Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Makna, Tata Cara Pelaksanaan, dan Tradisi Qurban

ilustrasi sembeli hewan qurban (youtube.com/Jawara Halal Indonesia)
ilustrasi sembeli hewan qurban (youtube.com/Jawara Halal Indonesia)

Ketika bulan Zulhijjah tiba, hati umat Islam dipenuhi dengan kebahagiaan dan semangat beribadah. Salah satu ibadah yang paling istimewa dilakukan pada bulan ini adalah ibadah qurban. Qurban adalah simbol pengorbanan diri dan pengabdian kepada Allah SWT, bukan sekedar momen menyembelih hewan saja.

Pada artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang makna qurban, tata cara pelaksanaannya, serta tradisi qurban di Indonesia yang bisa kita petik dari ibadah ini. Semoga artikel ini dapat memperkaya pemahaman kita tentang qurban dan menginspirasi kita untuk melaksanakannya dengan penuh keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Disimak, yuk!

1. Makna qurban

ilustrasi melakukan sembelih hewan qurban (YouTube.com/deHakims Story)
ilustrasi melakukan sembelih hewan qurban (YouTube.com/deHakims Story)

Qurban adalah ibadah yang memiliki makna yang dalam dalam agama Islam. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, qurban juga mengandung nilai-nilai sosial dan pengendalian diri yang penting. Makna qurban yang pertama mencerminkan pengorbanan.

Dengan mengorbankan hewan yang berharga bagi dirinya, seorang Muslim menguji kesetiaan dan ketulusan imannya. Hal ini juga mengajarkan kita untuk bersikap lebih peduli terhadap sesama, karena dengan membagikan daging qurban kepada yang membutuhkan, kita menerapkan nilai solidaritas dan kepedulian sosial.

Selain itu, qurban juga mengajarkan pengendalian diri dan pengorbanan pribadi. Dalam memilih hewan untuk qurban, seseorang harus memilih yang terbaik dari yang dimilikinya, sehingga mengajarkan pentingnya memberikan yang terbaik dalam segala hal, termasuk dalam beribadah kepada Allah.

Melalui qurban, kita juga mengikuti teladan Nabi Ibrahim yang bersedia mengorbankan putranya, Nabi Ismail atas perintah Allah. Karena itulah qurban adalah bentuk pengungkapan rasa syukur kepada Allah atas berkah dan nikmat yang diberikan-Nya dalam hidup kita.

2. Dasar hukum

ilustrasi hewan qurban (youtube.com/deHakims Story)
ilustrasi hewan qurban (youtube.com/deHakims Story)

Dasar hukum qurban dalam Islam sangat jelas, ya. Allah SWT telah memerintahkan umat-Nya untuk melaksanakannya sebagaimana tertulis dalam surat Al-Kautsar ayat 2, yang menyatakan,

“Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).” 

Secara hukum, qurban termasuk dalam kategori sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan bagi umat Islam yang mampu melakukannya. Namun, jika seseorang membuat nazar atau janji untuk berkurban, maka hukumnya bisa menjadi wajib baginya.

Pengertian qurban adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melakukan perintah-Nya. Dalam prakteknya, kurban dilakukan dengan menyembelih hewan ternak yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Pelaksanaan qurban dilakukan pada hari raya Idul Adha dan juga pada hari tasyrik, yaitu tiga hari setelah Idul Adha. Dengan melaksanakan kurban, kita tidak hanya menunaikan perintah Allah, tetapi juga menguatkan rasa syukur dan keimanan kita kepada-Nya.

3. Syarat qurban

ilustrasi sapi (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi sapi (pexels.com/Pixabay)

Syarat-syarat kurban dalam Islam haruslah dipenuhi dengan baik agar ibadah tersebut diterima oleh Allah SWT. Melansir laman MUI, terdapat syarat qurban, seperti hewan yang digunakan haruslah dari golongan Bahiimatul al-An'aam, seperti unta, sapi, kerbau, domba, atau kambing. Hewan tersebut haruslah hewan ternak yang diperah susunya dan dagingnya dapat dikonsumsi.

