memang tidak mudah, tetapi dengan langkah kecil yang konsisten, kita bisa menciptakan perubahan besar. Mari jadikan “Eco Warrior Mode On” bukan sekadar slogan, melainkan aksi nyata demi masa depan bumi yang lebih baik.