Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Membangun Suasana Audiens Saat Seminar, Praktikkan!

ilustrasi public speaker dalam suatu seminar (unsplash.com/Herlambang Tinasih Gusti)
ilustrasi public speaker dalam suatu seminar (unsplash.com/Herlambang Tinasih Gusti)

Keberhasilan acara seminar bukan terletak pada bagus atau tidaknya materi yang ingin kamu sampaikan kepada audiens. Terkadang pembawaan public speaker juga sangat mempengaruhi dalam membangun suasana seminar agar menjadi lebih hidup. Tapi, apa jadinya jika public speaker ini merasa tidak percaya diri ketika tidak adanya interaksi yang intens antara pembicara dengan si audiens itu sendiri. Seakan-akan suasana seminar jadi hening dan krik-krik

Ketika audiensmu krik-krik alias tidak memberikan umpan balik apapun atas interaksi yang kamu lontarkan, ini tandanya mereka perlu mendapatkan perhatian lebih dari si pembicara. Kondisi ini tidak jarang membuat public speaker jadi kurang percaya diri akibat tidak ada interaksi yang terjadi selama penyampaian materi. Lalu bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasannya berikut ini, yuk!

1. Bangun keakraban di awal dengan mengajak ngobrol kepada audiens

ilustrasi public speaker membangun interaksi kepada audiens di awal sesi (unsplash.com/ Priscilla Du Preez)
ilustrasi public speaker membangun interaksi kepada audiens di awal sesi (unsplash.com/ Priscilla Du Preez)

Alasan mengapa suasana seminar tiba-tiba jadi hening dan krik-krik adalah audiens kamu belum mengenal sepenuhnya tentang gaya bicara dan pembawaan kamu saat menyampaikan materi seminar. Kamu sebagai public speaker harus bisa menarik atensi mereka minimal 10-30 detik pertama sebelum fokus ke materi yang akan kamu bawakan.

Ajak mereka berinteraksi dengan kamu melalui pertanyaan-pertanyaan sederhana sebagai pemantik di awal seperti "temen-temen disini sudah pada sarapan belum?", "coba dong aku pengen tahu, kalian yang ikut seminar ini asalnya dari mana aja?", "sudah siap belum sama materi hari ini? Aku penasaran banget deh, yang jawab siap coba angkat tangannya hayooo" Dengan pancingan pertanyaan sederhana ini, tentunya kamu jadi lebih bonding dan suasana seminar jadi makin asyik.

2. Ajak berinteraksi di tengah sesi

ilustrasi pembicara sedang berinteraksi kepada audiens (unsplash.com/Herlambang Tinasih Gusti)
ilustrasi pembicara sedang berinteraksi kepada audiens (unsplash.com/Herlambang Tinasih Gusti)

Saat memasuki pertengahan sesi, public speaker wajib berkomunikasi secara langsung dua arah kepada audiens. Hal ini bisa kamu lakukan dengan sesekali tatap mata mereka sehingga harapannya audiens juga bisa menatap balik dan mereka jadi lebih fokus dengan penyampaianmu. Kamu bisa pancing dengan pertanyaan seperti "Siapa yang tahu istilah X? Ada yang bisa jawab?" "Sebelumnya disini ada yang tahu nggak sama konsep abc?" dan lain-lain.

Ketika audiens tampak fokus menyimak di penjelasan awal materi, public speaker jangan senang dulu. Coba ajak interaksi lagi kepada audiens saat memasuki pertengahan sesi. Biasanya pertengahan sesi ini menjadi indikasi antara audiens menyimak materimu dengan seksama atau justru mengabaikan pandangannya sekelebat dan memilih untuk tidak menyimak.

Kamu juga bisa mulai pancing lagi audiensnya dengan menanyakan apakah mereka sudah paham atau belum tentang materi yang kamu sampaikan. Selain itu, kamu juga bisa menyampaikan kepada audiens bilamana ada penjelasan yang terlalu cepat. Misalnya "Sampai sini paham ya penjelasannya, apa jangan-jangan kalian masih ada yang bingung?" "Kalau misalnya kecepetan ngomongnya, bilang aja, ya!" atau "Dari slide ini, kira-kira ada pertanyaan atau belum? Silakan"

3. Ajak audiens untuk menyelesaikan kata yang kamu ucapkan

ilustrasi audiens sedang menyimak materi dari pembicara (unsplash.com/antenna)
ilustrasi audiens sedang menyimak materi dari pembicara (unsplash.com/antenna)

Tanda audiens kamu krik-krik adalah tidak adanya kedekatan dari si pembicara. Agar audiens seminar kamu lebih terlibat dalam setiap sesi demi sesi, ajak mereka juga untuk menyelesaikan kata yang baru saja kamu ucapkan.

Misalnya ketika kamu menyebutkan "Jadi kunci untuk konsisten menulis sebenarnya semua itu dimulai dari ni...." Maka audiens bisa langsung memancing interaksi kamu dengan menyelesaikan kata tersebut.

4. Selipkan bumbu-bumbu humor agar audiens jadi lebih terlibat dalam interaksimu

ilustrasi audiens tertawa (unsplash.com/Herlambang Tinasih Gusti)
ilustrasi audiens tertawa (unsplash.com/Herlambang Tinasih Gusti)

Audiens yang krik-krik juga menjadi penanda bahwa seminar yang kamu bawakan terkesan kaku dan tidak cair. Agar suasana seminar kamu jadi lebih cair dan asyik, sah-sah saja apabila kamu menyelipkan nuansa humor di setiap penjelasan materi yang kamu sampaikan atau pada saat sesi tanya jawab.

Dengan memasukkan selipan humor tentunya dapat menjadi salah satu cara untuk membangun interaksi dan kedekatan kepada audiens seminar kamu. Alhasil, suasana seminar menjadi lebih santai dan menyenangkan

5. Selipkan juga iceb reaking di tengah-tengah materi agar tidak membosankan

ilustrasi sesi ice breaking (unsplash.com/Herlambang Tinasih Gusti)
ilustrasi sesi ice breaking (unsplash.com/Herlambang Tinasih Gusti)

Audiens sudah mulai bosan menyimak penjelasan kamu? Public speaker tidak perlu risau dulu! Kamu bisa gunakan teknik icebreaking di tengah-tengah materi. Misalnya kamu bisa melemparkan pertanyaan-pertanyaan awal (bila dilakukan sebelum materi) atau pertanyaan setelah materi disampaikan (setelah materi disampaikan). Hal ini dapat membantu menghilangkan kekakuan awal dan membangun ikatan di antara peserta seminar serta menciptakan suasana yang lebih santai dan ramah.

Menghadapi situasi audiens seminar yang krik-krik memang menjadi sebuah tantangan bagi seorang public speaker untuk memancing mereka agar mau menyimak penjelasanmu sampai selesai. Tapi jangan khawatir, kamu bisa menerapkan lima cara di atas agar suasana seminar kamu yang tadinya krik-krik menjadi lebih asyik karena pembawaan dan gaya bicara kamu. So, jangan lupa praktikkan langsung, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us