Jadi, hewan qurban ini boleh jantan atau betina, lho. Imam An-Nawawi dalam Al-Majmū’ Syarḥ al-Muhadzzab juga pernah menjelaskan terkait hal ini. Menurut An-Nawawi, jenis kelamin hewan kurban ini dianalogikan dengan hadits yang menjelaskan kebolehan untuk memilih jenis kelamin jantan maupun betina untuk aqiqah. 

“Dan diperbolehkan dalam berkurban dengan hewan jantan maupun betina. Sebagaimana mengacu pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ummu Kuraz dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau pernah bersabda “(aqiqah) untuk anak laki-laki adalah dua kambing dan untuk perempuan satu kambing. Baik berjenis kelamin jantan atau betina, tidak masalah.” (Lihat: An-Nawawi, al-Majmū’ Syarḥ Muhazzab, Beirut: Dār al-Fikr, tt., j. 8, h. 392)   

Kedua, hewan kurban haruslah mencapai umur yang telah ditentukan. Unta harus berumur lima tahun, sapi minimal dua tahun, domba minimal satu tahun, dan kambing minimal telah masuk tahun kedua. Hal ini untuk memastikan bahwa hewan tersebut telah mencapai kematangan fisik dan dapat memberikan manfaat yang maksimal.

Selain itu, hewan kurban juga harus sehat dan gak cacat. Hal ini untuk memastikan bahwa daging kurban yang akan dikonsumsi oleh orang-orang yang membutuhkan aman dan bermanfaat bagi kesehatan. Kategori gak cacat dan sehat adalah mata hewan gak buta, telinga gak terpotong, kaki gak pincang, tanduk sempurna, gak sedang sakit atau memiliki penyakit tertentu, ekor gak terpotong, gak kurus, gak berkudis, serta gak sedang hamil dan menyusui.

Terakhir, penyembelihan hewan kurban harus dilakukan oleh juru sembelih halal di Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPH-R) atau oleh penyembelih yang memenuhi syarat-syarat syar'i, seperti beragama Islam, akil baligh, memiliki keahlian dalam penyembelihan, dan memahami tata cara penyembelihan secara syar'i. Dengan memenuhi syarat-syarat tersebut, ibadah kurban kita akan lebih bernilai di sisi Allah SWT.

4. Tata cara pelaksanaan

ilustrasi sembeli hewan qurban (youtube.com/Jawara Halal Indonesia)
ilustrasi sembeli hewan qurban (youtube.com/Jawara Halal Indonesia)

Berkurban itu gak cuma sebatas sembelih hewan aja, lho. Ada langkah yang harus kita pahami sebelum melaksanakannya. Langkah awal, kita perlu tahu bahwa kita bisa melaksanakan qurban sendiri atau meminta orang lain yang lebih ahli untuk melakukannya. Jadi, gak harus kita sendiri yang langsung sembelih hewan qurban. Asal ada panitia kurban dan tenaga kesehatan yang bisa awasi kondisi hewan kurban, semuanya akan berjalan lancar, kok.

Selanjutnya, sebelum sembelih hewan kurban, kita juga perlu memastikan kalau hewan itu dalam kondisi sehat. Kita gak mau kan sembelih hewan yang sakit-sakitan, kan? Jadi, pastikan ada tim yang mengawasi kesehatan hewan kurban sebelum dan saat pelaksanaannya, ya. 

Pada intinya, proses qurban ini gak bisa sembarangan. Ada prosedur dan aturan yang harus kita ikuti biar semuanya berjalan lancar dan sesuai syariat. Jadi, pastikan kita paham betul cara pelaksanaannya sebelum melangkah ke tahap berikutnya.

