9 Rekomendasi Novel Sejarah Indonesia di iPusnas, Ada Laut Bercerita

Buat kamu booklovers, pasti sudah tidak asing lagi dengan aplikasi bernama iPusnas kan? Diciptakan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, aplikasi tersebut menawarkan layanan meminjam ebook secara gratis. Ada banyak buku dan novel yang disediakan iPusnas.
Mulai dari buku pelajaran, pengembangan diri, motivasi, novel romansa, hingga novel sejarah. Nah, bagi kamu yang sedang ingin membaca novel Indonesia bergenre sejarah di iPusnas, berikut ini rekomendasinya. Ada Laut Bercerita karya Leila S. Chudori, lho.
1. Gadis Kretek karya Ratih Kumala

Gadis Kretek merupakan sebuah novel yang memiliki latar waktu pada periode penjajahan Belanda hingga kemerdekaan Indonesia. Dengan latar Kota M, Kudus dan Jakarta, novel ini mengikuti perjalanan Tegar, Karim serta Lebas, pewaris Kretek Djagad Raya saat mencari seorang perempuan bernama Jeng Yah.
Diceritakan, Jeng Yah adalah nama seorang perempuan yang terus menerus dipanggil oleh Raja, ayah Tegar, Karim dan Lebas, saat menanti ajal. Perjalanan Tegar, Karim dan Lebas mencari Jeng Yah ternyata malah membuka rahasia keluarga mereka.
2. Entrok karya Okky Madasari

Entrok adalah novel yang menceritakan tentang bagaimana sikap negara terhadap rakyat kecil pada masa Orde Baru. Marni, perempuan buta huruf yang masih memuja leluhur, melalui sesajen dia memanjatkan harapannya. Tak pernah dia mengenal Tuhan, dengan caranya sendiri dia mempertahankan hidup.
Hal itu berbeda dengan Rahayu, anak Marni. Generasi baru yang terbentuk karena sekolah, pemeluk agama yang taat pada Tuhan, penjunjung akal sehat dan selalu berdiri tegak melawan leluhur.
Meski terikat darah, keduanya menjadi orang asing bagi satu sama lain selama bertahun-tahun. Hingga suatu hari, Marni dan Rahayu menyadari bahwa ada satu kesamaan di antara mereka, yakni sama-sama menjadi korban orang-orang berkuasa.
3. Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan

Berisi 520 halaman, novel Cantik Itu Luka mengikuti kisah kehidupan seorang perempuan bernama Dewi Ayu. Punya paras cantik, Dewi Ayu dipaksa menjadi pelacur oleh tentara Jepang dan Belanda. Dari pelacuran itu, Dewi Ayu pun dikaruniai empat anak perempuan yang tidak jelas ayahnya siapa.
Ketiga anak perempuannya punya paras yang tidak kalah cantik dengan Dewi Ayu, tetapi anak keempatnya memiliki paras buruk rupa sejak lahir. Terlepas dari fisiknya, Dewi Ayu memberi nama anak keempatnya dengan nama Cantik.
4. Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari

Novel Ronggeng Dukuh Paruk menyuguhkan kisah kehidupan Srintil, seorang penari ronggeng di sebuah desa bernama Dukuh Paruk. Berkat ronggeng, aktivitas perekonomian di desa tersebut yang awalnya buruk jadi membaik. Srintil pun menjadi tokoh yang amat terkenal dan digandrungi.
Namun, karena hal itu Srintil harus rela menjadi objek seksualitas. Kebebasannya menjadi perempuan pun berakhir. Pada tahun 1965, malapetaka politik membuat Dukuh Paruk hancur. Warga di sana divonis sebagai manusia-manusia pengkhianat negara.
Mereka ditahan dan diperlakukan semena-mena oleh para tentara dan penguasa. Srintil juga ikut ditahan, tapi karena kecantikannya ia tidak diperlakukan semena-mena.
5. Sang Keris karya Panji Sukma

Sang Keris merupakan sebuah novel yang menghadirkan sudut pandang bukan dari tokoh manusia, melainkan sebuah benda, yakni keris. Pembaca akan diajak menjelajahi sejarah Indonesia lewat keris yang terus berpindah tangan sejak masa kerajaan, era kolonial, masa kemerdekaan, hingga ke abad 21 atau zaman modern.
Perjalanan sebilah keris yang terus berpindah tangan ini, membuat ada banyak tokoh yang muncul dengan cerita yang berbeda-beda di tiap babnya. Ada cerita tentang perebutan harta, tahta dan wanita, hingga cerita tentang dunia politik.
6. Ajaklah Tuhan ke Tanah Jawa karya Sekar Ayu Asmara

Berlatar waktu pada tahun 1940, novel Ajaklah Tuhan ke Tanah Jawa mengisahkan tentang kehidupan Rebekah Blumenfeld, seorang perempuan yang digadang-gadang akan menjadi musisi masa depan negeri Belanda. Namun, kedatangan Nazi Jerman membuat kehidupan Rebekah porak poranda.
Menikah dalam semalam dirinya langsung menjanda keesokan harinya. Demi keselamatan, ia dan keluarganya pun harus berpencar. Dengan membawa biola kesayangannya, Rebekah memutuskan berlayar ke Tanah Jawa bersama adiknya yang cacat.
Sayangnya, saat di Tanah Jawa Rebekah tak juga mendapatkan kedamaian. Dirinya malah terjebak di kamp konsentrasi Jepang yang tak kalah kejamnya.
7. Semua untuk Hindia karya Iksaka Banu

Semua untuk Hindia merupakan sebuah kumpulan cerita pendek yang seluruh kisahnya terjadi saat Indonesia masih bernama Hindia Belanda. Kisah-kisahnya mengambil latar waktu dari masa kedatangan Cornelis de Houtman pada 1596 hingga masa-masa awal Indonesia merdeka.
Di setiap bab, tokoh utamanya selalu berbeda-beda. Ada wartawan perang, polisi, tentara, pastor, administratur perkebunan tembakau, dokter tentara, hingga seorang Nyai. Konflik yang mereka hadapi pun terkait dengan peristiwa-peristiwa sejarah yang pernah terjadi pada masa kolonialisme.
8. Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis

Berlatar di Jakarta pada masa revolusi kemerdekaan, novel Jalan Tak Ada Ujung mengikuti kisah kehidupan guru bernama Isa. Sosok Isa digambarkan sebagai guru yang berhati lembut dan tidak suka pada kekerasan. Akibat pendudukan Jepang di Indonesia dan perang kemerdekaan, Guru Isa mengalami tekanan batin dan selalu merasa ketakutan.
Alhasil dirinya tidak bisa membahagiakan istrinya, Fatimah secara batin. Oleh karena itu juga Fatimah berselingkuh dengan pemuda pemberani sekaligus sahabat Guru Isa yang bernama Hazil.
Guru Isa dan Hazil bertemu saat keduanya menghadiri perkumpulan pemuda, sebuah organisasi untuk melawan serdadu-serdadu. Sama-sama menyukai musik, Guru Isa dan Hazil pun menjadi akrab. Sejak saat itulah, Hazil sering bermain ke rumah Guru Isa.
9. Laut Bercerita karya Leila S. Chudori

Rekomendasi terakhir novel sejarah yang ada di iPusnas berjudul Laut Bercerita. Berisi 379 halaman, novel ini menghadirkan kisah perjuangan Laut, seorang mahasiswa sekaligus aktivis kritis yang berani menyuarakan isu sosial pada masa orde baru. Dianggap berbahaya oleh para penguasa, Laut beserta kelompoknya ditangkap dan disiksa.
Walaupun disiksa secara fisik dan mental, Laut tetap bersikukuh memegang prinsipnya sampai akhir. Dengan membaca novel Laut Bercerita, pembaca akan mengetahui fakta-fakta sejarah dan semua yang terjadi pada masa itu dengan cara sederhana namun bermakna.
Sembilan novel di atas wajib banget masuk daftar bacaanmu kalo kamu penggemar novel Indonesia bergenre sejarah. Sebab, selain menambah wawasan tentang peristiwa sejarah, novel-novel tersebut juga menyuguhkan cerita yang menarik, nih.