5. Tradisi qurban di Indonesia

foto Grebeg Gunungan di Keraton Yogyakarta (youtube.com/Kraton Jogja)
foto Grebeg Gunungan di Keraton Yogyakarta (youtube.com/Kraton Jogja)

Di Indonesia, tradisi qurban memiliki beragam makna dan praktik yang menarik. Dengan memahami dan menghormati tradisi ini, kita dapat lebih menghayati makna ibadah qurban serta meningkatkan kepedulian sosial dan spiritual dalam masyarakat.  Berikut adalah beberapa tradisi kurban yang umum ditemukan di Indonesia:

1. Qurban Kerbau di Kudus

Di Kudus, Jawa Tengah, ada tradisi unik tentang qurban, nih. Katanya, sapi gak boleh dikurbankan, guys! Gara-gara kepercayaan dari nenek moyang, lho. Jadi, buat warga Kudus, biasanya mereka pilih hewan lain kayak kambing atau domba buat dikurbankan, deh.

2. Meugang di Aceh

Di Aceh, ada tradisi yang seru nih, namanya meugang atau makmeugang. Tradisi ini dilakukan buat ungkapin rasa syukur atas kemakmuran yang mereka dapat, khususnya dalam menyambut hari besar umat Islam. Di acara meugang, mereka biasanya memotong sapi, kerbau, kambing, dan bahkan ayam serta itik. Nah, daging hasil qurban ini gak cuma buat keluarga yang berkurban, tapi juga dibagikan ke masyarakat yang kurang mampu. Jadi, selain sebagai ibadah, tradisi ini juga jadi ajang sosial buat saling berbagi.

3. Apitan di Semarang

Tradisi Apit ini hampir mirip dengan sedekah bumi yang sering dilakukan oleh suku Jawa di beberapa daerah, seperti Grobogan dan Semarang. Apitan ini biasanya dimulai dengan pembacaan doa, lalu dilanjutkan dengan arak-arakan hasil tani dan ternak yang akan diambil rebutan oleh masyarakat setempat. Jadi, bukan cuma sekadar acara seru-seruan, tapi juga sebagai bentuk ungkapan syukur atas hasil bumi yang mereka dapat.

4. Grebeg Gunungan di Keraton Yogyakarta

Grebeg Gunungan di Keraton Yogyakarta merupakan bentuk ungkapan syukur dari masyarakat setempat dalam merayakan Idul Adha. Tradisi ini dipercaya sebagai kebiasaan yang dilakukan oleh para Wali Songo. Ajang tahunan ini mengajarkan rasa syukur dan kebersamaan. Kita bisa lihat bagaimana masyarakat setempat saling berbagi dan merayakan keberkahan rezeki yang diberikan Allah SWT.

5. Manten Sapi di Pasuruan

Tradisi manten sapi di Pasuruan melibatkan pengorbanan sapi yang akan diambil rebutan oleh masyarakat setempat. Tradisi ini dipercaya menjadi kebiasaan Wali Songo sebagai bentuk ungkapan syukur di perayaan Idul Adha.

6. Kaul dan Abda’u di Maluku Tengah

Tradisi Kaul dan Abda’u di Maluku Tengah melibatkan warga menggendong kambing yang akan dikurbankan setelah shalat Idul Adha. Mengarak-arakkannya sambil diiringi dzikir dan shalawat sebelum akhirnya disembelih bersama hewan-hewan qurban lainnya.

7. Toron di Madura

Tradisi pulang kampung di Madura dikenal dengan nama Toron. Tradisi ini dilakukan pada saat perayaan Idul Adha, berbeda dengan tradisi pulang kampung yang biasanya dilakukan pada saat perayaan Idul Fitri

Melalui ibadah qurban, kita juga belajar untuk selalu bersyukur atas segala karunia yang telah diberikan Allah SWT. Kita diajarkan untuk gak melupakan mereka yang membutuhkan, dan selalu siap memberikan bantuan dan kasih sayang kepada sesama. Semoga semangat qurban tetap terjaga dalam hati kita setiap hari, dan kita selalu menjadi hamba yang taat kepada-Nya. Selamat Hari Raya Idul Adha, semoga Allah SWT menerima ibadah qurban kita dan memberkahi kita selalu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us